Secara umum bayi menangis karena ia merasa tidak nyaman secara fisik dan juga emosional. Berikut ini beberapa hal yang sering kali menyebabkan bayi marah dan menangis:
1. Tanda bosan
Sebelum marah, apakah bayi menggosok-gosok matanya? Apakah ia menguap atau melakukan tindakan hiperaktif seperti menunjukkan kontrol fisik yang kurang dari biasanya? Kemungkinan mereka hanya bosan dan lelah, Ma.
Cara membantu:
Mama bisa membawanya ke tempat tidur dan mengajaknya tidur siang. Jika itu bukan waktunya tidur siang, baringkan saja tubuhnya di kasur dan nyalakan musik lembut agar ia bisa bersantai sejenak. Usahakan Mama menemaninya, berikan pelukan atau ceritakan sebuah kisah untuknya.
2. Tanda lapar
Bayi mama mungkin sensitif terhadap gula darah rendah sehingga berisiko mudah marah jika perutnya kosong.
Cara membantu:
Susui bayi. Selain itu, bisa juga berikan camilan buah atau biskuit tinggi protein dan karbohidrat yang akan memberikan pelepasan energi lebih lama dan lebih lambat daripada makanan berkarbohidrat tinggi atau bergula yang dimetabolisme lebih cepat sehingga dapat menyebabkan penurunan gula darah kembali.
Jika memang sudah waktunya untuk makan, segera siapkan makanannya, Ma!
3. Tanda overstimulasi
Apakah sebelum marah bayi tampak gelisah, mudah tersinggung, atau melamun? Atau saat itu bayi berada di lingkungan yang ramai, berisik, atau terlalu terang? Biasanya ini terjadi karena kenyamanan bayi terganggu.
Cara membantu:
Bantu bayi destimulasi dengan menawarkan ruang yang tenang, sejuk, dan tidak terlalu terang agar ia bisa melepaskan kemarahannya. Tawarkan permainan yang bisa mengalihkan perhatiannya seperti boneka, menonton TV, atau mandi air hangat jika memungkinkan.
Hal ini kerap terjadi pada anak-anak yang sangat sensitif, atau berada pada spektrum autisme. Mungkin bagi Mama lingkungan tempat kalian berada saat itu tidak mengganggu, tapi bagi si Bayi ini membebani sistem mereka.
4. Merasa tidak terhubung
Sebelum bayi kesal, apakah Mama sedang marah-marah, entah kepada bayi atau orang lain yang kemudian disaksikan bayi? Kemungkinan bayi menangis karena merasa tidak terhubung dengan Mama.
Cara membantu:
Redakan amarah mama, dan selama beberapa waktu ke depan cobalah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan bayi. Peluk dan cium bayi dengan hangat agar ia merasa dicintai. Ingat, Ma, bayi juga bisa merasakan apa yang Mama rasakan.
5. Tanda frustrasi
Biasanya ini terjadi pada bayi yang lebih besar (12-18 bulan) di saat ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya, tidak dapat mengambil mainannya karena 'terjebak' di baby chair. Bisa juga ketika bayi sedang belajar berjalan sambil memegangi pagar, kursi, tepi meja, atau apa pun yang ada di dekatnya. Karena takut mereka jatuh, Mama membantunya. Ini justru bisa membuat mereka kesal, lho, Ma! Mereka akan marah karena menganggap Mama terlalu protektif dan menghambat ia mencapai apa yang diinginkannya.
Kemarahan semacam ini sering disebut sebagai "temper tantrum" klasik. Pada dasarnya, anak mengalami kesulitan mengatasi kekecewaan mereka.
Cara membantu:
Alasan kemarahan ini seharusnya mudah diketahui Mama karena di usia ini anak sudah bisa bicara meski belum lancar. Tanyakan apa yang diinginkannya, dan terangkan bahwa ia tidak perlu menangis karena ia bisa mengatakan kepada Mama apa yang diinginkannya, seperti "Adik langsung panggil Mama aja, bilang mau apa… Sayang, kan, mukanya jadi jelek kalau menangis…"