Kolaborasi Rinaldy dan Era Soekamto, Angkat Cerita dan Kearifan Budaya

- Era Soekamto memanfaatkan batik sebagai media bercerita yang relevan bagi generasi kini.
- Adi Manungsa menjadi konsep Nusantara Wisdom untuk mengingatkan akan akar budaya dan nilai-nilai luhur.
- Karya batik Era Soekamto tampil di Dubai saat Agnez Mo mengenakannya, membawa cerita Indonesia ke mata dunia.
Batik bukan sekadar kain bermotif indah, tetapi juga medium bercerita tentang kekayaan budaya dan filosofi Indonesia. Dua tokoh desainer tanah air, Rinaldy Yunardi dan Era Soekamto, menjadi sosok penting dalam menyuarakan makna dalam setiap helai batik yang mereka hadirkan ke panggung mode dunia. Melalui karya mereka, batik tampil bukan hanya sebagai pakaian tradisional, tetapi sebagai simbol peradaban yang terus hidup.
Dalam setiap karya batik, terkandung pesan tersembunyi (subliminal message) yang diakui UNESCO sebagai warisan tak benda. Filosofi inilah yang membuat batik lebih dari sekadar busana, melainkan karya spiritual yang melekat dalam kehidupan manusia Indonesia.
Dalam acara Media Exclusive Interview dengan Era Soekamto dan Rinaldy Yunardi pada Rabu (25/6/2025), Era Soekamto menghadirkan konsep Nusantara Wisdom, yang merangkum cerita dan filosofi dari Sabang sampai Merauke. Menurut Era, generasi muda kini cenderung malas membaca, sehingga penting bagi budaya untuk hadir dalam bentuk visual yang kuat dan berkesan, salah satunya lewat batik.
Bagi Mama yang penasaran, berikut Popmama.com telah merangkum kolaborasi Rinaldy dan Era Soekamto, angkat cerita dan kearifan budaya nusantara. Yuk, simak informasinya di bawah ini, Ma!
Batik sebagai Cerita Visual untuk Generasi Muda

Era Soekamto menjadikan batik sebagai media bercerita yang relevan bagi generasi kini. Ia menyadari bahwa anak muda cenderung menghindari bacaan panjang, sehingga visual menjadi kunci untuk menyampaikan nilai budaya. Batik, dalam karyanya, membawa pesan, sejarah, dan filosofi yang dikemas secara modern agar lebih mudah dicerna dan dihayati.
“Saya selalu membawakan cerita Nusantara, pakemnya, menceritakan aslinya. Oleh karena itu saya punya platform Nusantara Wisdom. Sejarah dengan dunia modern ternyata kita itu kaya sekali dari Sabang sampai Merauke dan terlalu banyak wisdom yang perlu disampaikan, tidak hanya kawung. Karena remaja sekarang malas membaca, jadi bagaimana kita bercerita? Nah, lewat batik ini. Gunanya untuk memanjangkan umur supaya diingat terus ceritanya,” ujar Era Soekamto dalam acara Media Exclusive Interview dengan Era Soekamto dan Rinaldy Yunardi pada Rabu (25/6/2025) di Era Soekamto Gallery.
Filosofi Adi Manungsa yang Jadi Konsep Nusantara Wisdom

Dalam filosofi Adi Manungsa, Era Soekamto menyampaikan bahwa menjadi manusia yang sempurna berarti menjadi manusia yang sadar dan kembali mengingat jati dirinya. Batik menjadi medium kontemplasi, pengingat bahwa hidup adalah perjalanan kembali ke akar budaya dan nilai-nilai luhur.
Batik juga menyimpan subliminal message atau pesan tersembunyi yang tak kasatmata, namun dapat dirasakan. Nilai-nilai ini bahkan diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Dengan demikian, batik menjadi sarana refleksi spiritual dan bukan hanya sekadar pelengkap gaya busana.
Batik Mendunia Lewat Penampilan Agnez Mo di Dubai

Salah satu pencapaian membanggakan adalah ketika Agnez Mo tampil di Dubai mengenakan batik karya Era Soekamto, yang menjadi bagian dari karya berkelas tinggi. Momen ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tapi juga membawa cerita Indonesia ke mata dunia.
“Batik itu indah, batik itu bukan hanya soal tren. Indonesia sangat kaya akan keindahannya. Jadi, kalau ada yang menghujat batik atau bahkan bilang, kalau orang yang pakai batik itu ketinggalan zaman, itu semua salah. Karena nyatanya, batik itu adalah salah satu harta yang Indonesia punya dan diakui oleh UNESCO,” ujar Rinaldy Yanuardi.
Itu dia, sekilas tentang kolaborasi Rinaldy dan Era Soekamto, angkat cerita dan kearifan budaya nusantara. Batik adalah cara Indonesia bercerita, mengingat, dan merayakan kekayaannya!