Kisah Sukses Rintis Usaha Alas Kaki di Usia Sebelum 30 Tahun
- Dua pengusaha muda sukses di bidang fashion sebelum usia 30 tahun.
- Benny Wijaya dan Diswandy memiliki mimpi besar untuk mengembangkan bisnis sandal.
- Brand sandal Kingman mereka sudah berhasil terjual ke seluruh Indonesia.
Selalu ada jalan yang bisa dilakukan bagi orang yang mau berusaha. Inilah yang terjadi pada dua pengusaha muda yang sukses mengembangkan bisnis fashion.
Adalah Benny Wijaya dan Diswandy, dua orang anak muda yang usianya belum mencapai 30 tahun. Keduanya memiliki mimpi besar untuk mengembangkan bisnis di bidang fashion, tepatnya usaha sandal.
Meski sama-sama bukan dari bidang fashion, namun keduanya memiliki usaha yang sama kuatnya untuk menjalankan bisnis. Brand sandal bernama Kingman ini pun kini sudah berhasil terjual ke seluruh Indonesia.
Seperti apa kisahnya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
1. Dua orang dari latar belakang kantoran
Adalah Benny Wijaya, seorang mantan pegawai bank yang banting setir untuk menjalankan usaha ini. Ia bekerja sama dengan Diswandy, yang memiliki pengalaman di sektor logistik dan ekspor-impor.
Benny yang memiliki kemampuan mengolah keuangan, berpadu dengan Diswandy yang sudah memiliki pengalaman dalam logistik. Meski diawali dengan pengetahuan minim mengenai industri alas kaki, keduanya memiliki tekad yang sama, yaitu untuk belajar dan tumbuh bersama usaha yang mereka rintis.
2. Menjalankan bisnis dengan cara online
Selain berjualan secara offline, mereka juga menjalankan bisnis dengan cara online. Bahkan, e-commerce menjadi wadah penjualan utama mereka.
Keduanya melihat bahwa e-commerce memiliki trafik penjualan yang tinggi untuk barang-barang fashion. Hasilnya, e-commerce, seperti Shopee, berhasil berkontribusi hingga lebih dari 80% dari total keseluruhan penjualan produk mereka.
3. Berawal dari kebutuhan
Setiap usaha memiliki motivasi masing-masing. Bagi Kingman, produk ini muncul dari kepekaan mereka terhadap kebutuhan fashion laki-laki Indonesia akan sandal yang nyaman, fungsional, namun tetap rapi.
Seringnya, sandal dikaitkan dengan fashion kasual yang jauh dari kata rapi. Melihat peluang ini, mereka menciptakan sandal laki-laki yang cocok digunakan dalam berbagai event seperti saat santai atau semi-formal.
Dengan desain yang clean dan elegan, Kingsman percaya diri menyasar segmentasi pasar lintas generasi, mulai dari Gen Z, Milenial, hingga Gen X.
4. Mengembangkan usaha tanpa henti
Sebelum besar seperti sekarang, mereka memulai bisnisnya dengan melakukan studi pasar, mengembangkan rantai pasok, dan memproduksi seluruh produk secara mandiri. Kala itu, mereka melakukannya di Jakarta Barat.
Benny bertanggung jawab atas sistem operasional dan keuangan, sementara Diswandy menangani logistik serta strategi pemasaran digital. Semuanya dijalankan secara mandiri di waktu 2 tahun pertama, sambil masih bekerja penuh di kantor.
Kini Kingman sudah berhasil berkembang menjadi brand mapan yang membuka lapangan pekerjaan bagi 60 karyawan.
5. Prediksi tren footwear di tahun 2025
Kingman memproyeksikan kalau di tahun 2025 akan menjadi momentum bagi produk alas kaki yang menggabungkan gaya, kenyamanan, dan fungsionalitas. Salah satu tren yang diprediksi akan besar adalah clog sandal, yaitu sandal dengan desain tertutup namun tetap ringan dan nyaman.
Produk ini diklaim bisa menjawab kebutuhan laki-laki yang aktif dan ingin tampil rapi namun tetap santai, baik saat bepergian, bekerja, maupun dalam sehari-hari.
Wah, inspiratif sekali, ya!
