Pekerjaan Istri Bertambah saat Gaji Lebih Tinggi Dibanding Suami

Simak penelitian terkait gaji istri lebih besar dibanding suami yuk, Ma!

10 Mei 2022

Pekerjaan Istri Bertambah saat Gaji Lebih Tinggi Dibanding Suami
Pexels/Olly

Seiring berkembangnya zaman, tugas mencari nafkah bukan lagi menjadi tanggung jawab suami. Kini, istri juga bisa membantu suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Meskipun demikian, sebuah penelitian yang dilakukan seorang profesor di University of Bath School of Management, Joanna Syrda, menemukan bahwa pekerjaan istri sebagai ibu rumah tangga akan bertambah apabila gajinya lebih tinggi dibanding suami. 

Penelitian tersebut melibatkan 6.000 pasangan yang berpenghasilan ganda antara tahun 1999 sampai 2017. Lantas, bagaimana hasil penelitian yang dilakukan Syrda hingga menyimpulkan bahwa pekerjaan ibu rumah tangga bertambah jika gajinya lebih tinggi dibanding suami?

Kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya dilansir dari Fortune. Simak informasinya ya, Ma!

1. Kesenjangan pekerjaan rumah tangga

1. Kesenjangan pekerjaan rumah tangga
Pexels/Shvets-production

Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Joanna Syrda menyimpulkan adanya kesenjangan pekerjaan rumah tangga apabila gaji istri lebih tinggi dibanding suami. Pasalnya, seorang perempuan akan menanggung lebih banyak pekerjaan rumah tangga apabila gajinya lebih tinggi dibanding suaminya. 

Pekerjaan ibu rumah tangga bisa menurun dari 18 menjadi 14 jam ketika dia tidak mengambil pekerjaan di luar kehidupan rumah tangga. Sebaliknya, pekerjaan rumah tangga bisa meningkat menjadi 16 jam ketika istri memutuskan bekerja atau mencari nafkah. 

Pekerjaan laki-laki hanya sekitar enam jam dalam seminggu ketika ia menjadi seorang kepala rumah tangga dan pencari nafkah. Namun, pekerjaan perempuan bisa lebih dari delapan jam dalam seminggu ketika ia harus bekerja mencari nafkah dan menanggung tanggung jawab sebagai seorang mama atau istri.

2. Suami menjadi stres

2. Suami menjadi stres
Pexels/Shvets-production

Selain berdampak pada kuantitas pekerjaan rumah tangga terhadap istri, penghasilan istri yang lebih tinggi juga berdampak negatif pada kesehatan mental suami. Sebab, suami bisa menjadi tertekan dan stres apabila gajinya lebih rendah dibanding sang Istri. 

Hal ini disebabkan norma sosial yang mewajibkan seorang laki-laki mencari nafkah dan perempuan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Apabila istri bekerja dan menghasilkan gaji lebih besar, maka seorang suami bisa menganggap hal tersebut melanggar norma sosial hingga membuatnya stres. 

3. Suami tidak tertekan jika istri tidak mendominasi

3. Suami tidak tertekan jika istri tidak mendominasi
Pexels/Olly

Seorang perempuan tetap diperbolehkan bekerja dan membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga selama mereka tidak mendominasi penghasilan. Ketika istri mulai mendominasi penghasilan rumah tangga, maka para suami bisa mulai tertekan. 

Kondisi tersebut bisa berdampak buruk terhadap kehidupan rumah tangga, mulai dari kepuasan hidup, perceraian, hingga kesehatan mental pasangan. Oleh karena itu, pasangan suami istri perlu berkomunikasi untuk menentukan siapa yang mencari nafkah dan mengurus keperluan rumah tangga. 

Jika suami setuju istri bekerja, maka penghasilan istri tidak diwajibkan untuk digunakan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Penghasilan istri hanya dijadikan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan tersier. 

Jadi, apakah Mama dan Papa telah memutuskan siapa yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangga? Siapa pun yang bertanggung jawab mencari nafkah, jangan lupa untuk mengutamakan komunikasi dalam kehidupan rumah tangga, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 

Baca juga:

The Latest