7 Perubahan yang Terjadi pada Vagina Ibu Hamil, Bisa Berubah Warna

- Vagina bisa berubah warna menjadi biru atau ungu karena peningkatan aliran darah
- Flek atau spotting umum terjadi pada ibu hamil, bisa disebabkan oleh implantasi embrio atau pembentukan plasenta
- Varises vulva, pembengkakan vagina, kentut vagina, dan perubahan aroma juga merupakan perubahan yang mungkin terjadi pada vagina ibu hamil
Kehamilan membawa banyak perubahan pada tubuh perempuan, termasuk bagian intim seperti vagina yang sering kali tidak disadari. Mulai dari perubahan warna hingga peningkatan aliran darah, beberapa perubahan ini bisa terasa asing bagi Mama.
Namun, tidak perlu khawatir, karena semua perubahan tersebut merupakan proses alami yang dilalui selama kehamilan berlangsung. Melansir dari laman Parents, berikut Popmama.com rangkum tentang perubahan yang terjadi pada vagina ibu hamil.
Kira-kira apa saja? Disimak yuk, Ma!
1. Vagina kemungkinan dapat berubah warna menjadi biru

Ternyata, vagina bisa berubah warna saat hamil. Beberapa perempuan akan mengalami perubahan warna vaginanya menjadi biru atau bahkan ungu. Kondisi ini disebut sebagai Chadwick’s Sign yang mana menjadi salah satu tanda awal kehamilan.
Brett Worly, M.D., seorang OB-GYN dari The Ohio State University Wexner Medical Center, menjelaskan, “Sedini enam minggu kehamilan, vagina, labia, dan serviks dapat berubah menjadi warna biru atau ungu karena peningkatan aliran darah.”
2. Mengalami flek atau spotting

Meskipun menstruasi berhenti selama kehamilan, flek merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil, apalagi saat trimester pertama. Bahkan, sebanyak 25% ibu hamil mengalami perdarahan ringan.
“Setiap kali ada perdarahan, meskipun sudah berhenti, beri tahu dokter,” ujar Mary L. Rosser, M.D., Ph.D., OB-GYN dari Columbia University Irving Medical Center.
Spotting pada awal kehamilan dapat terjadi karena implantasi embrio ke dinding rahim atau pembentukan plasenta. Darahnya biasanya berwarna merah muda muda hingga cokelat tua.
Namun, spotting juga bisa menandakan kondisi lain, seperti infeksi jamur atau bahkan keguguran. Dr. Rosser mengingatkan, “Jika spotting disertai rasa sakit, termasuk kram, segera hubungi tenaga kesehatan.”
3. Vagina mengalami varises

Varises tidak hanya muncul di kaki. Saat hamil, varises juga bisa muncul di sekitar area vagina. Hal ini dipicu oleh peningkatan aliran darah, tekanan dari rahim yang membesar, dan pengaruh hormon.
Sekitar 10% ibu hamil mengalami varises vulva, biasanya pada bulan kelima kehamilan. Namun, kondisi tersebut juga bisa saja terjadi pada kehamilan trimester awal.
Katherine Bolt, M.D., OB-GYN dari Texas Children’s Pavilion for Women, menjelaskan, “Varises ini terlihat seperti varises biasa, tetapi paling sering muncul di labia dan kadang pada bagian atas paha bagian dalam.”
Beruntung, kondisi ini biasanya hilang dalam enam minggu setelah melahirkan. Untuk meredakan keluhan, Dr. Bolt menyarankan mandi air hangat, tidur miring ke kiri, mengangkat kaki, dan tetap aktif agar darah mengalir dengan baik.
4. Vagina mengalami pembengkakan

Peningkatan aliran darah juga bisa membuat vagina terasa lebih penuh atau berat. Dr. Bolt mengatakan bahwa meski tidak selalu terlihat bengkak, sensasinya bisa terasa jelas. Menariknya, ini tidak selalu menjadi pertanda buruk.
“Bagi sebagian orang, peningkatan suplai darah ini meningkatkan sensitivitas,” kata Dr. Rosser. Artinya, kehamilan terkadang dapat membuat orgasme terasa lebih intens.
5. Kemungkinan terjadinya ‘Vaginal Flatulence’ atau kentut vagina

Kentut vagina atau disebut juga queefing terjadi ketika ada kantong udara terperangkap di dalam vagina lalu keluar dengan suara seperti kentut. Kondisi ini bukan menjadi pertanda sesuatu yang buruk.
Belum jelas mengapa kondisi ini lebih sering terjadi saat hamil, tetapi kemungkinan besar ada kaitannya dengan perubahan fisik seperti membesarnya perut, posisi hubungan seksual yang berbeda, olahraga, serta otot dasar panggul yang bekerja lebih keras.
6. Vagina bisa terasa gatal

Hormon kehamilan dapat memicu pertumbuhan berlebih bakteri atau jamur alami di vagina yang menyebabkan bacterial vaginosis (BV) atau infeksi jamur.
Kedua kondisi ini umum terjadi saat hamil dengan ciri keputihan berwarna putih keabu-abuan (BV) atau putih kekuningan (infeksi jamur), disertai rasa gatal hebat.
Teksturnya bisa berubah dari kental dan lengket di awal kehamilan menjadi lebih encer menjelang persalinan.
“Serviks dan vagina mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan peningkatan lendir serviks dan keputihan,” ujar Dr. Bolt.
7. Aroma vagina yang berubah

Kehamilan juga dapat mengubah pH vagina, yang berujung membuat aromanya menjadi lebih berbeda.
“pH vagina berubah saat hamil dan dapat menimbulkan perubahan aroma yang membuatnya sedikit lebih asam,” jelas Dr. Bolt.
Beberapa ibu hamil kemungkinan lebih sensitif mencium perubahan ini, tetapi selama tidak ada rasa gatal atau terbakar, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.
Demikian pembahasan mengenai perubahan yang terjadi pada vagina ibu hamil. Jika ada hal yang membuat Mama ragu atau tidak nyaman, jangan sungkan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan agar kehamilan tetap aman dan nyaman.


















