Waspada, Ini Fakta dan Risiko Preeklampsia bagi Ibu Hamil dan Janin

Ma, di Indonesia angka preeklampsia pada ibu hamil masih cukup tinggi, berikut ini faktanya

30 September 2020

Waspada, Ini Fakta Risiko Preeklampsia bagi Ibu Hamil Janin
Freepik/bearfotos

Salah satu risiko komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah preeklampsia. Bahkan data Kementerian Kesehatan RI menyebut preeklampsia sebagai penyebab kematian utama ibu di Indonesia, yaitu sebesar 32 persen. Jumlah tersebut tentu bukan jumlah yang sedikit. Itulah mengapa ibu hamil harus mewaspadai risiko preeklampsia.

Preeklampsia adalah keracunan pada saat kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan terdapat protein dalam urine. Seringkali juga ditandai dengan bagian tubuh yang mendadak bengkak dan kulit pucat.

Bagian tubuh yang paling sering bengkak saat preeklampsia adalah wajah, perut atau pinggang dan tangan. Di bawah ini Popmama.com akan merangkum fakta dan risiko preeklampsia bagi ibu hamil dan janin.

1. Hal yang perlu ibu hamil ketahui terkait preeklampsia

1. Hal perlu ibu hamil ketahui terkait preeklampsia
Freepik/v.ivash

Jangan abaikan jika Mama menemukan tanda ini:

  • Sindrom yang memengaruhi sistem organ, disertai dengan hipertensi dan proteinuria.
  • Preeklampsia biasanya muncul di usia kehamilan minggu ke-20 atau lebih.
  • Early onset preeclampsia (preeklampsia yang terjadi di usia kehamilan kurang dari 34 minggu) dikaitkan dengan morbiditas yang lebih tinggi dibandingkan late onset preeclampsia.

2. Fakta seputar preeklampsia dan angka kejadiannya

2. Fakta seputar preeklampsia angka kejadiannya
Freepik

Terkait preeklampsia, ada perbedaan antara negara berkembang dengan negara maju. Indonesia masuk dalam kategori negara berkembang, dan berikut ini fakta seputar angka kejadian preeklampsia:

  • Di negara berkembang, kasus preeklampsia berkisar 4% - 18%.
  • Pada tahun 2004, WHO mencatat angka kejadian preeklampsia mencapai 0,51% - 38,4%.
  • Angka kejadiannya masih cukup tinggi yaitu 30% - 40%.
  • Angka kematian ibu di dunia mencapai 529.000 orang per tahun dengan ratio angka kematian ibu terbanyak disebabkan oleh preeklampsia menurut catatan WHO 2005.

3. Risiko preeklampsia pada ibu hamil dan janin

3. Risiko preeklampsia ibu hamil janin
Freepik/yanalya

Setelah ibu hamil terdiagnosis preeklampsia, tentu akan ada penanganan khusus. Biasanya dokter dan tim medis terkait juga akan memantau kegiatan, pola makan, dan pola istirahat ibu hamil.

Risiko bagi ibu hamil yang terkena preeklampsia adalah adanya kemungkinan terkena penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Tidak hanya ibu hamil, janin juga menghadapi risiko setelah sang ibu mengalami preeklampsia, antara lain:

  • Bayi berisiko terlahir prematur karena ibu hamil preeklampsia.
  • Kematian janin dalam kandungan atau kematian segera setelah lahir.
  • Gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
  • Berat bayi lahir rendah.
  • Bayi memiliki risiko tambahan terkena Penyakit Ginjal Kronis (PGK) setelah lahir nanti.

Itulah fakta dan risiko preeklamsia pada ibu hamil dan janin yang perlu Mama ketahui. Cegah risiko preeklampsia semasa kehamilan dengan cermat mengatur pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat ya, Ma.

Supaya selama masa kehamilan Mama bisa lebih tenang, ada baiknya Mama ‘sedia payung sebelum hujan’ lho. Salah satunya dengan dengan mengandalkan asuransi kesehatan yang bisa meng-cover biaya kehamilan Mama. Perlu diingat nih Ma, semua pasti membutuhkan persiapan, bahkan untuk para pasutri yang sedang merencanakan kehamilan.

Biar tidak serba buru-buru, ada baiknya Mama dan suami mulai ‘melek’ akan pentingnya produk asuransi sebagai manfaat tambahan kehamilan.

Sebagai saran, akan lebih baik kalau Mama dan suami bisa mendapatkan asuransi kesehatan individu tambahan yang memang lengkap dari segi beragam manfaat plus-nya. Adapun beberapa manfaat penting yang perlu Mama pertimbangkan adalah:

  • Perlindungan kehamilan, seperti pemeriksaan sebelum melahirkan, komplikasi kehamilan dan keguguran/aborsi ilegal.
  • Perlindungan persalinan, seperti melahirkan normal/abnormal termasuk vacuum & forcaps, serta melahirkan dengan pembedahan.
  • Perlindungan selama masa nifas, meliputi perawatan sesudah melahirkan untuk ibu (40 hari) dan bayi sampai (30 hari) sejak proses melahirkan.

Coba klik di sini ya Ma, untuk informasi selengkapnya terkait asuransi kesehatan yang bisa meng-cover biaya kelahiran Mama. Semoga bermanfaat! (WEB)

Bacajuga:

The Latest