Nyoman Paul Curhat Pernah Dibawa Kabur Papanya

Kehidupan keluarga Nyoman Paul berubah drastis sejak usianya masih sangat kecil. Paul lahir di Jakarta ketika papanya bekerja di sana selama 15 tahun. Namun, kebahagiaan keluarga tidak berlangsung lama karena ketidakharmonisan keluarga yang berujung pada perceraian.

Penyebab perceraian kedua orangtuanya Paul karena gaya hidup yang berlebihan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Paul menggambarkan kondisi saat itu disebabkan oleh "too much party" hingga kedua orangtuanya kehilangan kendali.

Situasi semakin memanas ketika terjadi titik puncak emosi yang tidak bisa lagi ditahan, sehingga mereka memutuskan untuk berpisah. Kejadian ini tentu tak dapat Paul ingat secara langsung, namun dampaknya begitu terasa dalam proses tumbuh kembangnya.

Momen paling traumatis dalam hidup Nyoman Paul terjadi saat drama perebutan dirinya. Dalam situasi yang kacau, Paul yang masih berusia 2 tahun menjadi korban dari pertarungan emosional kedua orangtuanya.

"Adiknya mama sih yang bawa Paul kabur. Paul dibawa ke Bali, terus dia ke Bali. Pura-pura untuk dibawa ke rumah tua. Ternyata Paul dibawa ke bandara," kenang Paul.

Hal yang membuat situasi semakin kompleks, ternyata ada unsur pengkhianatan dari teman dekat keluarga. Ada konspirasi untuk membawa Paul ke Bali dengan dalih mengunjungi rumah nenek, padahal tujuan sebenarnya adalah bandara.

Akibat dari drama perebutan tersebut, Nyoman Paul sama sekali kehilangan kontak dengan sang mama. Selama bertahun-tahun, ia tumbuh tanpa mengenal sosok mama kandungnya.

"Sempat tuh nggak tau mama. Nggak tau nama mama, nggak tau muka mama sampai 2007 atau 2008. Jadi 7 tahunan," ungkap Paul.

Kehilangan kontak dengan mama selama masa emas tumbuh kembang membuat Paul mengalami kebingungan identitas. Ketika ditanya tentang nama mamanya, Paul bahkan menyebut "Jasmine" nama pembantu yang merawatnya sebagai mamanya. Terlebih saat ditanya guru siapa nama dari mamanya paul.

Setelah "berhasil" membawa Nyoman Paul, sang papa membawa putranya berkeliling dunia karena tuntutan pekerjaan. Mereka tinggal di berbagai negara termasuk Sweden selama 6 tahun, kemudian ke Shanghai China, dan sempat juga ke Pune India.

"Papa dipindah tugaskan ke Shanghai. Jadi ikut dia keliling sempat ke China, Shanghai. Habis itu ke Pune, ke India," cerita Paul.

Meski berkeliling dunia, Paul merasa kesepian. Papanya sering meninggalkannya sendirian atau menitipkan Paul kepada pembantu ketika harus bekerja atau keluar malam.

"Papa juga banyak saksi waktu jadi single parent juga. Menurut Paul masih sering keluar malam. Terus kayak nitipin Paul ke kayak pembantu," ungkap Paul.

Pertemuan kembali dengan mama terjadi ketika Nyoman Paul sudah berusia sekitar 9-10 tahun. Sang mama tidak pernah berhenti mencari kabar anaknya akhirnya berhasil menemukan keberadaan Paul dan papanya.

"First moment mama nangis nangis banget. Terus dia kayak. Ingat mama? Ini mama namanya Kadet Sri Widari," kenang Paul.

Namun, pertemuan ini justru membingungkan Paul karena ia sudah tidak mengenal mamanya dan tidak bisa berbahasa Indonesia, sementara mamanya berusaha berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Itulah rangkuman dari Nyoman Paul pernah dibawa kabur papanya. Ada trauma masa kecil di dalam Nyoman Paul.