TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mau Pakai Ranjang Bayi Bekas? Ini Cara Cek Keamanannya

Dari wujudnya sih masih bagus. Tapi, apakah yakin aman digunakan?

Pixabay/erikawittlieb

Berburu barang bekas pakai yang masih baik kondisinya adalah hal yang menyenangkan. Selain memuaskan batin, menemukan barang dengan harga murah tentu saja sangat menghemat kantong. 

Bagi calon orangtua, kegiatan berburu barang bekas pakai ini dapat menghemat pengeluaran. Maklum, sebentar lagi setelah bayi lahir, pengeluaran keluarga akan makin besar. Untuk itu, perlu disiasati bukan? 

Salah satu benda yang sering diperjual-belikan bekas pakai adalah ranjang bayi. Bahkan, ada keluarga yang menggunakan ranjang bayi secara turun-temurun karena memang furnitur yang satu ini tak lekang dimakan usia dan umumnya hanya digunakan selama 1-2 tahun awal kehidupan bayi saja. 

Tetapi, apakah ranjang bayi kuno atau bekas pakai itu benar-benar masih layak pakai?

Ranjang Bayi Bekas dan Bahayanya Bagi Keselamatan Bayi

Pixabay/ErikaWittlieb

Dilansir dari verywellfamily.com, The Consumer Product Safety Commission (CPSC), sebuah lembaga pemerintahan di Amerika Serikat, melabel ranjang bayi bekas pakai sebagai salah satu benda yang berbahaya. Ranjang-ranjang bayi kuno punya tiang-tiang yang menonjol sehingga berisiko bagi bayi yang baru belajar berdiri karena pakaian longgarnya dapat tersangkut di sana. Celah yang terlalu jauh atau lubang-lubang dekoratif di kepala tempat tidur dapat menjebak kepala anak.

Meskipun ranjang bayi bekas, terutama yang modelnya kuno tampak indah dan bernuansa sentimental, tetapi orangtua perlu memerhatikan standar keamanannya. Ranjang bayi yang tidak dilengkapi standar keamanan modern sebaiknya hanya dijadikan dekorasi saja atau dialihfungsikan menjadi furnitur lainnya.

Polemik Ranjang Bayi Kuno dengan Pintu Samping

Pexels/ Vishnu R Nair

Ranjang bayi kuno biasanya berpintu samping dengan sistem yang diangkat dan diturunkan untuk menguncinya. Sejak tahun 2007, CPSC melakukan pengamatan terhadap ribuan ranjang bayi dan menemukan bahwa pintu bukaan samping ini cukup berbahaya. 

Apakah bagian-bagian berbahaya itu? 

  • Ranjang bekas memiliki bagian-bagian perangkatnya rawan aus atau mengendur,
  • gerakan berulang, misalnya melakukan naik-turun atau buka tutup pintu dapat membuat bagian-bagian boks terlepas dan hilang,
  • geruji ranjang juga bisa mengendur seiring waktu sehingga membuat celah di mana bayi bisa terperangkap karenanya, 
  • jika ranjang bayi sering bergerak dipindah-pindahkan, ini akan membuat rangkanya longgar. Membeli barang bekas sangat berisiko sebab Mama tidak tahu bagaimana barang tersebut diperlakukan oleh pemilik sebelumnya. 

Keamanan Kasur Bayi

Pexels/Dominika Roseclay

Bagian kasur, tempat di mana bayi akan berbaring sepanjang hari, juga perlu dipertimbangkan keamanannya. Kasur yang sudah tua dapat menimbulkan masalah keamanan karena mungkin sudah terlalu gembos sehingga bisa menimbulkan risiko kematian bayi mendadak.

Orangtua perlu mengecek dengan teliti apakah kasur dengan ranjang kompatibel satu sama lain. Jika tidak, saat bayi tertidur dan bergerak-gerak, ia bisa tak sengaja menyelinap di antara bingkai ranjang dan kasur. Hal ini bisa menimbulkan kematian.

Standar Keamanan Ranjang Bayi Bekas Menurut CPSC

Pixabay/erikawittlieb

The Consumer Product Safety Commission telah menetapkan standar keamanan ranjang bayi yang dapat dijadikan pedoman untuk memutuskan memilih ranjang bayi yang tepat:

  • Ukuran kasur harus pas dengan ranjang dan kuat (tidak terlalu keras atau pun lembut).
  • Pastikan semua perangkatnya lengkap dan tidak rapuh, apalagi rusak.
  • Celah-celah antar tiang sebaiknya tidak lebih dari lebar kaleng soda atau sekitar 7,3 cm.
  • Tidak ada dekorasi atau desain berlubang-lubang di headboard dan footboard-nya.
  • Bagian sudutnya tidak boleh lebih tinggi dari 1,6 mm.

Selain itu, CPSC merekomendasikan agar tidak menggunakan ranjang bayi yang berusia lebih dari 10 tahun untuk menjaga kualitas barang dari kerapuhan yang dapat membahayakan nyawa bayi. Semoga informasi ini dapat membantu ya, Ma!

Baca juga:

The Latest