Sherly Tjoanda Kecewa Program MBG di Ternate Belum Merata, Dimana Kendalanya?

- Video viral siswa mengeluh tidak menerima MBG
- Sherly Tjoanda kecewa dengan laporan dan fakta yang berbeda
- Perlunya evaluasi serius program MBG di Maluku Utara
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat rupanya belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh siswa di Maluku Utara.
Program MBG merupakan salah satu inisiatif nasional yang diluncurkan pemerintah untuk meningkatkan gizi anak sekolah, terutama di jenjang SD, SMP, hingga SMA sederajat. Melalui pemberian makanan bergizi setiap hari, program ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar, mencegah stunting, serta menanamkan kebiasaan makan sehat sejak dini.
Namun, implementasi di lapangan tampaknya belum berjalan mulus di semua daerah.
Hal ini terungkap saat Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, melakukan kunjungan kerja ke SMA Negeri 1 Kota Ternate, salah satu sekolah terbesar di provinsi tersebut. Sherly Tjoanda kecewa, soroti program MBG di Ternate yang belum merata.
Berikut Popmama.com rangkum untuk kamu!
Siswa Akui Belum Terima MBG
Beredar video di media sosial, kunjungan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda yang tampak kecewa lantaran program MBG tidak berjalan baik.
Dalam kunjungan itu, sejumlah siswa diduga secara terbuka menyampaikan keluhan mereka kepada sang gubernur. Hingga saat ini, mereka mengaku belum pernah menerima jatah makanan bergizi sebagaimana dijanjikan dalam program nasional tersebut.
Menanggapi hal itu, Sherly Tjoanda tak bisa menyembunyikan rasa herannya.
“Untuk program MBG, saya juga bingung. Waktu saya tanya ke pihak yang menangani, mereka bilang semuanya sudah siap,” ujar Sherly.
“Bahkan ketika saya tanya apakah perlu dapur tambahan, jawabannya ‘tidak perlu’. Tapi begitu saya turun langsung ke sekolah-sekolah, ternyata banyak yang bilang belum dapat MBG,” lanjutnya dengan nada kecewa.
Laporan dan Fakta yang Berbeda

Sherly juga menyoroti perbedaan antara laporan resmi dan kenyataan di lapangan. Saat sedang mengontrol perkembangan MBG, pihak distributor mengatakan bahwa semuanya berjalan dengan baik.
“Katanya 60 ribu siswa sudah menerima manfaat MBG. Tapi saya sendiri tidak tahu 60 ribu siswa itu di mana,” tegasnya.
Menurut Sherly, laporan dari pihak pelaksana program MBG di daerah tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Karena itu, ia langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Maluku Utara untuk segera menghubungi pihak pengelola MBG guna memastikan kebenaran data tersebut.
“Saya minta Kadikbud segera koordinasi. Ini sekolah terbesar di Ternate, masa belum dapat program MBG. Harus segera dicek dan diluruskan,” tegasnya lagi.
Perlunya Evaluasi Serius

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan menjadi langkah nyata pemerintah dalam mendukung tumbuh kembang anak bangsa melalui perbaikan asupan gizi di sekolah.
Namun, keluhan yang muncul di lapangan menjadi sinyal bahwa implementasi program ini di Maluku Utara masih memerlukan evaluasi dan perbaikan serius agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh seluruh anak sekolah.
Urgensi program ini terletak pada perannya dalam mengatasi ketimpangan gizi, meningkatkan daya konsentrasi, serta mengurangi angka putus sekolah akibat keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.
Penelitian menunjukkan bahwa program MBG memiliki potensi besar untuk menurunkan angka stunting dan masalah gizi di kalangan anak sekolah. Selain itu, program ini terbukti dapat meningkatkan kehadiran siswa di kelas serta memperbaiki prestasi akademik mereka.
Urgensi MBG bagi Tumbuh kembang Siswa

Tak hanya berdampak pada siswa, MBG juga mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung penyediaan makanan bergizi yang berkelanjutan.
Meski demikian, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan dana, ketersediaan bahan pangan lokal, serta mekanisme distribusi yang perlu diperkuat agar pelaksanaan program dapat berjalan lebih optimal.
Program seperti MBG tentu sangat penting bagi tumbuh kembang anak.
Semoga ke depan, pelaksanaannya bisa lebih merata agar semua anak Indonesia mendapat kesempatan belajar dengan kondisi gizi yang baik.
Jadi, apabila kunjungan Sherly Tjoanda kecewa, soroti program MBG di Ternate yang belum merata, bagaimana dengan sekolah di pelosok lainnya?



















