- Ajak anak menyelesaikan proyek sederhana 30 hari, misalnya merawat tanaman sampai tumbuh atau membuat karya seni kecil.
- Dorong anak berlatih keterampilan baru (musik, berenang, menggambar) minimal 10–15 menit setiap hari tanpa berhenti di tengah jalan.
- Gunakan storytelling sebelum tidur dengan cerita tokoh yang gagal lalu bangkit, agar anak belajar nilai ketekunan.
- Latih anak menyelesaikan permainan atau puzzle meski butuh waktu lama, ajari mereka untuk tidak menyerah.
- Buat jurnal harian yang mendokumentasikan usaha dan kisah hari ini, fokus pada proses yang sudah dilakukan, bukan hanya hasil akhirnya.
Apa itu Grit? Penting seperti IQ, tapi Jarang Diajarkan di Sekolah

Setiap orangtua tentu ingin si Anak sukses, baik di bidang akademik maupun kehidupan nyata. Selama ini, sekolah lebih banyak menekankan kecerdasan intelektual, nilai ujian, dan ranking kelas.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada faktor lain yang tak kalah penting, bahkan lebih menentukan kesuksesan jangka panjang, yaitu grit atau daya juang.
Grit adalah kombinasi antara passion dan ketekunan jangka panjang untuk tetap berusaha meski menghadapi rintangan.
Psikolog Angela Duckworth dari University of Pennsylvania menyebut grit sebagai prediktor yang lebih kuat daripada IQ, bakat, atau latar belakang sosial ekonomi.
Artinya, anak yang memiliki daya juang tinggi cenderung lebih berhas il karena mereka tahu cara bangkit setelah gagal.
Sayangnya, grit belum banyak diajarkan di sekolah, sehingga peran orang tua menjadi sangat penting untuk menanamkannya sejak dini.
Berikut telah Popmama.com rangkum informasi seputar apa itu grit?
Grit sama pentingnya seperti IQ anak, tapi jarang diajarkan di sekolah.
1. Apa itu grit?

Grit didefinisikan sebagai kombinasi passion atau minat yang kuat dan ketekunan jangka panjang. Berbeda dengan semangat sesaat, grit membuat seseorang tetap berusaha meski mengalami kegagalan berkali-kali.
Seorang anak dengan grit akan terus mencoba meski gagal lima kali, sepuluh kali, bahkan seratus kali. Inilah yang membuat grit menjadi faktor penting dalam kesuksesan hidup, bukan hanya sekadar pintar di kelas.
Kelebihan grit adalah membentuk karakter tangguh, anak tidak mudah menyerah, dan mampu menghadapi tekanan hidup.
Namun, ada juga tantangan. Jika grit diajarkan secara berlebihan tanpa keseimbangan, anak bisa terlalu keras pada diri sendiri dan mengalami kelelahan mental.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk menanamkan grit secara bertahap sambil tetap memberikan dukungan emosional.
Dengan begitu, anak belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan, bukan akhir dari segalanya.
2. Studi ungkap anak yang tangguh lebih berhasil daripada anak jenius

Angela Duckworth, seorang psikolog dari University of Pensylvania dalam penelitiannya menemukan bahwa grit adalah prediktor kesuksesan jangka panjang yang lebih kuat daripada IQ, bakat, bahkan latar belakang ekonomi keluarga.
Misalnya, di akademi militer West Point yang menjadi subjek penelitiannya, calon taruna yang memiliki skor grit tinggi lebih mungkin bertahan melalui pelatihan keras dibanding mereka yang hanya memiliki nilai akademik tinggi.
Hal ini membuktikan bahwa daya juang lebih penting daripada sekadar kecerdasan.
Namun, bukan berarti IQ tidak penting. Kecerdasan tetap dibutuhkan untuk memahami pelajaran dan memecahkan masalah.
Bedanya, IQ hanya membawa anak sampai titik tertentu, sedangkan grit membantu mereka terus melangkah ketika menghadapi kegagalan.
Tantangannya terletak pada sistem sekolah masih lebih menekankan pada nilai akademik daripada ketekunan. Karena itu, orang tua perlu melengkapi pendidikan formal dengan membangun karakter daya juang di rumah.
3. Mengapa sekolah jarang mengajarkan grit?

Sebagian besar sekolah masih berfokus pada aspek akademik seperti jawaban yang benar, kecepatan mengerjakan soal, dan nilai ujian.
Sistem ini memang melatih anak untuk berpikir logis dan disiplin, tetapi jarang membekali mereka dengan keterampilan menghadapi kegagalan.
Misalnya, anak tidak pernah diajarkan bagaimana tetap berusaha ketika ditolak, bagaimana bangkit setelah gagal, atau bagaimana menyelesaikan tugas ketika sedang tidak bersemangat.
Kelebihan dari sistem sekolah saat ini dapat membuat si Anak terbiasa dengan aturan, target, dan pencapaian yang terukur.
Namun, sistem sekolah saat ini juga bisa membuat si Anak menjadi generasi yang rentan menyerah ketika berhadapan dengan masalah nyata di luar kelas.
Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, tantangan sering kali tidak memiliki jawaban tunggal yang pasti seperti soal ujian.
Karena itu, grit perlu ditanamkan sejak dini agar anak siap menghadapi berbagai situasi hidup yang tidak selalu sesuai dengan rencana.
4. Peran orangtua dalam menumbuhkan grit

Jika sekolah belum melatih grit dengan optimal, maka rumah adalah tempat terbaik bagi anak untuk belajar daya juang.
Orangtua bisa memulainya dengan cara sederhana, seperti mendorong anak melakukan sesuatu yang sulit secara konsisten, baik itu belajar musik, olahraga, atau proyek kecil.
Selain itu, penting juga untuk merayakan proses, bukan hanya hasil. Pujian atas usaha yang gigih akan lebih membentuk karakter daripada sekadar memuji nilai tinggi.
Kelebihan peran orang tua adalah kedekatan emosional yang memungkinkan anak merasa aman untuk mencoba lagi meski gagal.
Berikut adalah contoh aktivitas harian yang bisa dilakukan untuk melatih grit anak:
5. Mengapa anak perlu diajarkan grit sejak dini?

Anak mama bisa saja cepat menangkap pelajaran di kelas, tetapi apakah si Anak akan tetap berusaha ketika semua terasa berat?
Apakah ia akan menyelesaikan sesuatu meski tidak ada yang memuji?
Hal tersebut dapat menjadi refleksi penting bagi orang tua. Hidup tidak selalu memberi tepuk tangan, tetapi selalu memberi ujian.
Maka, yang perlu ditanamkan sejak dini dalam diri si Anak bukan hanya kepintaran akademis, melainkan ketekunan sebagai bekal untuk menghadapi situasi sulit.
Namun, si Anak juga perlu diajarkan mengenali batas diri dan pentingnya istirahat. Dengan keseimbangan yang tepat, grit akan menjadi bekal hidup yang berharga.
Dengan menanamkan grit sejak dini, si Anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mampu menghadapi realita kehidupan yang penuh tantangan.
Itulah informasi mengenai apa itu grit? lebih penting dari IQ, tapi jarang diajarkan di sekolah. Yuk, tanamkan dari sekarang!



















