"Kanker kulit itu sebenarnya ada tiga macam yaitu Karsinoma sel basal (KSB), Karsinoma sel skuamosa (KSS), Melanoma. Nah, kalau kayak melanoma itu ciri-cirinya bisa bentuknya dari tahi lalat tapi dia cepat sekali membesar terus kemudian mungkin yang mudah berdarah meskipun tidak diapa-apain, kalau yang banyak kasusnya di Indonesia tuh sebenernya jenis kanker kulit Karsinoma sel basal (KSB) dan dia tidak menyebabkan kematian tapi dia dekskruktif jadi, cepat banget jadi luka tapi luka yang dalam," jelasnya pada acara Hair & Skin Research Grant 2024 Winner Announcement.
Kenali sejak Dini: Pentingnya Deteksi Kanker Kulit Menurut Dokter!

L'Oreal, bersama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) serta Universitas Indonesia (UI), kembali meluncurkan program filantropi yang sangat penting, yaitu Hair & Skin Research Grant 2024.
Program ini bertujuan untuk mendorong kemajuan di bidang penelitian dan inovasi seputar kulit dan rambut di Indonesia.
Pada tahun keempatnya, program ini mengajak dermatolog untuk berinovasi dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan kulit dan rambut di Indonesia, dengan fokus pada pemanfaatan bahan alami Indonesia.
Salah satu pemenang dari program ini adalah Tim E, yang terdiri dari dr. Irmadita Citrashanty, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K, dr. Maylita Sari, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K. dan dr. Bagus Haryokusumaputra, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K
Mereka berhasil mengajukan penelitian berjudul "Penilaian Prediktif Indeks Melanin dan Indeks Eritema sebagai Faktor Risiko untuk Tumor dan Kanker Kulit: Sebuah Studi Kasus-Kontrol."
Penelitian ini sangat relevan dengan pentingnya deteksi dini kanker kulit, karena mereka menyelidiki hubungan antara faktor risiko yang dapat diprediksi, seperti kadar melanin dan eritema, dengan kemungkinan terjadinya tumor atau kanker kulit.
Lantas bagaimana cara pecegahan serta deteksi dini kanker kulit menurut dokter tersebut? kali ini Popmama.com berhasil mengulasnya simak dan perhatikan dengan baik ya agar kulit mu tetap terjaga dengan baik.
Ciri-Ciri Kanker Kulit

Dr. Irmadita Citrashanty, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K, menjelaskan bahwa kanker kulit sebenarnya terdiri dari tiga jenis utama, yaitu Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa (KSS), dan Melanoma.
Masing-masing jenis kanker kulit ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Untuk melanoma, salah satu jenis kanker kulit yang cukup berbahaya, biasanya dimulai dari tahi lalat yang tampak berbeda dari biasanya.
Tahi lalat ini bisa cepat membesar, berubah warna, bahkan berdarah meskipun tidak ada kontak langsung dengan luka atau cedera
Sementara itu, di Indonesia, jenis kanker kulit yang paling banyak ditemukan adalah Karsinoma Sel Basal (KSB). Meskipun KSB tidak menyebabkan kematian, kanker ini sangat destruktif karena dapat menyebabkan luka yang dalam dan merusak jaringan kulit dengan cepat.
Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) juga ditemukan, tetapi lebih jarang. Oleh karena itu, penting bagi Mama dan Papa untuk waspada terhadap perubahan pada kulit, seperti munculnya tahi lalat baru atau perubahan bentuk tahi lalat yang sudah ada.
Deteksi Lebih Awal dengan SAKURI

Dr. Irmadita Citrashanty, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K, menjelaskan deteksi dini kanker kulit sangat penting, terutama melalui edukasi yang dapat membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal penyakit ini.
Salah satu program edukasi yang telah dilakukan adalah SAKURI (Periksa Kulit Sendiri), yang dilaksanakan di daerah pesisir, tempat banyak nelayan dan petani tambang yang sering terpapar sinar matahari langsung.
"Jadi kalau ini dideteksi lebih awal dengan edukasi ada namaya SAKURI priksa kulit sendiri yang kita juga udah lakukan edukasinya di tahun lalu di daerah pesisir yang banyak kerjanya nelayan sama petani tambang kan mereka sering aktivitas di bawah sinar matahari," kata dr. Irmadita
Mereka seringkali tidak menyadari pentingnya memeriksa kulit mereka secara rutin. Oleh karena itu, penting bagi Mama dna Papa untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini kanker kulit agar bisa ditangani lebih awal dan tidak berkembang lebih dalam. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan antara lain:
- Periksa secara berkala apakah ada tahi lalat atau bercak pada kulit yang terlihat mencurigakan atau berubah bentuk. Ini bisa menjadi tanda awal adanya kanker kulit.
- Edukasi tentang bahaya paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00-15.00 siang, di mana sinar UV berada pada puncaknya. Aktivitas di luar ruangan pada waktu tersebut berisiko tinggi jika terjadi secara intens dan sering.
- Bagi Mama dan Papa yang tidak bisa menghindari paparan sinar matahari, sangat disarankan untuk mengenakan pakaian pelindung seperti baju lengan panjang, topi lebar, dan kacamata hitam. Selain itu, penggunaan tabir surya juga sangat penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.
Mama dan Papa, dengan langkah-langkah pencegahan ini, kita bisa lebih waspada dan menjaga kesehatan kulit agar terhindar dari risiko kanker kulit. Edukasi dan deteksi dini adalah kunci untuk menangani masalah ini sebelum menjadi lebih serius.
Penyebab Kanker Kulit

