TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bayi Alami Sensory Food Aversion, Ini Trik Menyiasatinya

SFA harus mendapatkan perawatan dari dokter agar bayi mendapatkan asupan gizi yang komplit

Pexels/Shohei Ohara

Bagi bayi yang baru belajar makan, ini adalah tahapan di mana petualangan dimulai. Ada begitu banyak keseruan dalam makanan yang dijelajahinya pertama kali, dari bentuk, warna, tekstur, aroma, hingga suhunya. 

Tetapi, bagi sebagian bayi aspek-aspek dalam makanan justru menjadi momok yang membuat mereka menolak makanan tertentu. Bayi yang mengalami sensory food aversion (SFA) atau keengganan makanan sensorik, aspek-aspek makanan tersebut membuat mereka sulit menghadapi makanan yang bervariasi. 

Lebih dari sekadar 'pilih-pilih makanan', SFA mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman terhadap rangsangan sensorik yang ditimbulkan oleh makanan dan bisa jadi ketidaknyamanan ini sangat ekstrem dirasakan. 

SFA harus mendapatkan perawatan dari dokter dan ahli gizi supaya bayi mendapatkan asupan gizi yang komplit sesuai usia perkembangannya tanpa terhalang masalah perilaku makan yang dideritanya. Sembari mendapatkan perawatan dari dokter, berikut ini Popmama.com merangkum beberapa strategi yang dapat diterapkan kepada bayi penderita SFA, dilansir dari Your Kids Table:

1. Dorong bayi untuk berinteraksi dengan makanan

Freepik

Tak perlu berekspektasi tinggi dan mendorong mereka melakukan hal besar, Ma. Mereka mungkin butuh waktu untuk menyentuh makanan yang disajikan, mempelajari teksturnya, hingga merasa terbiasa. Biarkan mereka melakukannya sendiri dengan dorongan rasa ingin tahunya. Mama bisa mengawasi mereka dari kejauhan dan bersikap seolah-olah tidak ada yang melihat aktivitas yang dilakukannya.

2. Mengenalkan makanan dengan cara yang menyenangkan

Freepik/freepik

Ketakutan bayi terhadap jenis makanan tertentu dapat menyebabkan trauma. Mama dapat mendorong mereka untuk berinteraksi dengan makanan lewat cara yang menyenangkan. Contohnya, jika bayi mama muntah dan ketakutan setiap kali menyentuh daging ayam, Mama bisa memotongnya dalam bentuk kubus-kubus. Buatlah saus celupan yang diibaratkan sebagai danau. Berpura-puralah menjadikan potongan ayam adalah bayi dinosaurus yang melompat ke dalam danau. 

Cara ini dapat menciptakan koneksi baru antara makanan yang ditakutinya dengan kesenangan. Bayi akan termotivasi dan merasa lebih santai melakukannya karena ia tidak merasa terintimidasi oleh fakta bahwa itu adalah makanan yang merangsang sensoriknya secara berlebihan. 

3. Latih kemampuan sensoriknya

Freepik

Sebagian bayi merasa enggan terhadap makanan tertentu, apalagi makanan yang baru, karena teksturnya yang masih asing. Untuk membiasakannya, Mama bisa melatih kemampuan sensoriknya di luar waktu makan. Misalnya dengan menggunakan sikat gigi elektrik yang menimbulkan getaran, dua kali sehari. Cara ini dapat merangsang kemampuan sensoriknya sehingga ia menjadi lebih terbiasa saat harus menghadapi hal-hal baru yang terasa tidak nyaman.

4. Bermain dengan sensory bins

Pexels/Tatiana Syrikova

Sensory bins adalah keranjang yang berisi berbagai benda dengan bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan lain-lain. Sensory binsbisa diisi dengan pasir, biji-bijian, water beads, mainan, sendok, mangkuk, sekop, cetakan kue, dan apapun benda yang aman dimainkan bayi. 

Sensory bins dapat melatih pemrosesan sensorik karena melibatkan berbagai panca indera saat bermain. Pada bayi dengan SFA, Mama bisa mengajaknya bermain sensory bins 5-6 kali seminggu untuk meningkatkan kemampuan pemrosesan sensoriknya.
 

5. Ajak bayi memasak bersama

Pixabay/1035352

Latihan pemrosesan sensorik pada bayi dengan SFA bukan hanya bisa dilakukan saat waktu makan saja, Ma. Saat menyiapkan makanan si Kecil, Mama juga bisa melibatkannya untuk memasak bersama. Bayi terkadang merasa lebih berani untuk mencoba hal baru dalam suasana yang santai dan gembira. Ini adalah waktu tanpa tekanan yang memungkinkan bayi menjelajahi makan baru. Kuncinya adalah menghancurkan sebagian dari kepekaan terhadap sensorik itu melalui eksplorasi makanan.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Sensory Food Aversion pada bayi. Dengan menjalankan beberapa strategi di atas, dipadukan dengan saran dari dokter anak dan ahli gizi, Mama akan melihat perubahan-perubahan yang signifikan terkait kemampuan makan si Kecil. Semoga tips ini membantu ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest