Nia Dinata Siapkan Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian, Tayang 2026
- Nia Dinata merasa tema poligami masih sangat relevan, namun kini wajah dan bentuknya telah berubah.
- Seperti versi orisinalnya, film ini akan menghadirkan tiga kisah perempuan dari latar sosial dan generasi yang berbeda. Ketiga karakter utama, Kamila, Karina, dan Kianti, akan merepresentasikan cara masing-masing perempuan menghadapi situasi tak terduga ini.
- Syuting film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian dijadwalkan akan dimulai pada awal tahun 2026 dan tayang perdana pada tahun yang sama.
Sutradara kenamaan Indonesia, Nia Dinata, kembali dengan proyek film terbarunya yang telah lama dinantikan. Secara resmi, Nia mengumumkan produksi film berjudul Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian. Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Gramedia Matraman, Jakarta, pada hari Rabu (19/11/2025).
Film ini merupakan kelanjutan, sekaligus interpretasi ulang, dari film orisinal Berbagi Suami yang rilis pada tahun 2006. Film pertama berhasil mencetak prestasi membanggakan, di antaranya meraih Golden Maile Award sebagai Best Feature Film dalam Hawaii International Film Festival, Amerika Serikat, dan juga Movie of the Year dari Guardians e-Awards pada tahun 2007.
Dalam sesi pengumuman tersebut, Nia menjelaskan alasannya kembali mengangkat tema poligami dua dekade kemudian. Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian dijadwalkan akan memulai syutingnya pada awal tahun 2026, setelah naskah dikembangkan intensif sejak September 2025, dan direncanakan tayang perdana di bioskop pada tahun 2026.
Berikut Popmama.com telah merangkum bagaimana Nia Dinata siapkan film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian yang akan segera tayang pada tahun 2026.
Yuk, kita simak!
1. Film kembali menyoroti dilema poligami dengan wajah yang berubah
Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian merupakan interpretasi ulang dari karya orisinal tahun 2006 yang sempat meraih penghargaan bergengsi Golden Maile Award. Nia merasa bahwa isu dilema poligami masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, meskipun bentuk dan cara pandangnya telah banyak berubah.
Nia menjelaskan bahwa film orisinal dibuat sebagai kritik sosial atas isu poligami yang sedang ramai diperbincangkan dua dekade lalu. Kini, tema tersebut diangkat kembali untuk memperlihatkan bagaimana wajah dan kompleksitas isu ini telah bertransformasi, menjadikannya topik yang wajib direfleksikan kembali oleh masyarakat kontemporer.
Melalui remake ini, Nia ingin memastikan bahwa filmnya tidak hanya menyuguhkan drama semata, tetapi juga berfungsi sebagai cermin. Film ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana perempuan kini menavigasi isu tersebut, sekaligus memicu diskusi mendalam tentang isu-isu perempuan yang masih menghiasi realitas sosial.
2. Konflik dan relasi kompleks kini diangkat dalam lanskap era digital
Lanskap konflik dalam film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian akan berbeda total dari versi tahun 2006. Jika dulu fokus pada konflik personal dan struktural dalam rumah tangga, kali ini film akan mengekspos relasi yang lebih kompleks di tengah masyarakat urban dan dilema yang timbul akibat keberadaan media digital.
Era digital telah mengaburkan batas antara privasi dan ranah publik. Poligami di era ini tidak hanya melibatkan istri dan suami secara internal, tetapi juga mendapat sorotan, bahkan intervensi, dari media sosial dan publik. Hal ini menambah lapisan konflik baru yang lebih pelik dan modern.
Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian akan menghadirkan tiga kisah perempuan dari generasi dan latar yang berbeda, bernama Kamila, Karina, dan Kianti. Masing-masing karakter ini akan merepresentasikan bagaimana perempuan lintas generasi menghadapi dilema poligami dalam tekanan hidup yang sangat berbeda di tengah masifnya informasi dan tuntutan citra di media sosial.
3. Film hadir sebagai cermin isu perempuan yang masih sangat relevan
Alasan utama Nia membuat versi terbaru ini adalah keyakinannya bahwa isu perempuan yang dibahas di film original masih sangat urgent di Indonesia. Film ini menjadi medium untuk menunjukkan bahwa perjuangan perempuan dalam isu poligami masih perlu disoroti.
Pengerjaan naskah film ini telah dimulai intensif sejak September 2025. Proses yang detail ini memastikan bahwa film tidak hanya mengulang cerita lama, tetapi benar-benar menyajikan kritik sosial yang tajam dan relevan dengan realitas yang dialami perempuan saat ini.
Dengan jadwal syuting yang akan dimulai pada awal tahun 2026 dan target tayang pada tahun yang sama, film ini diharapkan bisa kembali memicu diskusi publik yang sehat dan konstruktif. Film ini ingin menempatkan isu poligami, serta peran perempuan di dalamnya, sebagai topik yang harus terus dibahas di ruang publik.
Itulah rangkuman dari bagaimana Nia Dinata siapkan film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian yang akan segera tayang pada tahun 2026.
Film ini diharapkan dapat kembali memicu diskusi publik yang sehat dan konstruktif mengenai isu poligami. Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian adalah cermin bagi perempuan modern untuk menavigasi relasi, peran rumah tangga, dan kepercayaan diri di era digital.
FAQ Seputar Nia Dinata
| Nia Dinata siapa? | Nur Kurniati Aisyah Dewi (lahir 4 Maret 1970 di Jakarta, Indonesia), lebih dikenal sebagai Nia Dinata, adalah seorang sutradara film Indonesia. Film-filmnya dikenal mengangkat isu-isu kontroversial atau "berisiko" di Indonesia seperti homoseksualitas, pekerja migran, dan poligami. |
| Nia Dinata cucu siapa? | Nia Dinata, sutradara kondang Nur Kurniati Aisyah Dewi atau Nia Dinata dikenal sebagai cucu pahlawan Nasional Otto Iskandardinata dan putri dari Dicky Iskandardinata. |
| Siapa suami Nia Dinata? | Suami dari sutradara Nia Dinata adalah Constantine Papadimitriou. Mereka menikah pada tanggal 7 Januari. |