Dr. Maylita Sari, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K. juga menjelaskan penyebab kanker kulit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dengan faktor genetik menjadi salah satu yang utama.
Meskipun begitu, paparan sinar matahari yang berlebihan juga memiliki peranan besar dalam menyebabkan kanker kulit, baik yang jinak maupun ganas.
"Paparan sinar matahari itu sangat besar kalau kanker kulit baik itu jinak maupun ganas yang paling berpengaruh itu paparan sinar matahari yang paling utama," kata dr. Maylita Sari, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K pada Kamis (28/11/2024).
Sinar ultraviolet (UV) yang berasal dari matahari dapat merusak sel-sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit, terutama jika terpapar dalam waktu lama atau terlalu sering.
Selain itu, faktor imunitas juga sangat berpengaruh. Misalnya, seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik karena penyakit tertentu ataupun karena terapi medis yang menekan sistem imun, berisiko lebih tinggi mengembangkan kanker kulit.
Pasien dengan gangguan autoimun, yang sedang menjalani pengobatan untuk menekan kekebalan tubuh mereka, juga bisa lebih rentan terhadap perkembangan sel tumor atau kanker kulit.
Gaya Hidup dan Pola Makan Memiliki Peran dapat menyebabkan Kanker

Kanker, termasuk kanker kulit, memang memiliki berbagai faktor penyebab yang saling terkait, dan itu bersifat multi-faktorial.
Artinya, bukan hanya paparan sinar matahari yang berperan dalam menyebabkan kanker kulit, namun gaya hidup juga memainkan peran penting. Misalnya, konsumsi makanan yang tidak sehat, seperti junk food, juga dapat meningkatkan risiko kanker secara umum.
Meskipun hal ini mungkin tidak langsung terlihat atau terdeteksi dengan mudah, gaya hidup yang buruk dan pola makan yang tidak seimbang dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk meningkatkan kemungkinan terkena kanker.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat dan menjaga pola makan yang baik, karena ini bukan hanya memengaruhi risiko kanker kulit, tapi juga berbagai jenis kanker lainnya.
Dr. Irmadita Citrashanty, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K, menjelaskan bahwa tidak ada makanan khusus yang harus dihindari secara spesifik untuk kanker kulit, namun pola hidup yang sehat secara umum sangat berperan dalam mencegah kanker.
"Bahkan kanker kulit secara umum makanan dan gaya hidup sangat berperan jadi nggak ada yang spesifik harus menghindari makanan apa itu nggak ada," jelasnya.
Pemilihan SPF pada Tabir Surya Menurut Dokter

Dr. Irmadita Citrashanty, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K, menjelaskan, pemilihan SPF pada tabir surya sebenarnya disesuaikan dengan beberapa faktor, seperti warna kulit, jenis kulit, dan tingkat aktivitas sehari-hari.
Secara umum, kulit yang lebih terang cenderung lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari dibandingkan dengan kulit yang lebih gelap, sehingga membutuhkan perlindungan SPF yang lebih tinggi.
Aktivitas sehari-hari juga berpengaruh pada pemilihan SPF, karena semakin banyak waktu yang dihabiskan di luar ruangan, semakin tinggi pula kebutuhan SPF-nya. SPF tersebut berhubungan langsung dengan durasi perlindungan terhadap sinar matahari.
"karena kalau SPF itu dia kaitannya sama waktu terproteksi jadi misalnya saya tipe kulit gelap misalnya saya make SPF 15 mungkin saya bisa sampai terlindungi sampai 30 menit tapi kalau tipe kulit terang dengan SPF 15 dia mungkin terlindungi dari sinar matahari itu cuman 15 menit aja sangat tergantung dengan tipe kulit dan aktivitas keseharian," kata dr. Irmadita Citrashanty.
Di Indonesia, dengan iklim tropis, penggunaan minimal SPF 15 sudah cukup untuk melindungi kulit, tetapi untuk perlindungan yang lebih maksimal, SPF yang lebih tinggi, seperti SPF 30 atau bahkan SPF 100, bisa menjadi pilihan.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun SPF 100 memberikan perlindungan lebih lama, itu tidak berarti 100% terlindungi dari sinar UV. Hal ini lebih kepada durasi perlindungannya yang lebih lama, bukan total perlindungannya.
Nah itu dia informasi lebih dalam terkait pentingnya deteksi kanker kulit menurut dokter. Bagaimana Mama dan Papa sekarang sudah tahu tabir surya memang sangat penting untuk kesehatan kulit kita.



















