Hati-hati, Ada 5 Penyebab Keracunan ASI yang Perlu Dihindari Mama

Selalu utamakan keamanan dan keselamatan bayi saat menyusui

9 Juni 2019

Hati-hati, Ada 5 Penyebab Keracunan ASI Perlu Dihindari Mama
Freepik/Freepic.diller

Saat hamil, berbagai aktivitas sehari-hari dan gaya hidup perlu mendapatkan perhatian ekstra supaya tidak memberikan pengaruh buruk bagi janin.

Hal ini sebaiknya tetap diteruskan sampai saat Mama menyusui, ya. Sebab ada beberapa kebiasaan yang sebenarnya juga bisa membuat air susu ibu (ASI) menjadi terpengaruh negatif.

Terutama berkaitan dengan segala sesuatu yang dikonsumsi maupun digunakan oleh Mama. Komponen kimiawi dan zat berbahaya lainnya sangat mungkin terbawa oleh ASI sampai kemudian dikonsumsi oleh bayi.

Meski jumlah zat berbahaya yang terbawa oleh ASI mungkin berjumlah sedikit, namun jika dilakukan terus-menerus juga mungkin bisa membahayakan kesehatan bayi.

Seperti dikutip Popmama.com dari berbagai sumber, yuk kenali penyebab-penyebab keracunan ASI yang perlu dihindari Mama.

1. Merokok

1. Merokok
Pexels/Megan Forbes

Dilansir Fox News, jurnal Nicotine and Tobacco Research menyebutkan bahwa kebanyakan perempuan perokok berhenti melakukan kebiasaan tersebut saat hamil, namun melanjutkan kembali saat menyusui.

Padahal kembali merokok setelah hamil tidak hanya memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh Mama, tetapi juga memberi pengaruh bagi kualitas dan kuantitas ASI.

Menurut para ahli, sebagian kecil nikotin yang terdapat pada rokok dapat masuk ke dalam ASI. Hal ini pun dikhawatirkan bisa membuat kualitas ASI menjadi menurun.

Selain itu kebiasaan merokok saat menyusui, terlebih jika dilakukan dekat dengan bayi, juga dapat membuat kesehatannya terganggu karena terpapar oleh asap rokok.

Paparan asap rokok juga merupakan salah satu faktor risiko dari kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Oleh sebab itu, sebaiknya hentikan total kebiasaan merokok saat menyusui dan jauhi asap rokok juga ya, Ma.

Editors' Pick

2. Konsumsi minuman beralkohol

2. Konsumsi minuman beralkohol
Pexels/Chris F

Alkohol dengan cepat dapat diserap ke dalam aliran darah dan dapat dengan cepat pula masuk ke dalam ASI. Namun demikian, alkohol akan didetoksifikasi oleh hati.

Kebiasaan minum alkohol saat menyusui yang kemudian sampai membuat Mama merasa pusing, ini berarti alkohol sudah berada dalam aliran darah dan ASI Mama. Pada kondisi ini pun Mama sebaiknya tidak dulu menyusui si Kecil.

Tentu akan sangat disayangkan ya, Ma. Sebab ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Akan jauh lebih baik jika Mama menghentikan kebiasaan minum minuman beralkohol, supaya proses menyusui bisa menjadi lebih efektif.

3. Minum obat-obatan tertentu

3. Minum obat-obatan tertentu
Pexels/Dids

Dikutip dari situs American Family Physician, sebenarnya sebagian besar obat resep aman dikonsumsi oleh ibu menyusui. Namun sebaiknya tetap konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya sebelum memutuskan untuk minum obat.

Secara umum, obat masuk ke dalam ASI sebesar 1 persen dari dosis yang diminum oleh Mama, sehingga jumlah yang diterima bayi sebenarnya terbatas. Kendati demikian, faktor keamanan tetap harus diutamakan.

Meski jumlahnya sedikit, namun kandungan dari obat-obatan tersebut jika diminum dalam jangka panjang juga bisa menumpuk di tubuh Mama.

Ketahuilah bahwa faktanya tubuh bayi tidak dapat memetabolisme obat secepat organ hati atau ginjal tubuh Mama.

4. Senyawa dan bahan kimia pada kosmetik

4. Senyawa bahan kimia kosmetik
Pexels/Skitterphoto

Selain obat, Mama juga perlu memerhatikan penggunaan kosmetik saat menyusui. Beberapa senyawa dan bahan kimia tertentu dalam kosmetik juga bisa memengaruhi kesehatan bayi.

Beberapa contoh senyawa dan bahan kimia kosmetik yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui yakni butylated dan paraben.

Butylated yang juga dikenal sebagai BHA atau BHT, sangat berbahaya untuk ibu hamil, ibu menyusui dan bayi. Senyawa ini ditemukan dalam berbagai produk perawatan kecantikan dan bahkan beberapa makanan.

Penggunaan berlebihan dan dalam jangka panjanga dari kosmetik dengan kandungan senyawa tersebut juga telah terbukti menyebabkan gangguan endokrin, iritasi saluran pernapasan dan kanker.

Sementara itu, paraben merupakan pengawet yang sering ada di sampo, losion dan produk pembersih. Paraben sering dikaitkan dengan gangguan kanker dan endokrin. Komponen dapat diserap melalui kulit, sistem pencernaan dan darah.

Untuk menjaga bayi aman dan bebas toksin, jangan lupa untuk selalu memeriksa label saat membeli produk kecantikan. Menghindari paparan bahan kimia ini dapat menurunkan risiko berbahaya dialami oleh Mama maupun si Kecil.

5. Merkuri pada ikan dan makanan laut

5. Merkuri ikan makanan laut
Pexels/Diego Pontes

Merkuri organik yang ditemukan pada ikan dan makanan laut lainnya dapat menumpuk di dalam tubuh seiring berjalannya waktu. Jika dikonsumsi saat hamil, sejumlah kecil merkuri dapat diterima oleh janin melalui plasenta. Namun demikian, merkuri juga sering ditemukan dalam ASI, demikian dilansir Baby Gaga.

Perlu diperhatikan jika ibu menyusui terlalu banyak dan terlalu sering mengonsumsi ikan jenis tertentu. Ikan yang diketahui mengandung misalnya tuna, yellowtail, king mackerel, marlin dan swordfish.

Konsumsi berlebihan jenis ikan ini membuat ibu menyusui memiliki jumlah merkuri yang lebih tinggi dalam aliran darah dan juga ASI-nya.

Semakin sering bayi terpapar merkuri, semakin berbahaya efeknya. Sejumlah besar merkuri telah terbukti menyebabkan kerusakan neurologis. Walaupun demikian, penelitian terhadap bayi yang terpapar merkuri dalam jumlah kecil dalam ASI tidak menunjukkan efek samping yang merugikan.

Tapi supaya lebih aman, lebih baik batasi dulu konsumsi ikan dengan merkuri tinggi selama menyusui ya, Ma.

Hal lain terkait makanan yang juga perlu diperhatikan ibu menyusui adalah ketika memiliki riwayat alergi. Dikhawatirkan mengonsumsi makanan pemicu alergi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi dan memberikan reaksi tertentu, terutama apabila ia juga mengidap alergi tersebut.

Apabila terdapat efek tertentu pada si Kecil setelah disusui, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter atau pakar laktasi, Ma.

Baca juga: Makanan yang Bisa Menyebabkan Produksi ASI Berkurang

The Latest