5 Respons Papa untuk Pertanyaan “Aku Cantik Nggak?” dari Anak Perempuan

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Psychological Association (APA), cara orangtua menanggapi pertanyaan anak terkait penampilan dan harga diri akan berdampak jangka panjang pada perkembangan kepercayaan diri si Anak.
Anak perempuan khususnya sering mencari validasi tentang penampilannya, terutama Papa yang merupakan seorang lawan jenis.
Pertanyaan polos seperti “Papa, aku cantik nggak?” sebenarnya tidak hanya tentang penampilan fisik, melainkan juga permintaan akan rasa aman, pengakuan, dan kasih sayang.
Jawaban Papa di momen ini bisa menjadi dasar bagi tumbuhnya rasa percaya diri si Anak.
Faktanya, anak yang tumbuh dengan pujian dan pengakuan yang cukup dari orangtuanya cenderung lebih mampu menjaga diri serta tidak terlalu bergantung pada validasi dari luar.
Hal ini membuat si Anak lebih stabil secara emosional, lebih mudah menghargai diri sendiri, serta tidak merasa perlu mencari pengakuan dari lingkungan yang bisa berisiko negatif bagi tumbuh kembangnya.
Berikut telah Popmama.com rangkum 5 respons Papa untuk pertanyaan “aku cantik gak?” dari anak perempuan.
1. Beri pujian yang tulus dan hangat

Memberikan pujian sederhana dan tulus, seperti “tentu saja kamu cantik sekali, nak,” dapat menjadi kalimat yang sangat bermakna bagi si Anak.
Anak-anak yang sering menerima validasi positif dari orangtuanya cenderung memiliki harga diri lebih tinggi dan mampu mengembangkan rasa percaya diri yang kuat.
Respons hangat seperti ini juga menciptakan hubungan emosional yang erat antara Papa dan anak, membuat si Anak merasa lebih dihargai dan dicintai.
Selain kata-kata, Papa bisa menambahkan senyuman atau pelukan hangat yang membuat anak merasa lebih aman.
Sentuhan emosional ini menjadi kombinasi ideal antara validasi verbal dan nonverbal, sehingga anak memahami bahwa dirinya berharga bukan hanya karena kata-kata, tapi juga dari perhatian tulus Papa.
2. Ingatkan bahwa cantik bukan hanya soal wajah

Anak perlu belajar bahwa cantik tidak semata-mata berarti fisik, tetapi juga sikap dan perilaku. Papa bisa menjawab dengan kalimat seperti, “iya, kamu cantik. Tapi yang bikin Papa paling bangga adalah hatimu yang baik.”
Pernyataan Papa yang mengaitkan kecantikan dengan kebaikan hati dapat membantu menggeser cara pandang si Anak agar tidak hanya fokus pada penampilan luar.
Hal ini penting agar si Anak tumbuh dengan konsep diri yang lebih seimbang.
Papa bisa menambahkan contoh sehari-hari, seperti ketika anak berbagi mainan atau menolong temannya, lalu menyebutkan bahwa sikap itu membuatnya semakin cantik.
Dengan begitu, anak akan memahami kecantikan dari sudut pandang yang lebih luas dan sehat.
Hal tersebut dapat Papa lakukan seperti contoh berikut:
Anak: “Papa, aku cantik nggak?”
Papa: “cantik, dan yang bikin Papa makin bangga, kamu selalu baik sama teman-temanmu.”
3. Berikan apresiasi terhadap usaha si Anak

Terkadang anak berdandan, memakai bando, atau mencoba gaya rambut baru sebelum bertanya, “Papa, aku cantik nggak?”
Di momen ini, Papa bisa merespon dengan, “wah, Papa lihat kamu berusaha menata dirimu, hasilnya cantik banget.”
Dengan demikian, anak dapat belajar bahwa kerja keras dan usaha adalah bagian penting dalam mengembangkan diri.
Respon ini tidak hanya membuat si Anak merasa dihargai, tapi juga mengajarkannya nilai penting tentang proses.
Papa juga bisa menambahkan motivasi kecil, seperti, “Papa suka kamu berani mencoba gaya baru, itu menunjukkan kamu kreatif.”
Dengan begitu, anak tumbuh dengan kebanggaan atas usaha yang ia lakukan, bukan hanya dari penilaian luar.
Hal tersebut dapat Papa pahami sesuai dengan contoh berikut:
Anak: “Papa, aku cantik nggak dengan bando ini?”
Papa: “cantik banget. Papa suka kamu berani coba gaya baru, keren sekali."
4. Mengajak anak bicara tentang rasa percaya diri

Selain menjawab langsung, Papa bisa menambahkan pertanyaan balik untuk menggali perasaan anak, misalnya, “menurut kamu sendiri gimana? Kamu merasa cantik nggak?”
Pertanyaan ini mendorong anak untuk mengenali dan menilai dirinya sendiri. Menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC), anak-anak yang diberi ruang untuk mengekspresikan perasaan akan memiliki self-awareness yang lebih baik.
Dengan membiasakan si Anak mengevaluasi perasaannya, Papa membantu membentuk dasar kepercayaan diri yang lebih kuat dari dalam diri.
Setelah anak menjawab, Papa tetap bisa menutup dengan kalimat yang menegaskan ulang, seperti, “buat Papa, kamu selalu cantik apa adanya.”
Respon ini membuat anak belajar bahwa validasi paling penting datang dari dirinya sendiri. Agar anak memahami maksud yang ingin Papa sampaikan, pastikan bahwa percakapan ini mengalir dengan sederhana, seperti:
Anak: “papa, aku cantik nggak?”
Papa: “menurut kamu sendiri gimana? Kamu merasa cantik?”
Anak: “iya!”
Papa: “nah, itu yang penting. Buat Papa, kamu selalu cantik.”
5. Tegaskan bahwa kecantikan si Anak unik dan spesial

Papa juga bisa menegaskan bahwa kecantikan anak bersifat unik dengan mengatakan, “kamu cantik dengan caramu sendiri, tidak ada yang sama seperti kamu.”
Jika si Anak tumbuh dengan kesadaran akan keunikan dirinya, si Anak akan cenderung lebih tahan terhadap tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan tertentu.
Pesan ini penting agar si Anak tidak mudah terjebak dalam kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama saat beranjak remaja.
Papa bisa menambahkan penjelasan sederhana, seperti, “setiap orang punya ciri khas, dan ciri khasmu itu yang bikin kamu spesial.”
Dengan respons ini, anak akan merasa bangga pada identitasnya sendiri dan belajar menghargai perbedaan. Dukungan Papa dalam hal ini adalah dasar yang kuat bagi terbentuknya citra diri si Anak yang positif dan sehat.
Itulah 5 respons Papa untuk pertanyaan “aku cantik nggak?” dari anak perempuan. Yuk, mulai dari sekarang, Pa!



















