Refleksi Arya Saloka soal Hubungan dan Kehidupan dari Serial Algojo

Dalam Algojo, Arya Saloka berperan sebagai Zar, seorang tukang ojek yang memiliki hubungan dingin dengan papanya setelah mamanya meninggal. Konflik batin antara keduanya menjadi salah satu inti emosional dari cerita.

Arya mengakui bahwa kisah ini terasa sangat manusiawi karena menggambarkan sisi rapuh hubungan keluarga yang sering dihindari banyak orang.

“Manusia pasti punya kesalahan. Tuhan saja memaafkan, masa manusia tidak?” ujar Arya.

Ucapannya disertai jeda panjang, seolah ia sedang merenungi makna kalimat itu sendiri. Bagi Arya, keluarga adalah tempat di mana kesalahan justru seharusnya menjadi ruang untuk tumbuh, bukan alasan untuk menjauh.

Arya menegaskan bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari cinta, dan penerimaan adalah bentuk kasih sayang paling tulus dalam keluarga.

Arya Saloka mengaku bahwa proses pendalaman karakter di Algojo membuatnya banyak merenungkan makna memaafkan. Ia tidak berbicara tentang kematian atau kehilangan, melainkan tentang waktu, sesuatu yang sering kali membuat kita menunda hal penting.

“Jadi, ketika ingin memaafkan seseorang, ya maafkanlah jangan sampai terlambat. Ketika orang itu sudah gak ada, kita pasti akan nyesel nantinya.”

Bagi Arya, penyesalan terbesar bukan datang karena seseorang pergi, tetapi karena kita terlalu lama menunggu untuk melakukan hal baik. Ia menekankan bahwa memaafkan adalah cara terbaik untuk melepaskan beban di hati dan membiarkan diri kita berjalan lebih ringan.

Dalam hubungan apa pun, baik dengan keluarga, pasangan, maupun teman, pengampunan selalu menjadi jalan menuju kedamaian batin.

Sebagai aktor yang sering memerankan karakter emosional, Arya Saloka memahami betul bahwa amarah dan cinta adalah dua hal yang sangat dekat.

Arya mengaku sering belajar dari peran-peran yang ia mainkan, terutama tentang bagaimana emosi dapat membangun atau justru merusak hubungan.

“Jangan mengedepankan emosi sebelum berpikir,” jelasnya.

Menurutnya, dalam setiap hubungan, kemampuan menahan diri dan memilih kata dengan hati-hati adalah bentuk kasih yang nyata. Arya menegaskan bahwa cinta tidak selalu ditunjukkan dengan tindakan besar, melainkan melalui ketenangan dalam menghadapi perbedaan.

Ketika seseorang mampu menahan amarah dan tetap memilih berbicara dengan lembut, di situlah kedewasaan tumbuh.

Itulah rangkuman refleksi Arya Saloka soal hubungan dan kehidupan dari serial Algojo. Arya mengatakan bahwa Algojo bukan hanya proyek akting yang menantang, tetapi juga pengalaman yang memberinya banyak pelajaran hidup.

Papa satu anak ini belajar bahwa hubungan manusia, baik dalam keluarga maupun dengan orang lain, selalu membutuhkan pengertian, kesabaran, dan kemampuan untuk memaafkan.