TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kenali Cara Mengatasi Ketakutan Anak Berdasarkan Pemicunya

Si Kecil tak dapat mengatasi ketakutannya sendiri lho, Ma!

Freepik/Karlyukav

Ketakutan dan kecemasan adalah hal biasa selama masa kanak-kanak. Namun, membiarkan ketakutan dan kecemasan ini tanpa diatasi, bisa meninggalkan dampak yang mendalam pada pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.

Sebagian besar orangtua berpikir bahwa balita akan mengatasi rasa takutnya ketika ia tumbuh dewasa, tetapi sebenarnya orangtua memiliki peran penting dalam membantu anak menghadapi ketakutan dan kecemasannya.

Lantas, apa yang perlu lakukan untuk mengatasi ketakutan anak?

Mari kita cari tahu apa saja yang perlu dilakukan serta kekhawatiran orangtua saat mengatasi ketakutan anak, berdasarkan informasi yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

Kekhawatiran Umum Orangtua Saat Mengatasi Ketakutan pada Anak

Freepik/Racool-studio

Salah satu kekhawatiran umum orangtua ketika mengatasi ketakutan pada anak adalah, merasa hal yang memicu ketakutan anak tampak tidak nyata atau tidak dapat Mama pahami.

Anak sangat mungkin menunjukkan rasa tidak aman dan ketakutan yang mungkin tampak tidak dapat orangtua pahami. Misalnya Mama tak memahami mengapa anak balita memeluk Mama tepat sebelum Mama meninggalkan rumah, dan takut Mama tidak akan kembali.

Namun sebaiknya hindari untuk memahami dasar ketakutan yang anak rasakan. Jika menurut Mama ketakutan yang anak miliki tampak rasional atau tidak rasional, ketahuilah bahwa ketakutan yang anak rasakan, sangat nyata baginya.

Mama tak perlu khawatir, ada beberapa pemicu ketakutan yang paling umum pada balita dan berikut adalah cara mengatasinya

1. Takut akan hantu atau monster

Freepik/Macrovector

Tak sedikit balita yang takut akan hantu dan monster, terlebih lagi jika anak baru saja menyaksikan film yang bergenre horror atau thriller. Anak merasa bahwa hantu dan monster ada di sekitarnya.

Balita mendapatkan ketakutan semacam ini terutama pada malam hari atau ketika ia berada di ruangan yang gelap. Umumnya, anak dapat merasakan ketakutan ini ketika sudah mulai belajar tidur di kamarnya sendiri.

Terkadang anak takut hantu dan monster bersembunyi di bawah tempat tidur atau di lemarinya. Dalam situasi seperti itu, Mama harus meyakinkan anak dan memberi tahunya bahwa hal-hal itu tak akan mengganggunya.

Mama dapat memberikan anak lampu tidur atau membuka pintu kamar sedikit, agar anak mendapatkan sedikit cahaya dari luar.

Selain itu, Mama dapat membiarkan anak membawa boneka atau salah satu mainannya ke tempat tidur, dan katakanlah bahwa boneka atau mainan ini dapat melindungi anak dari hantu atau monster berbahaya.

2. Takut akan ruang atau kamar gelap

sheknows.com

Sama seperti ketakutan pada hantu atau monster menyeramkan, takut akan ruangan gelap adalah salah satu ketakutan umum pada anak-anak, dan karena itulah anak seringkali takut tidur sendirian di kamarnya.

Dalam situasi seperti itu, Mama dapat menemani si Kecil sampai ia tertidur. Memasang lampu redup di kamarnya juga merupakan pilihan yang baik. Selain itu, Mama dapat mengajari si Kecil untuk berdoa di malam hari sebelum tidur.

Cara ini akan membantu mengembangkan kekuatan dalam dirinya untuk melawan rasa takut dan merasa terlindungi.

3. Takut dengan cahaya dan suara petir

Pexels/Pixabay

Sebagian besar anak-anak menjadi takut ketika mereka mendengar suara guntur dan badai. Bahkan tak hanya anak-anak, masih banyak orang dewasa yang juga takut melihat cahaya kilat yang disertai dengan suara kencang.

Namun, berbeda dengan orang dewasa, balita mungkin berpikir bahwa kilat disebabkan oleh kekuatan gaib yang menciptakannya atau menunjukkan alam yang marah. Dalam situasi seperti itu, Mama dapat meyakinkannya dan memberi tahu anak tentang alasan ilmiah di balik guntur, badai, dan kilat.

Kemudian, jika sedang terjadi hujan yang disertai kilat, Mama dapat mengajak anak untuk bernyanyi lagu favoritnya. Suara musik dan menyanyi bersama mungkin dapat mengalihkan perhatian anak dari cahaua dan suara petir.

4. Takut pada orang asing

Freepik

Anak yang masih kecil dapat merasa takut pada orang asing karena ia merasa bahwa orang asing bisa mengambilnya dari orangtuanya, atau takut diculik!

Orang asing yang bisa membuat anak takut bukan hanya orang yang benar-benar tidak diketahui, namun bisa saja keluarga jauh, teman, atau kerabat dari orangtua yang bisa menjadi orang asing bagi balita. Ketakutan semacam ini dapat berkembang terutama pada balita yang antisosial.

Jika anak menghadapi ketakutan dengan orang asing, maka keterampilan sosialnya perlu ditingkatkan. Secara perlahan, Mama dapat mengajak anak untuk berinteraksi dengan anak-anak lain, baik itu pergi ke taman bermain.

Atau Mama juga bisa mendaftarkan si Kecil ke beberapa kelas hobi, di mana ia bisa bertemu dengan anak-anak dan guru baru. Mengikuti cara ini dapat membantu meningkatkan keterampilan sosialnya, sehingga mengurangi rasa takut terhadap orang asing.

Selain ketakutan di atas, ada beberapa ketakutan lainnya yang umum terjadi pada balita.

Ketakutan Lainnya yang Umum pada Anak-Anak

Freepik

Ada beberapa ketakutan lainnya yang umum terjadi pada balita. Lihat sekilas daftar ketakutan lain pada anak-anak yang dilansir dari India Parenting berikut ini:

  • Takut berpisah dengan orangtua
  • Takut pada dokter dan suntikan
  • Takut serangga
  • Takut guru sekolah
  • Takut ke toilet
  • Takut ke kamar mandi
  • Takut pada hewan peliharaan seperti kucing dan anjing

Ketika si Kecil memiliki ketakutan, orangtua perlu menanganinya dengan lembut dan simpatik. Ketahuilah bahwa anak membutuhkan bantuan orangtua untuk mengatasinya. Mengolok-oloknya atau meremehkan ketakutannya akan memperburuk situasi dan membuatnya merasa terisolasi.

Alih-alih meremehkan ketakutan anak, Mama harus menjelaskan pada anak bahwa ia tidak perlu takut, namun Mama memahaminya. Seperti, "Mama mengerti jika kamu ketakutan, Mama hanya pergi ke supermarket sebentar untuk membeli kebutuhan,"

Kepastian dari Mama bisa menjadi senjata terhebat bagi anak untuk melawan ketakutannya. Selalu yakinkan balita saat ia ketakutan, buatlah ia nyaman, dan jangan tinggalkan anak sendirian ketika ia masih ketakutan.

Baca juga:

The Latest