Bahas Isu Anak dan Dampak Pandemi di Webinar SOS Children’s Villages

SOS Children’s Villages Indonesia ajak publik dukung keluarga rentan dan anak untuk bangkit bersama

14 September 2022

Bahas Isu Anak Dampak Pandemi Webinar SOS Children’s Villages
Instagram.com/desaanaksos

Organisasi SOS Children’s Villages Indonesia (Desa Anak SOS) mengadakan webinar bertajuk “Dukung Keluarga Rentan dan Anak Indonesia Bangkit Bersama dari Dampak Pandemi” pada Selasa siang (13/9/2022).

Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan SOS Children’s Villages Indonesia dalam rangka perayaan ulang tahun yang ke-50.

Selain itu, diadakannya webinar tersebut juga sebagai wadah untuk menyuarakan kampanye #BersamaUntukAnak sebagai bentuk upaya merespons dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan 407 anak di Semarang kehilangan orangtua.

Untuk menyukseskan kampanye ini, organisasi tersebut juga berkolaborasi dengan Bantu.id dalam pemenuhan hak dasar anak atas pengasuhan yang berkualitas, kesehatan, dan pendidikan.

Webinar diskusi ini dimoderatori oleh Dorothea Ayu, dan juga menghadirkan pembicara tamu Agung Budiono, seorang philanthropist, serta beberapa narasumber hebat, antara lain Amira Pratiwi, Mona Ratuliu, Tatang Kurnia, dan Ardik Setiawan.

Nah, pada kesempatan ini Popmama.com ingin mengajak Mama dan anak mama untuk melihat beberapa isu anak yang terkena dampak pandemi melalui webinar “Dukung Keluarga Rentan dan Anak Indonesia Bangkit Bersama dari Dampak Pandemi” yang penuh inspirasi.

Yuk, mari simak!

1. Banyak anak kehilangan orangtua pada masa pandemi

1. Banyak anak kehilangan orangtua masa pandemi
Unsplash/Andy Li

Pandemi yang melanda Indonesia selama lebih dari dua tahun memberi berbagai dampak buruk. Salah satunya adalah anak-anak yang harus kehilangan orangtuanya yang meninggal akibat Covid-19.

Agung Budiono, seorang philanthropist, menyebut bahwa dampak anak-anak yang kehilangan hak asuh akibat pandemi masih bisa dirasakan. “Covid sudah hampir selesai, tapi situasi anak-anak ini belum selesai,” ucapnya.

Anak-anak yang ditinggal orangtua tentunya memerlukan bantuan atau support. Menurut Agung, hal terkecil yang bisa dilakukan adalah dengan memberi dukungan emosional untuk mereka.

Editors' Pick

2. Pandemi beri dampak buruk pada kondisi mental

2. Pandemi beri dampak buruk kondisi mental
Unsplash/Annie Spratt

Pandemi Covid-19 juga memberi dampak kuat pada psikologis seseorang. Banyak orang, termasuk ibu dan anak, merasakan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan akibat pandemi yang memakan banyak korban.

Dampak seperti ini juga dirasakan oleh sebagian besar keluarga dari SOS Children’s Villages, di mana pada awal pandemi mereka juga ikut merasa cemas dan khawatir dengan nasib keluarga dan anak-anaknya.

“Memang ketika awal-awal sangat terdampak, tapi cukup cepat juga untuk bangkit gitu, terutama kalau kita bicara ibu-ibu SOS, mereka punya energi yang luar biasa, sehingga oke anak sekolah di rumah, oke apa yang bisa kita lakukan, jadi cepat gitu,” tutur Amira Pratiwi, Child Safeguarding Coordinator SOS Children’s Villages.

3. Anak tidak dapat hak asuh dan tempat bernaung yang layak

3. Anak tidak dapat hak asuh tempat bernaung layak
Unsplash/frank mckenna

Kehilangan orangtua yang meninggal dunia akibat Covid-19 membuat anak turut kehilangan hak asuh yang seharusnya didapatkan olehnya.

Tidak hanya itu, sebagian besar anak juga tidak mendapat tempat tinggal dan pendidikan layak karena mengalami dampak di berbagai faktor seperti ekonomi.

Hal ini menjadi salah satu perhatian serius bagi sebagian besar orang, termasuk Mona Ratuliu, seorang artis dan praktisi kinship care. Anak-anak perlu mendapat hak asuh yang layak, dan menurutnya salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan ikut membantu merawat mereka yang telah kehilangan orangtua.

SOS Children’s Villages beri support untuk anak dan keluarga rentan

SOS Children’s Villages beri support anak keluarga rentan
Popmama.com/Wesiana Tirta

Menanggapi isu-isu di atas, SOS Children’s Villages berupaya untuk memenuhi hak dasar anak khususnya dalam hal pengasuhan. Selain itu, mereka juga memberi dukungan bagi keluarga rentan dan anak yang kehilangan orangtua untuk bangkit dari dampak pandemi.

Salah satu upaya yang dilakukan organisasi ini adalah menjalankan program “Dana Bergulir”, di mana keluarga dapat mengembalikan dana yang sebelumnya telah dihibahkan untuk membantu keluarga-keluarga terdampak lainnya.

Tatang Kurnia, Family Straightening Program Director SOS Children’s Villages mengungkap beberapa upaya lain yang dilakukan organisasi tersebut untuk membantu keluarga rentan dan anak yang terkena dampak pandemi, seperti membangun usaha kecil rumah tangga dan melakukan home visit ke tempat keluarga yang terdampak secara berkala.

Ardik Setiawan, Village Director SOS Children’s Villages di Semarang ikut menambahkan bahwa sejak akhir 2021 sudah dijalankan sebuah program khusus sebagai bentuk upaya merespons dampak pandemi terhadap anak-anak Semarang yang kehilangan orangtua.

Program tersebut disusun untuk memenuhi hak anak dalam mendapat pengasuhan, kesehatan, dan pendidikan, serta mendukung anak dalam menghadapi situasi sulit.

Itu dia beberapa isu anak yang terkena dampak pandemi serta upaya SOS Children’s Villages dalam menanggapi permasalahan tersebut yang dibahas pada webinar “Dukung Keluarga Rentan dan Anak Indonesia Bangkit Bersama dari Dampak Pandemi”.

Semoga menambah pengetahuan baru serta inspirasi bagi Mama dan anak mama, ya!

Baca juga:

The Latest