TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mulai Hari Ini, Bayi Baru Lahir Wajib Skrining Hipotiroid Kongenital

Tujuannya untuk mengurangi risiko cacat pada bayi dan anak kelak

Pexels/Laura Garcia

Hipotiroid kongenital adalah kelainan endokrin kongenital terbanyak pada anak dan penyebab tersering retradasi mental yang dapat dicegah. Bila tidak terdeteksi, kondisi ini bisa menyebabkan cacat dan gangguan perkembangan pada bayi.

Maka, skrining terhadap penyakit hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir sangat penting.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan ulang (relaunching) program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menyebutkan dengan pencanangan tersebut, ke depan pemeriksaan SHK atau pemeriksaan kekurangan hormon tiroid bawaan, wajib dilakukan kepada semua bayi baru lahir.

“Mulai hari ini, semua bayi yang lahir di Indonesia harus diperiksa SHK untuk menjaring apabila ada risiko kelainan dalam tumbuh kembang anak,” kata Wamenkes di laman Sehat Negeriku.

Rangkuman informasi tentang bayi baru lahir wajib skrining hipotiroid kongenital bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini. 

Apa Itu Hipotiroid Kongenital?

Freepik/Javi_indy

Hipotiroid kongenital adalah kelainan endokrin kongenital terbanyak pada anak dan penyebab tersering retradasi mental yang dapat dicegah.

Kelainan disebabkan oleh kurang atau tidak adanya hormon tiroid sejak dalam kandungan dan apabila tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan retardasi mental berat.

Gejala Hipotiroid Kongenital pada Bayi dan Anak

Freepik/rawpixel.com

Dante mengatakan, hal ini merupakan implementasi dari transformasi layanan primer yang menekankan pada upaya promotif preventif. Pasalnya sebagian besar kasus hipotiroid kongenital tidak menunjukkan gejala. Sehingga tidak disadari orang tua si bayi.

"Gejala khas ini baru muncul seiring bertambahnya usia anak," ujarnya.

Bayi dengan hipotiroid kongenital ringan mungkin tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas. Sebaliknya, pada kasus hipotiroid kongenital yang berat, wajah bayi akan terlihat sembap atau bengkak dengan lidah yang tebal dan besar.

Berikut beberapa gejala hipotiroid kongenital yang perlu diwaspadai:

  • kesulitan saat makan,
  • perut membengkak dan terkadang pusar tampak menonjol,
  • otot lesu dan lemah,
  • kulit dan mata menguning,
  • rambut kering dan rapuh,
  • lengan dan tungkai pendek.

Hipotiroid kongenital yang tidak ditemukan dan ditangani sejak awal akan menyebabkan gangguan pertumbuhan di kemudian hari. Anak dengan kondisi ini akan memiliki tubuh pendek atau cebol, retardasi mental, dan kesulitan bicara, Ma.

Bagaimana Skrining Dilakukan?

Freepik/prostooleh

Dante menerangkan SHK adalah skrining atau uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir, untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dan bayi yang bukan penderita.

Pada pelaksanaannya, skrining hipotiroidkongenital dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu. “Skrining ini dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak (baik FKTP maupun FKRTL), sebagai bagian dari pelayanan neonatal esensial,” katanya.

Dante menerangkan darah diambil 2-3 tetes dari tumit bayi, kemudian diperiksa di laboratorium. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya satu bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.

“Setetes darah tumit menyelamatkan hidup anak-anak bangsa. Karena begitu kita tahu kadar tiroidnya rendah langsung kita obati. Pengobatannya bisa berlangsung seumur hidup supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Wamenkes.

Nah, jadi jika bayi yang baru lahir belum melakukan skrining ini hingga usia 2 minggu, segera bawa si Kecil ke fasilitas kesehatan ya, Ma. Tujuannya gar risiko cacat dan gangguan perkembangan bisa ditekan.

Itu informasi tentang bayi baru lahir wajib skrining hipotiroid kongenital. Apakah bayi mama sudah melakukan skrining ini?

Baca juga:

The Latest