Popmama.com/Imtiyaz Putri
Distribusi guru dan anggaran pendidikan yang tidak merata juga menjadi penyebab utama ketimpangan kualitas pendidikan.
Di wilayah-wilayah rural, jumlah guru yang berkualitas sangat terbatas, dan insentif yang diberikan seringkali tidak cukup untuk menutupi biaya dan jarak yang harus mereka tempuh.
Akibatnya, siswa di daerah-daerah ini menerima pendidikan yang jauh dari kata ideal.
Tidak hanya mengenai tenaga pengajar saja, tetapi juga buku-buku, materi, dan fasilitas yang disediakan. Banyak wilayah di Indonesia yang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu kecil, dan proses pendistribusian buku-buku fisik ini bukan hal yang mudah, pun tidak murah. Selain dari pemerintah, butuh kolaborasi dari banyak instansi yang bahu-membahu membantu mewujudkan ini terjadi.
Salah satu inisiatif yang patut diapresiasi adalah penyediaan fasilitas belajar. Pada Rabu (21/5/2025) lalu, Tentang Anak melakukan kegiatan CSR dengan meresmikan Pojok Pintar Kampung Pinang Ranti, bertempat di Kampung Pemulung Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Fasilitas ini tidak hanya menyediakan sudut perpustakaan dengan buku-buku anak yang sudah dikurasi secara khusus, tetapi juga menyediakan ruang yang kondusif untuk mereka belajar bersama.
Popmama.com/Imtiyaz Putri
Dalam peresmiannya, hadir juga Plt. Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Eko Novi Ariyanti, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH sebagai founder Tentang Anak, Bendi sebagai Komisaris Ikatan Pemulung Indonesia Pinang Ranti, dan bintang tamu Sabrina Anggraini.
Popmama.com/Imtiyaz Putri
Acara peresmian diisi dengan berbagai kegiatan bersama anak-anak Kampung Pemulung, seperti mendongeng, mewarnai, dan membaca buku. Sabrina Anggraini membacakan dongeng "Tugas Baru Si Kurcaci Biru" yang mengajarkan nilai-nilai moral penting seperti kerja sama.
“Ternyata kalau kita ingin pintar, kita harus membiasakan baca buku dari kecil. Baca buku setiap hari. Kami ingin semua anak Indonesia bisa tumbuh optimal. Tentang Anak berusaha mewujudkan secara nyata agar anak-anak di Indonesia memiliki akses bacaan, fasilitas yang berpengaruh pada tumbuh kembang mereka,” jelas dr. Mesty.
Popmama.com/Imtiyaz Putri
Senada dengan itu, Eko Novi Ariyanti juga menyampaikan bahwa dongeng memuat banyak pelajaran berharga:
“Didongengin itu ada nilai-nilai yang bisa dipelajari. Dalam rangka kalau ada buku itu harus dibaca dan jangan main-main. Semua anak perlu membaca buku,” ujar Eko.
Nah, Ma, itu dia 4 faktor penyebab ketimpangan pendidikan di Indonesia dan sekilas informasi kegiatan Tentang Anak kemarin.
Dari sini, kita belajar bahwa hari Pendidikan Nasional seharusnya menjadi momentum untuk menegaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar bagi setiap anak.
Upaya untuk mewujudkan akses pendidikan yang merata tidak bisa dilakukan sendirian. Perlu kerja bersama, dukungan nyata, dan keberpihakan terhadap anak-anak yang selama ini terpinggirkan.
Karena pendidikan bukan sekadar soal hadir di kelas, tetapi tentang bagaimana setiap anak, di mana pun mereka tinggal, memiliki peluang yang sama untuk tumbuh dan belajar dengan layak.