Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kisah Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah, Budak yang Dijamin Masuk Surga

sahabat nabi
Freepik
Intinya sih...
  • Bilal bin Rabah disiksa karena memilih Islam
  • Abu Bakar membebaskannya dengan harga tinggi
  • Bilal menjadi muadzin pertama umat Islam
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat masyarakat Arab kuno masih membagi manusia berdasarkan warna kulit dan status sosial, lahirlah seorang bayi bernama Bilal bin Rabah. Ia bukan terlahir dari keluarga terpandang, bukan pula dari bangsawan.

Ibunya seorang budak dari Habasyah (Ethiopia), sementara ayahnya pendatang miskin. Sejak kecil, Bilal sudah dianggap “tidak punya nilai” oleh banyak orang.

Namun, Islam membalik seluruh pandangan itu. Bilal yang dulu disiksa dan dipandang rendah, justru kelak menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling mulia, bahkan dijamin masuk surga.

Perjalanan hidupnya menggambarkan bahwa kemuliaan manusia tidak pernah ditentukan oleh warna kulit, ras, atau status.

Berikut Popmama.com bagikan 5 pelajaran yang bisa orangtua tanamkan pada anak lewat kisah Sahabat Nabi Bilal bin Rabah, budak yang dijamin masuk surga.

1. Disiksa karena memilih Allah

Ilustrasi Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah saat kecil
Freepik

Ketika Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Bilal termasuk orang pertama yang menerima ajaran Islam.

Bilal bin Rabah lahir di pinggiran kota mekah sebagai anak berkulit hitam. Oleh karena itu, beberapa orang memanggilnya Ibnus-Sauda' yang artinya putra warna hitam.

Beranjak dewasa, Bilal menjadi seorang budak milik keluarga Bani Abdul Dar. Namun, setelah ayahnya meninggal, Bilal diserahkan kepada Umayyah bin Khalaf, tokoh penting kaum Quarisy.

Saat itu, Bilal merupakan kalangan yang awal memeluk Islam dan oleh karena alasan itulah Ummayah menyiksanya tanpa ampun. Bilal diseret ke padang pasir yang panas, tubuhnya dibaringkan di atas pasir membara, dan di atas dadanya diletakkan batu besar.

Setiap kali disiksa, kalimat yang keluar dari mulutnya hanya satu, “Ahad… Ahad… (Allah Maha Esa)”

Tidak ada rengekan, tidak ada kata menyerah. Justru keyakinannya semakin kuat. Siksaan tidak memadamkan imannya, tetapi malah menguatkannya.

Orang-orang saat itu mungkin memiliki kuasa atas tubuh Bilal, tetapi tidak ada yang mampu menyentuh hatinya.

2. Dibebaskan oleh Abu Bakar dengan harga tinggi

Ilustrasi pasar zaman rasulullah
Freepik

Melihat kezaliman itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak tahan. Ia segera mendatangi tuan Bilal dan menebusnya. Pemilik Bilal awalnya menolak, kemudian menyebut harga yang sangat tinggi, seolah menantang Abu Bakar.

Namun, Abu Bakar tetap membayar tanpa menawar sedikit pun. Ia tidak membeli budak, tetapi membebaskan manusia.

Setelah bebas, Bilal menjadi sahabat Nabi yang selalu mendampingi beliau dalam dakwah, hijrah, hingga berbagai peperangan.

3. Menjadi Muadzin pertama umat islam

Ilustrasi mengumandangkan salat
Freepik

Bilal memiliki suara yang jernih dan menggetarkan. Rasulullah SAW memilihnya sebagai muadzin pertama dalam sejarah, orang pertama yang lantang menyeru umat untuk mendirikan salat.

Suara itu bukan hanya panggilan menuju ibadah, tetapi juga lambang merdekanya hati dan keyakinan seorang hamba yang dulu pernah ditindas.

Rasulullah sangat mencintai Bilal karena keimanan dan akhlaknya. Bahkan suatu hari, ketika Nabi mendengar suara langkah Bilal di surga dalam sebuah mimpi, beliau menyampaikan kabar bahagia itu kepada sahabatnya.

4. Pelajaran parenting dari kisah Bilal bin Rabah

Ilustrasi Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah
Freepik

Kisah Bilal bukan hanya sejarah bagi orang dewasa. Ada banyak keindahan moral yang bisa ditanamkan pada anak sejak dini.

1. Harga diri tidak datang dari status, tapi dari karakter

Bilal dulu dipandang rendah, tetapi Allah meninggikan martabatnya. Maka, jangan memandang teman dari harta, warna kulit, atau latar belakang. Nilai seseorang ada pada akhlaknya.

2. Keteguhan lebih kuat daripada fisik

Bilal tidak melawan dengan tangan, tetapi dengan keyakinan.
Oleh karena itu, keberanian sejati bukan menang bertengkar, tetapi membela kebenaran meski sendirian.

3. Kebaikan yang tulus mengubah hidup orang

Abu Bakar membebaskan Bilal bukan untuk dipuji. Perilakunya bisa menjadi contoh untuk lakukan kebaikan karena empati, bukan ingin terlihat hebat.

4. Setiap anak punya bakat unik

Suara Bilal menjadi alasan ia dipilih sebagai muadzin.
Ini menjadi pelajaran untuk tidak membandingkan diri dengan teman. Bakat setiap anak berbeda dan semuanya bernilai.

5. Kesetiaan dan kejujuran tidak pernah sia-sia

Bilal selalu setia pada Nabi dan ajaran Islam. Konsisten berbuat baik akan membawa kebaikan kembali suatu hari nanti.


Itulah 5 pelajaran yang bisa orangtua tanamkan pada anak lewat kisah Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah, budak yang dijamin masuk surga. Semoga bermanfaat!

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Kisah Sahabat Nabi: Bilal bin Rabah, Budak yang Dijamin Masuk Surga

18 Des 2025, 16:42 WIBBig Kid