10 Fakta Orangtua Prabowo Subianto, Miliki Banyak Perbedaan

Prabowo Subianto merupakan anak ketiga dari pasangan Soemitro Djojohadikoesoemo dan Dora Marie Sigar.

Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama usai papanya terlibat dalam menentang pemerintah Presiden Soekarno dalam Pemerintahan Revolusioner RI di Sumatra Barat. 

Tak menetap di satu negara saja, ia kerap berpindah-pindah negara mengikuti tugas orangtuanya. Prabowo menempuh pendidikan sekolah dasar di Hongkong, kemudian pindah ke Malaysia, Swiss, dan menamatkan sekolah menengah atas di American School di Inggris. 

Pasca jatuhnya Soekarno dan naiknya Soeharto, keluarga Prabowo kembali ke tanah air. Kemudian Prabowo masuk akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. 

Prabowo Subianto memiliki darah keturunan ningrat dari garis keluarga papanya.

Silsilah keturunan ningrat itu dimulai dari Sultan Agung ke Raden Adipati Mangkuprojo, Raden Tumenggung Indrajik Kartonegoro, Raden Tumenggung Kertanegara, dan Raden Kartoatmtojo. 

Ia merupakan keturunan ke-8 Trah Sultan Agung Mataram dan Kesultanan Yogyakarta Hamengkubowono (HB) I. 

Kemudian, Raden Kartoatmojo menikah dengan bangsawan dari Kesultanan Yogyakarta RA Djojoatmojo. Dari pernikahan tersebut kemudian berlanjut ke Raden Tumenggung Mangkuprojo dan berikutnya Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo. 

Ia adalah kakek Prabowo sekaligus pendiri Bank Negara Indonesia (BNI).

Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan papanya Prabowo berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Ia adalah seorang pakar ekonomi sekaligus politisi Partai Sosialis Indonesia yang saat itu baru saja menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir periode 1950-1951.

Tak lama setelah kelahiran putra ketiganya, Soemitro diangkat kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo periode 1952-1953. Sederet jabatan menteri di era Orde Lama sampai Orde Baru pernah diemban oleh Soemitro. 

Tak heran jika Soemitro dikenal sebagai tokoh paling terkemuka di eranya. 

Dora Marie Sigar merupakan mama kandung Prabowo Subianto yang lahir di Manado pada tahun 21 September 1921. Ia berasal dari keluarga Minahasa yang memeluk agama Kristen. 

Tak sendirian, Marie memiliki dua saudara kandung bernama Jopie Sigar dan Remy Sigar. 

Papanya adalah Philip Fredrik Laurens Sigar yang merupakan seorang pegawai negeri sipil dan anggota Volksraad. Sementara itu, mamanya yang bernama Remy Tumbelaka merupakan seorang guru. 

Mamanya Prabowo menempuh pendidikan dasar hingga menengah di tanah kelahirannya, Manado. Setelah itu, ia melanjutkan studi di sekolah ilmu keperawatan beda di Kota Utrecht, Belanda, sesuai dengan cita-citanya untuk menjadi perawat profesional. 

Keteguhan dan dedikasi Marie dalam pendidikan keperawatan, serta keterlibatannya dalam kegiatan mahasiswa Indonesia di luar negeri memperlihatkan beberapa komitmennya sebagai profesional maupun sebagai bagian dari pergerakan sosial politik Indonesia. 

Meskipun berasal dari daerah berbeda, kedua orangtua Prabowo Subianto bertemu saat keduanya sedang berada di Belanda.

Soemitro sendiri sempat mengenyam pendidikan di Nederlandse Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda. Sementara itu, Marie merupakan mahasiswi keperawatan di Utrecth, Belanda. 

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, pertemuan pertama mereka terjadi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesia Christen Jongeren (Mahasiswa Kristen Indonesia). Tak disangka, di lain waktu mereka berjumpa lagi. 

Pertemuan selanjutnya terjadi ketika Soemitro harus menjalani perawatan usus besar akibat tumor. Saat itu, Marie bertindak sebagai perawat yang bertugas menangani penyakit Soemitro. 

"Dia menuduh saya yang naksir duluan. Padahal dia yang naksir saya," tutur Soemitro dalam biografinya yang menjadi awal perjalanan cinta mereka. 

Soemitro pulang ke tanah air pada tahun 1946. Tak lama kemudian, Marie menyusulnya. 

Kedua orangtua Prabowo Subianto menikah pada 7 Januari 1947 di kawasan Matraman pada masa Perang Dunia II di Indonesia kala itu. Mamanya Prabowo yang memiliki paras Belanda sangat tidak menguntungkan pada masanya. 

Pasalnya, paras Belanda tersebut bisa menjadi sasaran buta kaum Republiken yang benci terhadap Belanda. 

Setelah menetap di Jakarta dan dikaruniai anak, Soemitro memutuskan mengabdikan diri sebagai akademisi dan pejabat negara. Sementara itu, Marie menjadi ibu rumah tangga yang mengurus anak-anaknya dengan kasih sayang. 

Dora Marie sendiri menjadi saksi dari perjuangan anak-anaknya yang kini sukses dalam bidangnya masing-masing. 

Biantiningsih Miderawati Djiwandono merupakan anak pertama mereka yang kini telah menikah dengan seorang Jenderal TNI Angkatan Darat bernama Soedradjad Djiwandono. Kakak sulung Prabowo ini cukup aktif dalam bidang politik. 

Anak kedua mereka adalah Marjani Ekowati le Maistre yang menikah dengan Jean le Maistre, seorang diplomat Prancis yang pernah menjadi duta besar Indoenesia. Marjani juga sempat menjadi salah satu tim sukses sang adik, Prabowo. 

Selanjutnya adalah Prabowo Subianto yang mengikuti jejak papanya sebagai tentara dan politisi. Bahkan kini, ia adalah Presiden Republik Indonesia. 

Hashim Sujono Djojohadikusumo sebagai anak bungsu adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki berbagai bisnis di bidang pertambangan, energi, properti, telekomunikasi, media dan lainnya. 

Kedua orangtua Prabowo merupakan pasangan yang memiliki banyak perbedaan, terutama dalam segi agama dan suku. Meskipun demikian, perbedaan tersebut membuat pasangan ini dan keluarga mereka tumbuh dengan rasa saling menghargai serta demokratis yang tinggi. 

Orangtua Soemitro dan Dora Marie sendiri tak masalah dengan perbedaan tersebut. Pernikahan itu membuat keluarga besar mereka penuh keragaman. 

Mereka sempat tinggal di rumah orangtua Soemitro, Margono Djojohadikoesoemo. Keluarga Soemitro sendiri diketahui sebagai pemeluk agama Islam. 

Papanya Prabowo meninggal dunia pada 9 Maret 2001 di usia 84 tahun. Beliau meninggal di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rawamangun, Jakarta Timur dan dimakamkan di TPU Karet Bivak. 

Tujuh tahun kemudian, Marie meninggal dunia pada usia 87 tahun usai dirawat selama lebih dari satu tahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Ia disebut menderita sakit kanker getah bening. Jenazah Marie dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. 

Itulah beberapa fakta orangtua Prabowo Subianto yang berhasil dirangkum. Perbedaan yang hadir dalam kisah orangtua Prabowo memberikan inspirasi yang kuat soal rasa saling menghargai dan menghormati dalam keluarga.  

Semoga bisa menginspirasi ya, Ma.