Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

9 Alasan Kenapa Ibu Hamil Harus Batasi Konsumsi Junk Food

pregnant junk food
Freepik/pvproductions

Kehamilan adalah momen penting yang membutuhkan perhatian ekstra pada pola makan. Apa yang dikonsumsi ibu hamil bukan hanya berdampak pada kesehatannya sendiri, tetapi juga pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan.

Tak bisa dipungkiri, junk food kerap jadi pilihan ibu hamil yang menginginkan makanan praktis. Padahal, terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, garam, dan rendah nutrisi ini bisa membawa berbagai risiko bagi ibu dan bayi.

Nah, kali ini Popmama.com siap membahas lebih lanjut alasan penting kenapa ibu hamil perlu membatasi konsumsi junk food melansir dari laman Mom Junction.

1. Janin tumbuh menjadi bayi yang suka makanan berlemak

freepik/freepik
freepik/freepik

Penelitian yang dimuat dalam Frontiers in Endocrinology menunjukkan bahwa pola makan Mama selama kehamilan dapat memengaruhi preferensi makanan anak di masa depan.

Studi ini dilakukan pada tikus hamil dan menemukan bahwa tikus yang diberi makanan tinggi lemak melahirkan anak-anak memiliki kecenderungan menyukai makanan berlemak sepanjang hidup mereka.

Hal ini terjadi karena konsumsi lemak berlebih mengubah sirkuit otak janin, membuatnya lebih rentan terhadap ketergantungan makanan tinggi lemak saat dewasa.

Sebaliknya, ibu hamil yang mengonsumsi makanan seimbang nantinya akan melahirkan anak-anak dengan kecenderungan makan lebih sehat.

Maka dari itu, membatasi junk food saat hamil bukan hanya penting untuk kesehatan ibu hamil, tetapi juga untuk membentuk pola makan sehat pada anak sejak dini.

2. Berisiko tinggi meningkatkan alergi dan asma pada calon bayi

ilustrasi junk food (unsplash.com/Robin Stickel)

Asupan gula yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan risiko alergi dan asma pada calon bayi. Penelitian yang dipublikasikan dalam European Respiratory Journal mengungkap bahwa anak-anak dari Mamayang mengonsumsi 'free sugars' seperti sukrosa atau sirup fruktosa tinggi saat hamil berpotensi mengalami alergi dan asma saat berusia tujuh hingga sembilan tahun.

Gula berlebih bisa memicu peradangan dan melemahkan sistem imun, sehingga pada akhirnya berdampak pada sistem pernapasan anak.

Maka, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan gula harian dan tidak mengandalkan makanan serta minuman manis, terutama yang tergolong junk food, sebagai camilan rutin.

3. Berisiko menyebabkan kelainan genetik

ilustrasi seseorang sedang hamil (pexels.com/Denys Mikhalevych)

Pola makan tinggi lemak atau gula dapat menyebabkan gangguan sinyal insulin perifer dan disfungsi mitokondria pada anak. Yang mengejutkan ialah kelainan ini tidak hanya terjadi pada satu generasi, tetapi diwariskan hingga tiga generasi berikutnya.

Itu berarti, efek dari junk food selama kehamilan bisa jauh lebih panjang dari yang dibayangkan. Dampak tersebut tidak hanya memengaruhi bayi yang dikandung, tetapi bisa berdampak hingga cucu mereka.

Ini menjadi pengingat penting bagi para calon Mama untuk memperhatikan kualitas asupan demi generasi yang lebih sehat.

4. Mengandung akrilamida yang berbahaya untuk janin

pixabay/Fotorech
pixabay/Fotorech

Menurut US Food and Drug Administration (FDA), akrilamida adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika makanan digoreng pada suhu tinggi, seperti kentang goreng dan keripik.

Paparan tinggi akrilamida selama kehamilan kerap dikaitkan dengan ukuran lingkar kepala bayi yang lebih kecil dan berat badan lahir rendah. Dua faktor tersebut merupakan indikator penting dalam perkembangan otak dan kesehatan jangka panjang anak.

Maka dari itu, membatasi konsumsi makanan cepat saji yang digoreng sangat penting demi melindungi janin dari risiko paparan zat kimia berbahaya ini.

5. Meningkatkan risiko kenaikan berat badan berlebih

freepik/user18526052
freepik/user18526052

Bukan rahasia lagi bahwa junk food umumnya tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula. Semua hal tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, obesitas saat hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklampsia, diabetes gestasional, persalinan prematur, hingga bayi lahir terlalu besar yang mana menyulitkan proses persalinan.

Selain itu, berat badan berlebih saat hamil juga meningkatkan risiko keguguran dan stillbirth (kematian janin dalam kandungan). Itu sebabnya, menjaga berat badan agar tetap sehat selama kehamilan adalah untuk keselamatan ibu hamil dan bayi.

6. Junk food tidak memiliki gizi yang baik dan sehat

freepik/studioredcup
freepik/studioredcup

Makanan junk food memang mengenyangkan dan menyenangkan, tapi makanan cepat saji tidak memberikan nilai gizi baik untuk tubuh.

Sebab, kandungan utama junk food hanyalah garam, gula, lemak jenuh, dan bahkan kolesterol. Mengandalkan junk food untuk memenuhi rasa lapar justru bisa menggeser asupan nutrisi penting dari makanan sehat.

Jika ini terjadi terus-menerus, ibu hamil bisa mengalami defisiensi nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan otak, tulang, dan organ vital janin.

7. Memicu masalah pencernaan

freepik/katemongostar
freepik/katemongostar

Terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng dan berminyak bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, begah, dan sembelit.

Junk food umumnya adalah makanan rendah serat. Padahal, serat sangat penting bagi ibu hamil untuk menjaga kelancaran buang air besar.

Masalah pencernaan yang terjadi berulang selama kehamilan tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga bisa memengaruhi nafsu makan dan penyerapan nutrisi.

Maka dari itu, penting untuk memilih makanan sehat yang kaya serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian daripada makanan cepat saji.

8. Meningkatkan risiko diabetes gestasional

pexels/Nataliya Vaitkevich
pexels/Nataliya Vaitkevich

Kandungan gula dan kalori yang tinggi dalam junk food menjadi pemicu utama meningkatnya risiko diabetes gestasional. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi ini memengaruhi sekitar 5–9% kehamilan di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Diabetes gestasional tidak hanya berisiko untuk ibu hamil, tetapi juga berdampak pada bayi, seperti berat badan lahir berlebih, kelahiran prematur, dan risiko diabetes tipe 2 di masa depan.

Menghindari makanan manis berlebihan dan memilih camilan sehat bisa menjadi langkah pencegahan sederhana namun signifikan.

9. Berpotensi terpapar bahan kimia berbahaya dari kemasan

pixabay/DCortezPhotography
pixabay/DCortezPhotography

Makanan cepat saji sering dikemas menggunakan bahan berbasis plastik. Zat kimia seperti phthalates dapat berpindah dari kemasan ke makanan, lalu masuk ke tubuh ibu hamil dan melewati plasenta menuju janin.

Sebuah penelitian oleh National Institutes of Health menemukan bahwa paparan beberapa jenis phthalates selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Dengan deteksi zat ini pada lebih dari 96% sampel urine ibu hamil, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menghindari makanan kemasan dan memprioritaskan makanan segar.

Nah, itu dia alasan penting kenapa ibu hamil perlu membatasi konsumsi junk food. Semoga informasinya membantu, ya, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us