Bahaya Video Game yang Mengandung Kekerasan untuk Anak
-ibT74WdaB1OmtQsv7x6ufAg00zTeeMyd.jpg)
Video game telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak di era digital. Namun, muncul kekhawatiran mengenai bahaya dari permainan yang mengandung unsur kekerasan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang terhadap kekerasan dalam game dapat memengaruhi perilaku dan emosi anak.
Beberapa anak mungkin menjadi lebih agresif, kurang empati, atau mengalami perubahan dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Meski demikian, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa efeknya bergantung pada berbagai faktor, seperti pola asuh dan kepribadian anak.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi seputar bahaya video game yang mengandung kekerasan untuk anak. Simak informasinya di bawah ini.
1. Video game dengan unsur kekerasan memiliki kaitan erat dengan perilaku kekerasan anak

Dalam unggahan di akun Instagram @citra_amelinda, Dokter Spesialis Anak dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes mengatakan bahwa Video game dengan unsur kekerasan memiliki kaitan erat dengan perilaku kekerasan anak dibandingkan paparan media non interaktif seperti foto.
Hal ini disebabkan oleh sifat interaktif dari video game, di mana pemain tidak hanya melihat adegan kekerasan, tetapi juga secara aktif berpartisipasi dalam tindakan tersebut.
Dalam sebuah video game, anak tidak sekadar menjadi penonton, tetapi juga bertindak sebagai karakter utama yang melakukan aksi kekerasan, seperti menembak, menyerang, atau melukai lawan. Interaksi ini membuat pengalaman bermain lebih mendalam dan dapat meningkatkan keterlibatan emosional pemain.
Berbeda dengan foto atau gambar yang hanya bersifat pasif, video game memungkinkan anak untuk mengambil keputusan dan mengendalikan tindakan mereka dalam lingkungan virtual. Semakin sering anak berlatih melakukan tindakan agresif dalam game, semakin besar kemungkinan perilaku tersebut terbawa ke kehidupan nyata.
2. Bahaya video game yang mengandung kekerasan

Berikut adalah beberapa dampak negatif dari video game yang mengandung kekerasan untuk anak:
Meningkatkan Perilaku Agresif
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering bermain game dengan adegan kekerasan cenderung menunjukkan perilaku yang lebih agresif. Mereka bisa lebih mudah marah, kurang sabar, dan cenderung menyelesaikan konflik dengan cara kasar.
Mengurangi Empati
Paparan berulang terhadap adegan kekerasan dalam game dapat membuat anak kurang peka terhadap penderitaan orang lain. Mereka mungkin menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan menghibur, sehingga sulit berempati terhadap sesama.
Gangguan Emosional dan Mental
Bermain game dengan konten kekerasan secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan emosional seperti kecemasan dan stres. Beberapa anak juga bisa mengalami mimpi buruk atau ketakutan setelah memainkan game yang terlalu brutal.
Menurunnya Prestasi Akademik
Jika anak menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game, mereka bisa mengabaikan tanggung jawab akademik. Kurangnya waktu belajar dan tidur yang cukup dapat menurunkan konsentrasi serta prestasi di sekolah.
3. Tips menghindari bahaya video game yang mengandung kekerasan
-XBjXD4HpLHMID5P0KDlhTJvbVZr6J8Zk.jpg)
Paparan video game yang mengandung kekerasan dapat berdampak negatif pada anak jika tidak diawasi dengan baik. Untuk meminimalkan risiko, orang tua perlu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan:
Hindari Game untuk Anak Usia Prasekolah
Anak-anak usia prasekolah masih berada dalam tahap perkembangan awal, di mana mereka sangat mudah meniru apa yang mereka lihat. Pada usia ini, mereka belum bisa sepenuhnya memahami konsep kekerasan sebagai sesuatu yang salah atau berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari memberikan akses ke game yang mengandung unsur kekerasan, bahkan dalam bentuk yang ringan. Pilihlah game yang lebih edukatif, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.
Dampingi Anak Saat Bermain Game, atau Ikut Bermain Bersamanya
Salah satu cara terbaik untuk memastikan anak bermain game dengan aman adalah dengan mendampinginya atau bahkan ikut bermain bersama. Dengan cara ini, orang tua bisa mengetahui secara langsung isi dari game yang dimainkan, sekaligus mengajarkan anak tentang batasan moral dan etika dalam bermain. Jika terdapat unsur kekerasan dalam game, orang tua dapat menjelaskan bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan di dunia nyata dan membimbing anak agar tidak meniru perilaku agresif.
Hanya Izinkan Bermain Game di Area Ruang Keluarga, Bukan di Kamarnya
Membatasi lokasi bermain game dapat membantu orang tua untuk lebih mudah mengawasi anak. Jika anak bermain di ruang keluarga atau area terbuka di rumah, orang tua bisa melihat bagaimana anak berinteraksi dengan game dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Sebaliknya, jika anak bermain di kamar sendirian, mereka bisa lebih leluasa mengakses game tanpa pengawasan, termasuk game yang tidak sesuai usianya.
Tetapkan Jadwal dan Batas Waktu Bermain Game yang Jelas
Bermain game dalam waktu yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental anak, seperti kurangnya waktu tidur, menurunnya prestasi akademik, serta berkurangnya interaksi sosial.
Oleh karena itu, penting untuk menetapkan jadwal dan batas waktu bermain yang jelas, misalnya maksimal satu atau dua jam per hari. Pastikan anak tetap memiliki waktu untuk belajar, berolahraga, dan berinteraksi dengan keluarga serta teman-temannya di luar dunia game.
Jika Gamenya Online, Pantau Percakapan Anak dengan Teman Mainnya
Game online sering kali memiliki fitur komunikasi, baik melalui pesan teks maupun suara. Sayangnya, tidak semua pemain dalam game memiliki perilaku yang baik. Anak bisa saja terpapar kata-kata kasar, ajakan untuk melakukan tindakan berbahaya, atau bahkan mengalami cyberbullying.
Untuk menghindari hal ini, orang tua perlu memantau dengan siapa anak berinteraksi dan memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga keamanan dalam dunia digital. Jika perlu, gunakan fitur parental control untuk membatasi akses komunikasi anak dalam game online.
Itulah informasi mengenai bahaya video game yang mengandung kekerasan untuk anak. Video game yang mengandung kekerasan memang dapat membawa dampak negatif pada anak, terutama jika dimainkan tanpa pengawasan. Namun, dengan pola asuh yang tepat, dampak buruk tersebut bisa diminimalkan.



















