5 Alasan Meiza Aulia Gugat Cerai Eza Gionino, Sudah Merasa Lelah

Tidak ada satu masalah besar yang memicu perceraian pasangan ini. Justru, berbagai persoalan kecil yang muncul dari waktu ke waktu membuat hubungan mereka kian rapuh. Meiza disebut sudah lama berjuang mempertahankan rumah tangga, namun pada akhirnya merasa lelah dengan kondisi yang tak kunjung membaik.

“Intinya, gugatan cerai itu akumulasi dari masalah rumah tangga klien kami. Sampai akhirnya, klien kami merasa tahun ini adalah momen yang tepat untuk melayangkan gugatan cerai,” jelas Rendy Rumapea.

Hal ini menandakan bahwa keputusan Meiza bukan langkah yang diambil secara emosional sesaat, melainkan hasil dari pertimbangan panjang setelah melalui berbagai fase dalam pernikahan mereka.

Salah satu fondasi rumah tangga adalah rasa saling memahami. Namun, menurut kuasa hukum, hubungan Meiza dan Eza Gionino sudah kehilangan titik temu. Mereka dinilai tidak lagi bisa menemukan keselarasan dalam menjalani kehidupan rumah tangga sehari-hari.

“Secara umum, mereka sudah tidak ada kesesuaian dan keharmonisan lagi. Mas Eza dan Mbak Echa hubungannya seperti itu. Akhirnya, klien kami meyakinkan diri menggugat cerai,” ujarnya.

Kehilangan keharmonisan ini yang membuat Meiza semakin yakin untuk mengajukan gugatan, meski tentu keputusan ini bukan hal yang mudah.

Isu restu orangtua memang sempat ramai diperbincangkan saat awal pernikahan mereka. Kala itu, publik menilai hubungan Eza Gionino dan Meiza tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga. Namun, ternyata faktor itu tidak lagi relevan dalam perceraian kali ini.

“Sebenarnya, masalah restu bukan alasan menggugat cerai karena itu terjadi sebelum menikah. Poin yang kami masukkan dalam gugatan adalah sepanjang pernikahan mereka,” jelas Rendy.

Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa gugatan Meiza berfokus pada kondisi nyata rumah tangga mereka selama tujuh tahun terakhir, bukan lagi pada isu lama yang muncul di awal hubungan.

Menghadapi perceraian jelas bukan hal yang mudah, apalagi ketika ada anak yang harus tetap dijaga kebahagiaannya. Meiza pun berusaha menghadapi proses ini dengan tenang, termasuk dengan mencari bantuan profesional.

“Kalau klien kami saat ini baik, sehat, hanya saja paralel sedang mencoba ke psikolog. Mungkin butuh masukan dari psikolog, makanya dia berkonsultasi,” tambahnya.

Langkah ini menunjukkan bahwa Meiza sangat peduli dengan kondisi mental dan emosionalnya. Ia tidak hanya fokus menyelesaikan persoalan hukum, tetapi juga berusaha memastikan dirinya tetap kuat agar bisa mendampingi anak-anak.

Meski gugatan cerai sudah dilayangkan, Eza Gionino dan Meiza masih memilih untuk tinggal di rumah yang sama. Keputusan ini diambil agar anak-anak mereka tidak merasa terguncang oleh perpisahan orangtua.

“Alasannya memang betul salah satunya adalah anak. Selama proses ini berjalan, mereka masih tinggal bersama,” ujar Rendy.

Hal ini membuktikan bahwa meski hubungan rumah tangga mereka sudah di ujung jalan, Eza dan Meiza masih bisa berpikir dewasa dengan menempatkan kepentingan anak di atas segalanya.

Itulah beberapa alasan Meiza Aulia gugat cerai Eza Gionino. Dari keterangan kuasa hukum Rendy Rumapea, jelas bahwa gugatan cerai Meiza Aulia terhadap Eza Gionino berangkat dari akumulasi masalah rumah tangga yang tidak lagi bisa diselesaikan dengan baik.

Keharmonisan yang hilang, ditambah kebutuhan Meiza untuk menjaga kesehatan mentalnya, membuat keputusan ini menjadi pilihan terakhir. Meski demikian, keduanya tetap menunjukkan sikap bijak dengan tetap tinggal serumah demi anak. Kini, publik tinggal menunggu proses persidangan yang akan menentukan langkah akhir mereka.