TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Eksklusif: 7 Tips Menjaga Keuangan Selama WFH dari Dzulfikar Fahlevi

Menghindari panic buying, yuk ikuti tips ini!

Pexels/EVG Photos

Pandemi Covid-19 tentu membuat perekonomian global terpuruk. Mewabahnya virus corona tentunya berimbas kepada ekonomi masyarakat, termasuk di Indonesia. 

Tak jarang pendapatan masyarakat mulai berkurang akibat wabah virus corona. Hal ini karena akibat kebijakan lockdown yang membuat para pekerja informal harus kehilangan penghasilan mereka, juga para pekerja kantoran yang penghasilannya harus terpangkas karena kebijakan work-from-home (WHF). 

Selain berkurangnya pendapatan yang masuk, adanya panic buying juga membuat keuangan rumah tangga menjadi semakin berantakan.

Untuk mengelola keuangan selama WFH ini, berikut Popmama.com bagikan tips berdasarkan wawancara eksklusif bersama Dzulfikar Fahlevi, S.Si., MBA., QWP, Bisnis Analis Treasury.

1. Jangan jadi panic buying

Freepik

Dalam penjelasannya, pihak Treasury menyebutkan bahwa peningkatan kebutuhan ini sebenarnya didasarkan rasa panik kita dalam menanggapi pandemi Covid-19. 

Jika kita panik, maka kita akan membeli barang-barang diluar alokasi/ budget perbulan. Bahkan kita akan cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

Oleh karena itu, seaiknya masyarakat mengikuti instruski pemerintah untuk membeli makanan seperlunya dan jangan keluar rumah jika tidak diperlukan.

2. Prioritaskan pengeluaran sesuai kebutuhan selama WFH

Freepik/Jcomp

Adanya kebijakan WFH seharusnya dijadikan momen untuk mengatur keuangan lebih baik, karena selama dirumah kita tak perlu mengeluarkan pengeluaran harian yang biasa dilakukan seperti konsumsi, transportasi, dan hiburan.

Oleh karena itu, prioritaskan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan semasa WFH. Jika masih terdapat dana berlebih, maka alokasikan dana tersebut untuk disimpan. Pengeluaran harian yang biasanya meningkat tentu bisa dipangkas untuk disimpan.

3. Identifikasi pengeluaran

Pexels/Breaking Pic

Berkurangnya pendapatan tentu membuat keluarga harus pintar-pintar dalam menutupi pengeluaran mereka selama WFH.

Pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi pengeluaran mana saja yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran lainnya atau yang harus digunakan sebagai dana darurat.

4. Buat anggaran belanja

Pixabay/stocksnap

Untuk meminimalisir pengeluaran berlebih, kamu juga perlu membuat anggaran belanja. Dengan adanya anggaran belanja yang jelas, tentu pengeluaran selama WFH dapat ditutupi.

Ingat, jangan panik! Sehingga membelanjakan kebutuhan diluar alokasi pengeluaran bulanan kita apalagi sampai harus membeli barang yang sebenarnya tak dibutuhkan.

Mama juga bisa mengunduh aplikasi Yummy App untuk mengetahui akan masak apa hari ini. Dengan Cara ini, Mama jadi bisa menakar pengeluaran pembelian bahan makanan sesuai dengan keperluan. 

Yuk segera download Yummy App

5. Menabung jika alokasi dana berlebih

Pixabay/stevepb

Meski keadaan keuangan mungkin kurang memadai, menabung tetap harus dilakukan dalam keadaan apapun.

Alokasi pendapatan untuk menabung dapat disesuaikan berdasarkan tujuan finansial yang ingin dicapai.

Namun, mengingat kita bisa memangkas beberapa pos pengeluaran seperti transportasi dan hiburan, alangkah lebih baik kita masih memiliki alokasi dana untuk disimpan sebagai keperluan yang lebih penting dikemudian hari.

6. Mempersiapkan keuangan menjelang bulan Ramadan

Freepik/Rawpixel.com

Meski semua kondisi keuangan difokuskan untuk keperluan WFH, penting juga untuk mempersiapkan keuangan menjelang Ramadan. Kuncinya adalah dengan mengatur anggaran.

Setelah terbentuk anggaran yang jelas, berkomitmenlah dengan anggaran yang telah dibuat dan jangan menjadi konsumtif dengan terlalu sering berbuka puasa di luar rumah atau belanja berlebihan.

Alokasikan pengeluaran yang dapat dipangkas sewaktu WFH menjadi simpanan. Tabungan ini bisa berfungsi sebagai dana darurat yang bisa kita persiapkan untuk menyambut Ramaan atau bahkan lebaran di tengah ketidakpastian kondisi saat ini.

7. Alokasikan dana berlebih pada pos simpanan

Dok. Treasury

Dzulfikar Fahlevi menjelaskan, "Jika kita telah memprioritaskan pengeluaran kita dan masih memiliki dana berlebih, maka lebih baik alihkan dana tersebut kedalam pos simpanan kamu. Salah satu pilhan instrumentasi keuangan yang tepat adalah dengan cara menyimpan emas."

Dalam kondisi ekonomi yang stabil ataupun tidak stabil seperti sekarang, harga emas cenderung naik dan mempertahankan nilainya terhadap inflasi. Selama 1 tahun terakhir, harga emas di Indonesia telah mengalami kenaikan sebesar 38.8%.

Ia juga menambahkan, "Mama dan Papa bisa mengumpulkan dana darurat dengan cara nabung Emas di Treasury, salah satu platform membeli emas yang bisa kamu pilih. Emas bisa dibeli mulai dengan Rp 20.000 dan kamu sudah bisa #punyasimpenan Emas yang nilainya cenderung naik dalam jangka panjang."

Simpenan Emas dapat dicairkan dalam waktu 2x24 jam, apalagi dalam jangka waktu yang panjang, nilai emas akan cenderung naik melebihi inflasi.

Apabila dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini, harga Emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Nah, itu dia tips mengatur keuangan keluarga selama WFH berlangsung. Ingat Ma, kencangkan 'ikat pinggang' namun kebutuhan keuarga tetap terpenuhi dan serba cukup. Semangat selalu Mama!

Baca juga:

The Latest