TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Atasi Krisis Pembelajaran, Nadiem Makarim Rilis Kurikulum Merdeka

Tidak ada lagi peminatan IPA, IPS, dan Bahasa. Lalu, seperti apa pembelajaran anak-anak?

Freepik/Senivpetro

Sejak Desember 2021 sudah berhembus kabar kalau Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim akan merilis kurikulum baru yang meniadakan peminatan di sekolah menangah atas (SMA). 

Kini, kurikulum tersebut telah resmi dirilis. Pada Jumat (11/1/2022), Nadiem meluncurkan kurikulum baru yang bernama 'Kurikulum Merdeka'.

Melalui kurikulum ini, anak-anak akan merdeka dalam memilih mata pelajaran yang akan dipelajarinya di sekolah.

"Keunggulan Kurikulum Merdeka adalah ya kemerdekaannya sendiri, otonomi yang diberikan," Jelas Nadiem Makarim.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kurikulum baru ini, berikut Popmama.com telah merangkum informasi tentang Kurikulum Merdeka. Simak yuk, Ma! 

1. Melalui kurikulum merdeka, tidak ada lagi program peminatan

Freepik/Miksturaproduction

Nadiem Makarim menjelaskan, bagi siswa yang nantinya memilih kurikulum merdeka, mereka tidak akan mengikuti program penjurusan untuk dua tahun terakhir di SMA (kelas 11 dan 12). 

Mereka tidak perlu lagi melakukan penjurusan seperti IPA, IPS, ataupun Bahasa.

"Untuk yang memilih kurikulum merdeka ya tidak ada lagi jurusan, ya kejuruan, atau peminatan," ujar Nadiem Makarim.

2. Para siswa akan dibebaskan dalam memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya

Freepik

Melalui kurikulum ini, Nadiem ingin membebaskan para siswa dalam memilih mata pelajaran sesuai dengan keinginannya, minat, bakat , dan aspirasinya. Mereka bisa mencampur pelajaran IPA, IPS, dan Bahasa sekalipun.

"Peserta didik bisa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, aspirasinya, di dua tahun terakhir SMA. Berarti dia tidak terkotak-kotak kepada misalnya IPA atau IPS saja," kata Nadiem Makarim.

Program seperti ini sudah banyak dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di luar negeri. 

"Mereka bisa memilih sebagian materi pelajaran IPA sebagian IPS, dan itu adalah suatu hal yang sudah dilakukan di banyak sekali program-program kurikulum internasional," tutur Nadiem Makarim.

3. Kurikulum Merdeka merupakan salah satu cara Nadiem Makarim untuk atasi krisis pembelajaran

Freepik/gpointstudio

Nadiem pun menjelaskan kalau Kurikulum Merdeka dapat mengatasi krisis pembelajaran yang selama ini terjadi di Indonesia, khususnya di era pandemi Covid-19. Sebab, kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. 

“Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif,” ujar Nadiem lewat keterangan tertulis, Minggu (13/2/2022).

Melalui Kurikulum Merdeka peserta didik akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka akan berbasis kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

Itulah beberapa informasi mengenai Kurikulum Merdeka yang baru saja dirilis. Semoga kurikulum ini benar-benar mampu menghapus krisis belajar di Indonesia sehingga anak bangsa semakin cerdas dan membawa perubahan-perubahan yang baik untuk negeri ini. 

Baca juga:

The Latest