“Sebenarnya tiap laki laki punya cara pengambilan keputusan yang beda-beda, dan semuanya sah-sah saja. Ketika ada orang seperti Arga (karakter utama di film ‘Namamu dalam Doaku’) yang selalu menyelesaikan masalahnya sendiri, nggak mau sharing kegalauannya atau masalah di luar rumah, itu bukan semata-mata karena dia adalah orang yang egois,” kata Vino G. Bastian saat sesi Popmama Talk Edisi September 2025.
Kata Vino G. Bastian Soal Suami Harus Selalu Kuat di Mata Keluarga

- Seorang kepala rumah tangga menyimpan masalah sendiri bukan berarti egois
- Pola asuh sejak kecil menentukan kepribadian saat berumah tangga
- Kebanyakan kepala rumah tangga tidak ingin memperlihatkan sisi lemahnya
Vino G. Bastian membagikan pandangannya mengenai peran suami dalam keluarga. Suami Marsha Timothy ini menilai setiap laki-laki punya cara sendiri dalam mengambil keputusan, termasuk saat memilih untuk menyimpan masalahnya demi melindungi keluarga.
Menurutnya, pola asuh sejak kecil menentukan karakter seperti apa yang akan ia terapkan saat sudah berumah tangga nanti. Meski selalu terlihat kuat, ada kalanya seorang suami atau papa menyimpan sisi rapuh yang disembunyikan demi melindungi keluarga.
Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut mengenai pandangan Vino G. Bastian tentang suami harus terlihat kuat di mata keluarga.
1. Suami kerap menyimpan masalah sendiri bukan berarti egois

Vino G. Bastian membagikan pandangannya tentang sosok suami yang sering kali terlihat kuat di mata keluarga. Menurutnya, setiap laki-laki memiliki cara berbeda dalam menghadapi masalah, dan itu hal yang normal
Ada yang lebih memilih menyimpannya sendiri tanpa banyak bercerita. Hal ini bukan semata-mata karena dia egois, dia justru tidak ingun membebani keluarga dengan masalahnya.
2. Pola asuh sejak kecil menentukan kepribadian saat berumah tangga

Menurut Vino, pengalaman dan didikan masa kecil dapat membentuk karakter seseorang dalam menjalani kehidupan rumah tangga kelak. Sebagai contohnya, ketika sejak kecil diajarkan bahwa laki-laki tidak boleh cengeng, maka sikap itu bisa terus terbawa hingga dewasa.
Artinya, cara orangtua mendidik anak bukan hanya berpengaruh pada masa kanak-kanak, tetapi juga bisa menentukan bagaimana orang tersebut bersikap ketika membangun keluarga kelak.
“Mungkin dari pengalaman hidupnya, dulu saat masih kecil terbiasa nggak dibolehin nangis, itu yang akan membentuk pribadi orang menjadi beda-beda. Ada yang mungkin dididik orangtuanya lemah lembut, dirangkul saat ada masalah sama teman di sekolah. Pengalaman itu yang membentuk karakter untuk dibawa sampai dewasa,” ungkap Vino.
“Ketika dia sudah dididik seperti itu, kayak laki-laki nggak boleh cengeng, akhirnya itu ngebentuk ketika dia berumah tangga,” lanjutnya.
3. Kebanyakan kepala rumah tangga tidak ingin memperlihatkan sisi lemahnya

