Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat bagi Kesehatan Mama

- Anemia dapat meningkat jika jarak kelahiran kurang dari 18-24 bulan, menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya.
- Kekurangan nutrisi saat hamil dan menyusui dapat berdampak serius pada bayi, termasuk risiko pendarahan saat melahirkan.
- Nutrisi yang tidak tercukupi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Kehamilan adalah momen yang membahagiakan sekaligus penuh tantangan bagi banyak perempuan. Proses menjalani kehamilan, melahirkan, hingga menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangan yang dialami adalah perubahan tubuh.
Tidak sedikit yang kembali mencoba atau menjalani kehamilan berikutnya tanpa mempertimbangkan jarak pada kehamilan sebelumnya. Padahal, diperlukan jarak kehamilan yang tepat untuk para mama memulihkan tubuhnya pasca persalinan. Ketika kembali hamil terlalu cepat, proses pemulihan tersebut dapat terganggu. Hal ini dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, baik bagi ibu hamil maupun untuk bayi yang dikandung, seperti anemia, kekurangan gizi, bayi lahir prematur, hingga terganggunya kesehatan mental mama.
Karena itu, penting untuk mengatur jarak kehamilan dan mengetahui bahaya kehamilan yang terlalu dekat. Berikut Popmama.com telah merangkum risiko jarak kehamilan terlalu dekat bagi kesehatan mama.
Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat bagi Kesehatan Mama
1. Anemia

Jika jarak kelahiran terlalu dekat, kurang dari 18-24 bulan, dapat meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil. Karena belum pulih sepenuhnya, stok sel darah merah atau hemoglobin yang cukup dan sehat dalam darah juga belum pulih, sehingga sulit untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, tubuh yang lemah, dan masalah kesehatan lainnya jika tidak segera ditangani.
2. Kekurangan nutrisi

Kehamilan dan menyusui dapat menurunkan simpanan nutrisi dalam tubuh, terutama kandungan asam folat dan zat besi. Jika kembali menjalani kehamilan sebelum pulih sepenuhnya, terutama saat masih dalam menyusui, akan menyebabkan zat-zat tersebut semakin berkurang dan mengalami kekurangan nutrisi.
Kekurangan nutrisi saat kehamilan merupakan kondisi yang serius karena akan berdampak pada bayi. Kekurangan nutrisi akan memengaruhi kesehatan tulang dan menurunkan kekebalan tubuh, hingga berisiko pendarahan saat melahirkan.
3. Risiko bayi lahir prematur

Nutrisi yang tidak tercukupi pada ibu hamil dan janin dapat meningkatkan risiko bayi lahir sebelum minggu ke-37. Jika nutrisi, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin tidak tercukupi karena ibu belum pulih sepenuhnya, meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Bayi yang lahir secara prematur memiliki risiko masalah kesehatan. Berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pernapasan, hingga infeksi merupakan contoh risiko yang dapat terjadi saat bayi terlahir prematur.
4. Risiko berat badan lahir rendah (BBLR)

Tidak hanya menyebabkan bayi lahir prematur, jika nutrisi ibu hamil tidak tercukupi, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Nutrisi yang didapat bayi dalam kandungan juga bisa terhambat karena ibu kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil.
5. Kesehatan mental ibu hamil terganggu

Tidak hanya secara fisik, penting juga untuk memulihkan mental ibu hamil pasca kehamilan dan melahirkan.
Dilansir Health University of Utah, jika mengalami kehamilan yang terlalu dekat, akan menimbulkan ketegangan secara fisik dan mental. Ibu hamil dapat mengalami risiko gangguan kesehatan mental, seperti stres hingga anxiety.
Berapa Interval Terbaik antar Kehamilan?

Mengutip North Bristol, sebelum mencoba kehamilan berikutnya, disarankan untuk memberi jarak selama 18 hingga 24 bulan, tetapi kurang dari lima tahun setelah kelahiran hidup. Jika sebelumnya menjalani proses melahirkan dengan operasi caesar, sebaiknya memberi jarak di atas 18 bulan agar tidak meningkatkan risiko ruptur uteri, yaitu kondisi luka di rahim terbuka sebelum melahirkan. Namun, jika sudah berusia 35 tahun ke atas, disarankan untuk menunggu selama 12 bulan sebelum mencoba kehamilan berikutnya.
Memilih kapan akan memiliki bayi lagi adalah keputusan pribadi, tapi sangat disarankan untuk mempertimbangkan faktor dan risiko kesehatan sang ibu. Disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang andal hingga memutuskan kehamilan berikutnya.
Nah, itu tadi berbagai risiko jarak kehamilan terlalu dekat bagi kesehatan mama. Semoga membantu, ya, Ma!



















