"Iya sih sebenarnya kalau kita mengikuti Rangga dan Cinta dari awal, kita melihat bagaimana Rangga bersikap, bagaimana Rangga bereaksi terhadap lingkungannya. Terutama terhadap siapa yang diajak bicara Rangga dan Cinta, ya. Saya pikir apa yang kita lihat di akhir itu sudah sangat tepat," jelas Riri dengan penuh keyakinan.
Riri Riza Jelaskan Perubahan Adegan Bandara di Film Rangga & Cinta

- Riri Riza mengubah adegan bandara ikonik dalam film Rangga & Cinta berdasarkan konsistensi karakter dan filosofi bahwa film harus tumbuh dari proses sosial budaya serta waktu pembuatannya.
- Mira Lesmana menekankan bahwa perubahan adegan mencerminkan sensitivitas generasi berbeda. Di mana Rangga sekarang memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan emosi dan cinta dibandingkan era 2000-an.
- Keputusan kreatif tim produksi bukan tentang mana yang lebih baik antara versi lama dan baru, melainkan tentang apa yang paling tepat untuk konteks dan generasi saat ini.
Salah satu pertanyaan yang paling ditunggu oleh penggemar setia Ada Apa dengan Cinta? akhirnya terjawab dalam konferensi pers film Rangga & Cinta: The Rebirth of Ada Apa dengan Cinta? di Epicentrum XXI pada Senin (29/9/2025).
Adegan perpisahan di bandara yang menjadi ikonik dalam film AADC original tahun 2002 ternyata dibuat berbeda dalam versi rebirth ini. Keputusan tersebut bukan tanpa alasan mendalam dari sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana.
Ketika ditanya mengapa adegan fenomenal tersebut dibikin berbeda, Riri Riza dan Mira Lesmana memberikan penjelasan yang membuka perspektif baru tentang bagaimana film harus tumbuh seiring dengan konteks sosial budaya dan zamannya.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum Riri Riza jelaskan perubahan adegan bandara ikonik di film Rangga & Cinta secara lebih lengkap.
Yuk, disimak!
Penjelasan Riri Riza dan Mira Lesmana tentang Perubahan Adegan Bandara
Riri Riza: Keputusan Berbasis Konsistensi Karakter Rangga

Riri Riza, sutradara film Rangga & Cinta, memberikan penjelasan yang sangat masuk akal tentang mengapa adegan bandara dibuat berbeda dari versi original.
Bagi Riri, keputusan ini bukan semata-mata untuk berbeda, tetapi karena konsistensi dengan karakter Rangga yang telah dibangun sepanjang film. Ia menekankan pentingnya mengikuti logika karakter dari awal hingga akhir.
Riri menekankan bahwa El Putra dan para aktor muda lainnya membawa warna yang paling tepat untuk film Rangga & Cinta saat ini. Mereka memang tidak seharusnya meniru persis bagaimana Nicholas Saputra dan Dian Sastro membawakan karakter tersebut 23 tahun lalu.
"Saya pikir aktor-aktor ini semua membawa warna yang paling tepat untuk Rangga dan Cinta saat ini," tambah Riri.
Riri menegaskan bahwa autentisitas lebih penting daripada sekadar meniru kesuksesan masa lalu. Filosofi Riri sangat jelas, film harus tumbuh dari proses sosial budaya dan waktu di mana film tersebut dibuat.
"Jadi mungkin setiap kali kita membuat film, film itu harus tumbuh dari proses sosial budaya dan waktu. Dan ketika kami memutuskan membuat Rangga dan Cinta sekarang, maka kita harus menghormati itu," ujarnya dengan tegas.
Mira Lesmana: Menghormati Sensitivitas Karakter yang Berbeda

Mira Lesmana, produser film Rangga & Cinta, menambahkan perspektif yang melengkapi penjelasan Riri Riza dengan fokus pada sensitivitas generasi masa kini.
Mira menekankan bahwa meskipun ada gambaran karakter yang sudah ada sejak film original tahun 2002, tim produksi juga meng-embrace sensitivitas yang dibawa oleh aktor-aktor muda dalam film rebirth ini.
"Ya sebenArnya kayak mungkin tadi sudah disampaikan Mas Riri di awal bahwa menghidupkan karakter-karakter yang ada di dalam Rangga dan Cinta itu tidak semata dari hasil development kami bersama. Memang sudah ada gambaran karakter masing-masing harus seperti apa, tetapi kita juga meng-embrace sensitivity," jelas Mira.
Mira mengakui dengan jujur bahwa ada perbedaan yang terlihat antara Rangga dulu dengan Rangga sekarang. Namun, perbedaan ini bukan kelemahan, namun justru kekuatan yang membuat film ini relevan dan autentik untuk generasi masa kini.
"Jadi kalau teman-teman media melihat ada perbedaan memang, Rangga dulu dengan Rangga sekarang, mungkin Rangga yang sekarang terlihat sensitivitasnya berbeda gitu ya dengan yang dulu," tambah Mira dengan tegas.
Pernyataan ini mengungkapkan bahwa generasi muda saat ini memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan emosi, dalam berkomunikasi, dan dalam menunjukkan cinta dibandingkan generasi tahun 2000-an.
Film Rangga & Cinta menghormati perbedaan generasi ini dengan memberikan pendekatan yang autentik untuk zamannya, bukan memaksakan formula lama yang mungkin sudah tidak relevan.
Adegan Bandara Menyesuaikan dengan Apa yang Bisa Diberikan Rangga Sekarang

Mira Lesmana memberikan penjelasan spesifik tentang adegan bandara yang menjadi pertanyaan banyak orang, sebuah adegan yang sangat ikonik dalam film AADC original di mana Cinta mengejar Rangga ke bandara.
Menurutnya, adegan tersebut dibuat menyesuaikan dengan apa yang bisa diberikan oleh karakter Rangga yang sekarang. Apalagi Rangga yang diperankan oleh El Putra punya sensitivitas dan perspektif di generasinya.
"Dan adegan bandara itu menyesuaikan dengan apa yang bisa diberikan oleh Rangga yang sekarang. Dan itu yang menurut kami paling tepat," ujar Mira dengan mantap.
Pernyataan ini menggarisbawahi filosofi penting dalam pembuatan film rebirth ini. Keputusan kreatif bukan tentang mana yang lebih baik atau lebih buruk antara versi lama dan baru, tetapi tentang mana yang paling tepat untuk konteks, karakter, dan generasi yang ada saat ini.
Tim produksi tidak ingin memaksakan El Putra untuk meniru Nicholas Saputra dalam adegan klimaks tersebut. Sebaliknya, mereka memberdayakan El untuk membawa interpretasi yang autentik sesuai dengan pemahaman dan sensitivitas generasinya terhadap karakter Rangga.
Itulah rangkuman dari Riri Riza jelaskan alasan perubahan adegan bandara ikonik di film Rangga & Cinta. Keputusan berani ini menunjukkan bahwa film rebirth bukan sekadar mengulang formula lama, tetapi menciptakan sesuatu yang baru dan relevan sambil tetap menghormati semangat original.
Film Rangga & Cinta: The Rebirth of Ada Apa dengan Cinta? resmi tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025. Film ini menghadirkan interpretasi baru atas kisah cinta legendaris yang telah menyentuh hati jutaan penonton Indonesia sejak 2002.



















