TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kenali Mirror Syndrome, Penyakit Langka yang Bisa Menyerang Ibu Hamil

Jika tidak segera diatasi, penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi kehamilan

Freepik/Valeria_Aksakova

Saat hamil, tubuh Mama menjadi lebih rentan untuk mengalami berbagai penyakit terutama yang diakibatkan oleh infeksi. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan rutin cek ke dokter pun menjadi penting.

Salah satu jenis penyakit yang perlu diwaspadai adalah mirror syndrome. Wajar jika Mama belum pernah atau jarang mendengar tentang penyakit ini, sebab mirror syndrome tergolong sebagai penyakit yang langka.

Apa saja hal-hal yang perlu Mama ketahui tentang mirror syndrome pada ibu hamil?

Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama seperti dilansir dari laman Very Well Family:

1. Apa itu penyakit mirror syndrome?

Freepik/Phduet

Penyakit mirror syndrome adalah istilah lain untuk kondisi yang juga dikenal sebagai Sindrom Ballantyne atau triple edema. Penyakit ini biasanya terjadi pada kehamilan, terutama ketika janin memiliki kelebihan cairan yang tidak normal dan calon Mama memiliki preeklampsia.

Preeklampsia identik dengan suatu bentuk hipertensi atau tekanan darah tinggi. Meski tergolong langka, namun mirror syndrome jika sampai terjadi juga bisa mengancam jiwa.

Komplikasi kehamilan seperti mirror syndrome bisa membuat ibu hamil stres. Namun demikian, diagnosis yang tepat dan pengobatan yang cepat bisa membantu memperbesar peluang untuk menghadapi penyakit ini.

Oleh sebab itu, jangan ragu untuk segera cek ke dokter apabila Mama curiga mengalami penyakit mirror syndrome.

Baca juga:

2. Gejala mirror syndrome

Freepik/Pressfoto

Penting untuk memerhatikan segala sesuatu yang terasa dan tampak berbeda pada kehamilan, termasuk salah satunya saat mungkin timbul gejala mirror syndrome.

Mama perlu memahami bahwa kadang-kadang gejala dari mirror syndrome ini dapat tumpang tindih dengan kondisi lain, seperti preeklampsia. Maka dari itu, pemeriksaan profesional oleh dokter kandungan dan penegakkan diagnosis menjadi sangat penting.

Gejala mirror syndrome yang perlu Mama waspadai di antaranya:

  • bengkak pada area tubuh tertentu yang tidak normal
  • tekanan darah tinggi
  • ada protein dalam urine (bisa terlihat dari tes urine di laboratorium)
  • kenaikan berat badan yang berlebihan dalam waktu singkat

Mirror syndrome seringkali juga terlihat lewat tes darah, tepatnya melalui hemodilusi. Ini merupakan suatu kondisi di mana ada lebih banyak plasma dalam darah dan jumlah sel darah merah menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.

Biasanya hasil ini terjadi karena adanya kelebihan cairan yang menumpuk di dalam tubuh.

3. Penyebab mirror syndrome

Freepik/Freepic.diller

Tergolong dalam penyakit langka, sampai saat ini penyebab pasti dari mirror syndrome  masih belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom cermin biasanya disebabkan oleh kondisi yang disebut sebagai fetal hydrops atau hidrops janin.

Hidrops janin adalah suatu kondisi di mana cairan meninggalkan aliran darah dan menumpuk di jaringan janin. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal bergantung pada jenis hidrops janin yang terjadi.

Namun demikian, yang paling sering terjadi adalah karena perkembangan komplikasi yang mengganggu kemampuan alami janin untuk mengatur cairan dalam tubuh.

Jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan hidrops janin dapat mencakup infeksi, sindrom genetik, masalah jantung, gangguan metabolisme, dan lain-lain.

Dalam beberapa kasus, jika seorang perempuan hamil dengan janin kembar, sindrom transfusi antar janin juga bisa menyebabkan hidrops janin.

Pada gilirannya, komplikasi-komplikasi ini dapat menyebabkan preeklampsia pada ibu sebagai bagian dari sindrom cermin selain cairan di paru-paru.

Baca juga:

4. Pemeriksaan dan diagnosis mirror syndrome

Freepik/Rawpixel.com

Tidak ada tes khusus yang bisa dilakukan untuk langsung mendiagnosis mirror syndrome. Tetapi hasil dari tes lain dapat membentuk diagnosis yang sesuai.

Kelebihan cairan pada janin biasanya terlihat pada pemeriksaan ultrasonografi (USG), sementara itu preeklampsia dapat berdasarkan pembacaan tekanan darah dan protein dalam urine.

Hasil-hasil tes ini bersamaan dengan gejala yang dilaporkan oleh ibu hamil dapat menjadi penentu apakah benar kondisinya disebabkan oleh penyakit mirror syndrome.

5. Pengobatan mirror syndrome

Freepik

Seperti disebutkan sebelumnya, penyakit mirror syndrome termasuk dalam kategori penyakit langka. Oleh sebab itu, pengobatan dan perawatannya pun dapat bervariasi bergantung pada situasi spesifik.

Pengobatan seringkali bergantung pada penyebab hidrops janin dan keparahan preeklampsia yang terjadi. Jika penyebabnya diketahui dan dapat diobati, mengatasi mirror syndrome pun bisa lebih mudah untuk dilakukan.

Namun dalam kasus lain, terutama jika preeklampsia terjadi dalam kondisi serius, persalinan lebih awal mungkin bisa terjadi. Setelah bayi dilahirkan, biasanya sesuai kondisi akan diinapkan terlebih dahulu di ruang newborn intensive care unit (NICU) untuk diperiksa lebih lanjut.

Penting bagi Mama untuk menanggapi secara serius gejala mirror syndrome yang terjadi, betapapun kecilnya.

Gejala-gejalanya mungkin mirip seperti nyeri kehamilan yang normal. Tetapi apabila berlanjut terus-menerus, lebih baik segera konsultasikan pada dokter tentang tanda, gejala serta setiap perubahan yang terjadi pada janin.

Perawatan prenatal secara teratur juga dapat membantu memantau kemungkinan adanya tanda-tanda preeklampsia atau gejala lain dari mirror syndrome pada tubuh ibu hamil.

Jadi pada intinya, mirror syndrome masih dapat diobati. Hal yang terpenting, kunci dari pengobatan dari mirror syndrome adalah diagnosis dini yang tepat.

Baca juga:

The Latest