Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Cacar Air pada Ibu Hamil

Hati-hati ya, Ma!

24 Oktober 2020

Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Cacar Air Ibu Hamil
pixabay/Daniel Reche

Cacar air memang lebih sering menyerang anak-anak, namun bukan berarti penyakit ini tidak dapat menyerang ibu hamil. Cacar air yang dialami ibu hamil cenderung lebih berbahaya karena bisa memicu komplikasi bagi calon mama dan janin dalam kandungan. 

Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster (VVZ). virus ini termasuk dalam keluarga Herpesviridae. Oleh sebab itu, sama seperti keluarga Herpesviridae lainnya, sekali saja virus menginfeksi manusia, maka virus akan hidup selamanya di dalam tubuh inang atau penderita. 

Gejala yang dialami penderita yang terserang cacar air umumnya berupa demam, nyeri pada tubuh, diikuti dengan munculnya ruam kecil kemerahan pada beberapa bagian tubuh. Umumnya cacar air menyerang ibu hamil ketika usia kandungan masih di 20 minggu pertama. 

Walaupun bisa terinfeksi virus VVZ untuk kedua kalinya, gejala yang dialami penderita tidak akan separah saat pertama kali terinfeksi. Sebab tubuh penderita telah membentuk kekebalan terhadap virusnya. Oleh karena itu, kondisi cacar air dianggap tidak dapat menyerang lagi ketika seseorang sudah pernah terserang. 

Namun, seberapa bahaya cacar air ketika menyerang ibu hamil? Popmama.comakan merangkum penjelasan mengenai bahaya cacar air pada ibu hamil di bawah ini. 

Dampak Cacar Air pada Ibu Hamil

Dampak Cacar Air Ibu Hamil
Pixabay/madsonnbispo0

Gejala cacar air akan muncul 10 sampai 21 hari sejak Mama terinfeksi virus ini. Mama bisa terinfeksi virus melalui kontak langsung dengan ruam yang dialami penderita lain atau terkena percikan air ludah penderita. 

Sebenarnya, sebagian besar ibu hamil bisa sembuh dengan sendirinya jika terinfeksi cacar air. Namun, tak dapat dipungkiri, beberapa ibu hamil lainnya juga mengalami komplikasi cacar air seperti pneumonia, ensefalitis atau radang otak, dan hepatitis. 

Memang ada sejumlah faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami komplikasi jika terinfeksi virus varicella zoster di antaranya memiliki riwayat penyakit seperti paru-paru dan jantung, mengonsumsi kortikosteroid, serta memiliki kebiasaan merokok. Hingga kini belum ada penelitian kesehatan yang dapat menunjukkan dampak cacar air terhadap risiko keguguran.

Bahaya Cacar Air bagi Bayi Dalam Kandungan

Bahaya Cacar Air bagi Bayi Dalam Kandungan
unsplash/ bavitullo

Walaupun terdengar seperti penyakit biasa, cacar air faktanya bisa membahayakan tumbuh kembang si Kecil dalam kandungan. Cacar air dapat menular melalui plasenta dan menyerang bayi. 

Apabila virus cacar air menginfeksi si Kecil pada trimester kedua kehamilan, maka bayi bisa terserang sindrom varisela kongenital. Sindrom tersebut dapat mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi yang lahir yakni bekas luka, kelainan otot dan tulang, kelumpuhan, ukuran kepala kecil, kejang, hingga keterbelakangan mental. 

Apabila cacar air menginfeksi janin saat usia kehamilan mama memasuki trimester ketiga, maka virus akan masuk ke tubuh si Kecil dan tidak menimbulkan gejala apapun. Saat dilahirkan, bayi cenderung lahir dengan kondisi terserang cacar air. 

Pencegahan Cacar Air

Pencegahan Cacar Air
Pexels/Gustavo Fring

Apabila Mama ragu apakah sudah pernah terinfeksi cacar air atau belum, Mama bisa tes darah untuk memastikannya. Hasil tes darah bisa menunjukkan kekebalan tubuh mama terhadap cacar air.

Apabila Mama belum pernah terinfeksi cacar air, maka harus segera periksa ke dokter untuk mendapatkan vaksinasi guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap cacar air. 

Vaksinasi itu umumnya diberikan maksimal 10 hari setelah Mama mengikuti tes darah  guna mencegah semakin parahnya gejala yang bisa Mama alami. Suntikan ini tergolong aman dan tidak membahayakan tumbuh kembang janin dalam kandungan. Namun, jika Mama sudah terlanjur terpapar virus cacar air dan mengalami gejala, dokter biasanya akan memberikan obat antivirus untuk mengurangi keparahan penyakit. 

Itulah bahaya cacar air pada ibu hamil. Cacar air memang penyakit biasa, namun tidak dapat dianggap sepele apabila sudah menyerang Mama yang sedang hamil. Oleh sebab itu, Mama harus rutin periksa ke dokter untuk mengetahui kesehatan mama dan janin. 

Baca juga :

The Latest