7 Sifat Pasangan 'Toksik' yang Harus Diwaspadai

Menikah berarti menerima pasangan hidupmu dengan apa adanya. Namun ada beberapa yang sebaiknya tak diterima dengan mentah-mentah karena Popmama.com akan menjabarkan 7 sifat pasangan 'toksik' yang harus diwaspadai.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Hubungan yang tidak sehat atau hubungan yang toksik biasanya jarang disadari oleh para korban. Mereka merasa itu adalah sebuah kenormalan yang harus diterima saja.
Padahal, jika dibiarkan itu bisa jadi berbahaya bagi kelanggengan hubungan mereka. Oleh karena itu, yuk cari tahu tipe pasangan seperti apa saja yang ternyat toksik atau tidak sehat.
1. Abusif baik itu verbal atau fisik

Jangan pernah membenarkan perilaku abusif. Saat ini, sikap menyiksa bisa dilakukan secara fisik atau verbal.
Jika fisik, contohnya adalah mudah memukul walau hanya kesalahan kecil. Sedangkan jika abusif secara verbal adalah mudah melontarkan kalimat merendahkan atau memaki walau hanya masalah kecil.
Pasangan yang abusif biasanya akan mengulangi sikap tersebut jika emosinya sedang terpancing. Orang seperti ini juga mudah marah hanya karena hal-hal sepele.
Akibatnya, pasangannya jadi korban berulang dan perlahan menghancurkan dirinya sendiri. Tak hanya luka fisik tapi juga luka perasaan yang harus ditanggungnya.
2. Selalu mengeluh tentang apa saja

Orang yang selalu melihat sisi baik dari setiap kejadian sering dianggap sebagai orang yang menyebarkan toxic positivity. Sedangkan orang sebaliknya juga dianggap toksik.
Mereka yang selalu mengeluh tentang apa saja bisa membuat hubungan jadi lebih muram dan negatif.
Meski hidupnya baik-baik saja dan pekerjaannya pun tergolong lancar, mereka bisa menghabiskan waktu untuk mengeluhkan banyak hal.
Bahkan, ia bisa menghabiskan waktu untuk mengeluhkan betapa jalanan macet sekali sore itu.
Jika terbawa sikapnya yang seperti itu, kamu otomatis menjadi orang yang toksik. Hati-hati, ya!
3. Menjadi seorang yang pecandu

Tak hanya pecandu minuman atau obat-obatan terlarang yang masuk dalam kelompok orang toksik, tapi juga mereka yang punya kecanduan lain.
Seperti contoh, pasangan terlalu candu dengan game di ponsel sehingga tak memerdulikan keadaan anak dan istrinya.
Jika sudah begini, tentu hubungan dan komunikasi kalian jadi berantakan. Waktu yang harusnya bisa jadi sesi berbincang malah terhabiskan untuk memuaskan candunya.
Jangan heran jika semakin ia merasa tercandu, maka akan semakin jauh hubungan kalian berdua.
4. Selalu mementingkan diri sendiri

Tak peduli betapa lelahnya kamu hari itu setelah mengurus anak seharian, yang ia ributkan hanyalah harinya yang begitu berat.
Sampai rumah, ia ingin makan malam sudah tersedia, air hangat siap digunakan, dan menghabiskan sisa malam dengan nonton TV serta main ponsel.
Ia bahkan tak bertanya bagaimana hari Mama berjalan sejauh ini. Tak hanya perihal harian, namun juga berpengaruh ke rencana jangka panjang.
Saat hendak memutuskan rencana jangka panjang, ia akan mendulukan kepentingan diri sendiri. Wah, tidak baik itu!
5. Tak pernah merasa cukup

Pada dasarnya, manusia memang selalu tak pernah merasa cukup. Namun ada baiknya untuk melihat sekitar dan bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Pasangan toksik selanjutnya adalah mereka yang tak pernah merasa cukup. Ia bisa komplain jika rumahnya terus berantakan, atau makanan di rumah terasa kurang sedap.
Selain itu, ia juga sering membandingkan Mama dan anak-anak dengan orang lain. Ia menganggap orang lain sudah tentu lebih baik dari anak dan istrinya.
Hal seperti ini bisa menghancurkan rasa cinta dan percaya diri Mama. Jika sering mendengar kalimat yang bernada negatif, Mama bisa terdoktrin bahwa diri Mama jauh dari sempurna.
6. Selalu merasa dirinya benar
-b10b35c0e8944b65ee739a571015be1d.png)
Sebagai pasangan yang normal, sudah tentu pertengkaran tidak bisa dielakkan. Bagi pasangan yang toksik, saat bertengkar ia harus menang.
Tak peduli siapa yang salah, dia harus dianggap benar. Apapun permasalahannya, hanya solusi miliknya saja yang bisa digunakan.
Pasangan seperti ini sering mengajak berdebat dengan suara tinggi. Jika ia dipojokkan akan marah meledak sampai ia menang.
Jika dibiarkan terus-menerus, Mama akan menjadi pribadi yang terlalu mudah mengalah dan terlalu longgar menerima kesalahan orang lain.
7. Posesif berlebihan

Jenis toksik yang terakhir adalah pasangan yang terlalu posesif. Jika wajar, perasaan posesif menjadi lambang bahwa dirinya sangat cinta pada Mama.
Namun jika berlebihan maka jadi menakutkan. Mama tidak diperbolehkan bertemu dengan teman dan sahabat karena alasan yang bahkan tidak bisa diterima dengan nalar.
Kalaupun berbincang dengan orang lain, Mama juga sering diatur karena dirinya merasa memiliki Mama seutuhnya.
Hidup dengan pasangan posesif berarti siap hidup dalam keadaan terkungkung. Juga, harus siap bahwa Mama akan sulit mengembangkan potensi diri karena sikap toksik dari pasangan.
Dalam hubungan, saling mengisi kekurangan dan menghargai kelebihan masing-masing sangatlah penting. Jika ada pasangan yang terlihat seperti toksik, segera cari solusinya agar masalah tidak berlarut-larut.