Rayyan Arkan Dikha Pacu Jalur jadi Duta Pariwisata Riau Setelah Namanya Mendunia

Rayyan Arkan Dikha yang kerap disapa Dhika adalah seorang penari Pacu Jalur berusia 11 tahun dari Kabupaten Kuatan Singingi, Provinsi Riau. Daerah yang identik dengan tradisi Pacu Jalur ini seringkali disebut dengan nama Kota Jalur.

Tari Jalur sebagai identitas budaya dari Kabupaten Kuantan Singingi, sangat lekat dengan kehidupan masyarakatnya.

Pasalnya, ayah dan paman dari Dikha juga merupakan atlet Pacu Jalur. tradisi ini telah mendarah daging, tidak hanya di keluarga Dikha tapi juga di banyak keluarga yang mendiami Kabupaten Kuatan Singingi.

Dikha yang masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut hidup sederhana bersama keluarganya di Kuantan Singingi dan bersekolah di desa.

Sejak kecil, dirinya tumbuh di lingkungan jalur dan telah belajar menari di atas perahu. Ia telah menekuni tradisi ini sejak umur 9 tahun. Kini Dikha bukan hanya seorang penarik cilik yang viral, tapi juga calon atlet Pacu Jalur.

Tidak hanya menyematkan gelar baru, Pemerintah Provinsi Riau juga menganugerahkan beasiswa bernilai total 20 juta rupiah kepada sang aura farming boat kid yang telah sukses mencuri perhatian dunia.

Gubernur Riau, Abdul Wahid memuji dedikasi Dika, menyebutnya sebagai bukti nyata bahwa budaya Riau tetap hidup di hati generasi muda.

Atas jasanya memperkenalkan Pacu Jalur ke panggung yang lebih luas, Dika dinobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau di usianya yang masih 11 tahun dan diberikan beasiswa untuk menunjang pendidikannya.

Pacu Jalur adalah lomba dayung perahu tradisional dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Perahu yang digunakan disebut “jalur,” biasanya terbuat dari batang kayu utuh yang panjangnya bisa menampung 40 hingga 60 pendayung, sekitar 25 sampai 40 meter.

Tradisi ini berlangsung di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, dan diadakan setiap tahun di bulan Agustus.

Dikha sendiri tidak termasuk bagian dari pendayung perahu, melainkan seorang Coki.

Coki adalah seorang anak kecil atau remaja yang berdiri di bagian depan perahu sambil menari-nari atau beraksi penuh semangat. Keberadaannya dipercaya sebagai pembawa semangat dan keberuntungan untuk tim.

Uniknya, gerakan Dikha sebagai seorang Coki berhasil mencuri lebih dari ribuan pasang mata dari seluruh dunia. Tariannya dianggap memancarkan energi atau ‘aura’ yang sangat kuat dan positif.

Tren ini pun meluas, mulai dari video parodi, hingga atlet-atlet dunia yang menirukan gerakan penari jalur sebagai bentuk selebrasi di lapangan.

Itulah informasi mengenai Dikha Pacu Jalur jadi Duta Pariwisata Riau. Semoga aura yang dipancarkan oleh Dikha dari balik layar ponsel ke seluruh belahan dunia ini mampu menjadi jembatan yang memperkenalkan pariwisata Indonesia di kancah global!