6 Keresahan Pasangan saat Long Distance Marriage

Long Distance Marriage akan menguji kesetiaan dan kepercayaan masing-masing individu

2 Juli 2023

6 Keresahan Pasangan saat Long Distance Marriage
Pexels/MART PRODUCTION

Tidak semua pasangan suami istri memiliki kesempatan untuk tinggal bersama setelah menikah. Beberapa pasangan harus menjalani long distance marriage (LDM) karena beberapa alasan seperti salah satu pasangan harus bekerja, menempuh pendidikan, atau masalah keluarga. 

Menjalani LDM tentu tidak mudah bagi pasangan suami istri, terutama mereka yang baru saja menikah. LDM akan menguji kesetiaan dan kepercayaan masing-masing individu. Selain itu, masalah akan sering muncul dalam kehidupan berumah tangga. 

Apa saja keresahan yang dirasakan pasangan suami istri yang sedang menjalani long distance marriage (LDM)? Keresahan-keresahan tersebut perlu diketahui secepatnya agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 

Berikut rangkuman Popmama.comsoal keresahan-keresahan yang seringkali muncul ketika pasangan suami istri menjalani LDM seperti dilansir dari Boldsky.

1. Sering merasa cemburu

1. Sering merasa cemburu
Pexels/Rodnae-prod

Kecemburuan menjadi sebuah keresahan utama bagi pasangan yang menjalani LDM.

Pasalnya, kedua belah pihak jarang bertemu dan tidak mengetahui aktivitas sehari-hari. Hal itulah yang menimbulkan kekhawatiran dan kecemburuan dan memengaruhi hubungan pernikahan

Kecemburuan memang wajar terjadi, terutama jika Mama atau pasangan sering berinteraksi dengan teman lawan jenis. Namun, rasa cemburu tetap harus terkontrol. Kecemburuan yang tidak dapat dikendalikan bisa merusak hubungan pernikahan. 

Jika Mama atau pasangan mulai cemburu, sebaiknya diskusikan baik-baik untuk mengetahui penyebab kecemburuan tersebut. Jangan sampai Mama atau pasangan menyembunyikan perasaan tersebut, lalu memperburuk hubungan.

2. Khawatir pasangan selingkuh

2. Khawatir pasangan selingkuh
Pexels/Rodnae-prod

Keresahan berikutnya yang sering dirasakan pasangan LDM, yakni kekhawatiran pasangan akan selingkuh dengan orang lain. Mama khawatir pasangan akan selingkuh karena bosan menjalani LDM atau sudah tidak mencintai Mama lagi. Pikiran-pikiran itu terus menghantui Mama selama menjalani LDM. 

Padahal, selingkuh bukanlah dipicu seberapa jauh jarak Mama dan pasangan. Selingkuh berawal dari karakter seseorang dan keinginan untuk memilih kekasih baru. 

Jika Mama yakin pasangan memiliki karakter yang baik, maka buanglah keresahan soal perselingkuhan tersebut. Sebab, kunci utama dalam menjalin hubungan pernikahan adalah komunikasi dan kepercayaan. 

Editors' Pick

3. Sering miskomunikasi

3. Sering miskomunikasi
Pexels/Rodnae-prod

Selama menjalani LDM, Mama dan pasangan akan sering berkomunikasi melalui telepon atau video call. Namun, komunikasi via ponsel biasanya sering menimbulkan miskomunikasi, terutama ketika salah satu pihak salah menulis tanda baca atau jarang membalas pesan. 

Belum lagi kendala sinyal atau koneksi yang terputus-putus selama menjalani LDM. Oleh karena itu, Mama perlu menyelesaikan masalah atau menjelaskan penyebab komunikasi terputus untuk menghindari konflik yang lebih besar.

Perbedaan pendapat dalam menjalin hubungan itu hal yang wajar. Mama perlu menyikapinya dengan sabar dan berusaha menyelesaikannya secepat mungkin karena keterbatasan akses komunikasi selama LDM. 

4. Pasangan mulai cuek

4. Pasangan mulai cuek
Pexels/Rodnae-prod

Keresahan lainnya, yakni perubahan sikap pasangan ketika beberapa bulan menjalani LDM. Beberapa pasangan mungkin sibuk dengan pekerjaan atau pendidikannya sehingga tidak memiliki banyak waktu luang untuk menghubungi Mama. 

Hal itu bisa menimbulkan keresahan di benak Mama, sehingga akan berpikir pasangan mulai cuek dan bosan menjalani hubungan pernikahan. 

Jika Mama mulai merasakan keresahan tersebut, sebaiknya segera komunikasikan bersama pasangan. Sampaikan perasaanmu yang ingin mendapatkan perhatian lebih dan meminta pasangan untuk mengatur waktu lebih baik, sehingga komunikasi tetap berjalan lancar. 

5. Mulai muncul sikap posesif

5. Mulai muncul sikap posesif
Pexels/Rodnae-prod

Kecemburuan dan intensitas komunikasi yang berkurang akan memunculkan sifat posesif pada diri Mama atau pasangan. Posesif tentu berbahaya dalam hubungan jarak jauh karena bisa mengekang pasangan dan menimbulkan konflik baru dalam kehidupan rumah tangga. 

Sikap posesif juga bakal membuat hubungan terasa membosankan. Apabila Mama mulai menunjukkan sikap posesif, sebaiknya kontrol perasaan diri sendiri agar lebih percaya pada pasangan dan membebaskannya melakukan berbagai aktivitas. 

Sebaliknya, jika pasangan mulai posesif pada Mama, coba komunikasikan perubahan sikap tersebut secara baik-baik. Buktikan Mama bisa menjaga kepercayaan pasangan, sehingga pasangan bisa berhenti menunjukkan sikap posesifnya. 

6. Mulai bosan dengan hubungan jarak jauh

6. Mulai bosan hubungan jarak jauh
Pexels/Rodnae-prod

Terakhir, hubungan jarak jauh bisa menyebabkan kejenuhan. Komunikasi via ponsel atau video call ternyata cepat atau lambat akan terasa seperti ritual yang membosankan. Mama dan pasangan tentu ingin menghabiskan waktu bersama secara langsung, menikmati makan malam bersama, atau menikmati keintiman di kamar. 

Jika Mama dan pasangan sudah mulai bosan, cobalah merubah rutinitas LDM menjadi lebih menyenangkan. Temukan hal-hal baru yang bisa menumbuhkan semangat baru untuk menjalani LDM misalnya membatasi komunikasi dalam beberapa hari atau merubah jadwal komunikasi. 

Nah, itulah beberapa keresahan pasangan ketika sedang menjalani hubungan jarak jauh alias LDM. 

Hal yang perlu diingat, yakni hubungan jarak jauh memang menguji kesabaran, kesetiaan, dan kepercayaan setiap pasangan. Namun, hubungan jarak jauh maupun hubungan non-LDM akan menimbulkan kejenuhan.

Pasangan suami istri tetap perlu memperkuat ikatan emosional satu sama lain, sehingga miskomunikasi dan konflik bisa dihindari. 

Baca juga:

The Latest