Kebanyakan laki-laki di luar sana, khususnya yang telah berstatus sebagai kepala rumah tangga, cenderung tidak ingin memperlihatkan kelemahan kepada keluarganya. Kebiasaan ini membuat mereka memilih untuk menyimpan perasaan dan beban sendiri. Sebab, sejak awal sudah terbentuk pola pikir untuk tidak menunjukkan sisi rapuh di depan keluarga.
“Apalagi, kalau dia sebagai kepala rumah tangga, dia nggak mau tuh memberikan beban itu kepada orang-orang yang disayangi. Dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya. Biasanya itu yang membentuk laki-laki menyembunyikan rasa itu semua,” jelas Vino.
“Ibaratnya nih, ada maling di dalam rumah, nggak mungkin laki-lakinya juga nggak takut, kita nggak pernah tau maling itu bawa senjata apa. Tapi laki-laki lah yang akan pertama kali menghadapi maling itu, karena buat dia ya saya mati nggak papa yang penting jangan keluarga saya. Itu sisi laki-laki yang lain, orang bilang dia nggak banyak bicara, tapi lebih banyak aksi walaupun kadang aksi itu nggak selalu benar,” sambungnya.
4. Komunikasi antar keluarga menjadi jalan keluar terbaik agar terhindar konflik

Bagi Vino, komunikasi menjadi kunci terbaik untuk menghindari konflik dalam kehidupan rumah tangga. Karena berdasarkan pengalamannya, solusi atas sebuah masalah sering kali justru hadir melalui komunikasi bersama pasangan.
Meski terdengar sederhana, memulai komunikasi bukanlah hal mudah. Rasa gengsi maupun takut kerap menjadi penghalang untuk terbuka satu sama lain. Dari pengalaman itulah ia belajar bahwa setiap anggota keluarga perlu membuka ruang komunikasi yang lebih baik. Hal ini dilakukan agar masalah tidak hanya dipendam sendiri, melainkan bisa diselesaikan bersama dengan saling mendukung.
“Tapi menurut saya, komunikasi adalah jalan keluar terbaik. Karena dalam sebuah keluarga, misalnya suaminya ada masalah, mungkin Tuhan ngasih solusinya itu di istrinya. Istri juga gitu, ketika dia punya masalah, ternyata solusinya ada di suaminya. Simpel sih tapi kan kadang buat memulai komunikasi itu kebanyakan gengsi, kadang takut. Saya sendiri juga jadi belajar kita semua harus ngebuka ruang komunikasi yang lebih baik lagi sama anggota keluarga,” ujarnya.
5. Vino G. Bastian selektif dengan apa yang akan diceritakan ke keluarga

Ketika ditanya apakah dirinya termasuk tipikal orang yang selalu bercerita kepada keluarga, Vino mengaku tidak sepenuhnya begitu karena dirinya termasuk selektif sebelum bercerita. Ia menjelaskan bahwa ada hal-hal tertentu yang memang ia ceritakan, dan ada juga yang tidak.
Pasalnya, setiap masalah punya porsi masing-masing. Beberapa hal ada yang dibagikan ke istri, namun ada juga yang ia pilih untuk diselesaikan sendiri terlebih dahulu tanpa harus melibatkan orang lain.
“Nggak juga. Tetap ada hal yang saya ceritain, ada yang nggak. Ada yang diceritakan ke istri aja, ada yang ke anak nggak. Saya milih-milih gitu kalau mau bercerita. Kalau misalnya ada masalah yang kira-kira bisa diselesaikan sendiri, pasti saya akan selesaikan sendiri terlebih dahulu,” cerita Vino.
Namun, Vino juga tak bisa memungkiri bahwa ada kalanya sebuah persoalan memang perlu dibicarakan bersama. Dalam kondisi seperti itu, ia memilih untuk lebih cepat menceritakannya, terutama kepada sang istri. Baginya, pasangan hidup bisa jadi sumber solusi yang tak terduga, dan hal itu sudah ia alami sendiri dari beberapa pengalaman.
“Tapi kalau misalnya harus diselesaikan bareng-bareng, lebih baik lebih cepat diceritakan, karena saya percaya siapa tahu solusinya ternyata ada di istri, karena beberapa kejadian di pengalaman saya begitu,” pungkasnya.
Nah, itu dia mengenai pandangan Vino G. Bastian tentang suami harus terlihat kuat di mata keluarga. Apakah Mama dan Papa sepakat dengan pendapat aktor satu ini?
POPMAMA TALK September 2025 - Vino G. Bastian
Aktor
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto


















