Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Kolonialisme? Ini Pengertian Asal Usul, dan Dampaknya

Apa Itu Kolonialisme?
unsplash.com/British Library
Intinya sih...
  • Definisi kolonialisme: penguasaan wilayah untuk mengeksploitasi sumber daya dan penduduk lokal
  • Asal usul kolonialisme: gelombang pertama pada abad ke-15, gelombang kedua pada abad ke-19 fokus di Afrika
  • Dampak positif kolonialisme: pembangunan infrastruktur, sistem pemerintahan dan hukum modern, pendidikan formal dan literasi dasar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kolonialisme adalah salah satu sistem kekuasaan yang meninggalkan luka sejarah mendalam bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. 

Meski istilah ini sering kita dengar saat belajar sejarah, masih banyak yang belum memahami secara utuh apa itu kolonialisme, bagaimana awal mulanya, siapa pelakunya, dan seperti apa dampaknya terhadap bangsa-bangsa yang dijajah.

Lebih rincinya kolonialisme dapat dijelaskan sebagai penguasaan wilayah yang bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya wilayah lain dengan mendominasi budaya masyarakat yang di ekspoitasi dengan budaya mereka yang menjajah.

Di artikel ini Popmama.com akan menjelaskan lebih lanjut lagi mengenai apa itu kolonialisme beserta pengertian dan asal-usulnya.

1. Definisi kolonialisme

apa itu kolonialisme?
iaimuseum.org

Menurut Oxford Dictioary, kolonialisme adalah “The policy or practice of acquiring political control over another country, occupying it with settlers, and exploiting it economically.”

Dengan kata lain, kolonialisme bukan hanya soal menjajah wilayah, tapi juga mengatur bagaimana penduduk lokal hidup dan bekerja untuk kepentingan asing.

Kolonialisme adalah sistem di mana suatu negara menguasai wilayah lain untuk dieksploitasi sumber daya alam, tenaga kerja, serta potens ekonominya demi keuntungan negara penjajah.

Penguasaan ini biasanya dilakukan secara fisik, termasuk melalui pendudukan militer dan pengaturan pemerintahan lokal.

2. Asal usul kolonialisme

Apa Itu Kolonialisme?
colonialvoyage.com

Dilansir dari teenvouge.com, terdapat dua gelombang besar kolonialisme dalam sejarah.  Gelombang pertama terjadi sekitar abad ke-15, saat negara-negara Eropa seperti Inggris, Spanyol, Prancis, dan Portugal mulai menjajah wilayah di Amerika Utara dan Selatan.

Motivasi utama kolonialisme Eropa diringkas dalam istilah "3G", yaitu Gold, Glory, Gospel.

  • Gold: Mengejar kekayaan berupa rempah-rempah, logam mulia, dan hasil bumi dari wilayah jajahan.
  • Glory: Ambisi untuk memperluas kekuasaan dan pengaruh politik negara penjajah.
  • Gospel: Keinginan menyebarkan agama Kristen ke wilayah baru sebagai bentuk "misi suci".

Persaingan antar negara Eropa untuk menguasai wilayah baru kemudian mendorong lahirnya berbagai perjanjian internasional, seperti Treaty of Tordesillas pada 1494, yang membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan antara Spanyol dan Portugal.

Lalu gelombang kedua koloniaisme dimulai pada abad ke-19 dan fokus utamanya adalah benua Afrika. Di masa ini negara-negara Eropa bersaing demi mendapatkan wilayah Afrika peristiwa ini dikenal juga sebagai scramble of Africa.

Mereka membagi-bagi benua itu layaknya memotong kue, menciptakan perbatasan buatan yang tidak memperhatikan suku, budaya, atau kelompok etnis yang ada. 

Akibatnya, banyak kelompok masyarakat yang dulu hidup berdampingan akhirnya terpecah, dan hal ini memicu konflik etnis yang masih terasa hingga kini.

Selain itu, sistem politik, ekonomi, dan cara hidup tradisional masyarakat setempat dihancurkan dan diganti dengan sistem yang dianggap “lebih maju” oleh penjajah. 

Namun, sistem itu justru merugikan penduduk asli dan menghilangkan jati diri mereka.

Salah satu contoh kolonialisme paling brutal terjadi di Kongo, di bawah kekuasaan Raja Leopold II dari Belgia. Ia dikenal sebagai “Penjagal Kongo” karena kekejamannya dalam mengeksploitasi penduduk dan sumber daya alam. 

Diperkirakan lebih dari 10 juta orang meninggal akibat kekerasan, kerja paksa, dan kelaparan selama rezim tersebut berlangsung.

3. Dampak positif kolonialisme

Apa Itu Kolonialisme?
commons.wikimedia.org/Jean-Adolphe Bocquin

Meskipun pada dasarnya kolonialisme bersifat eksploitatif dn merugikan negara jajahan, beberapa pihak berpendapat bahwa ada dampak positf yang ditinggalkan oleh kolonialisme.

  • Pembangunan infrastrukturDampak tersebut diantaranya mengenalkan masyarakat pada bangunan infrastruktur seperti pembuatan jalan raya, jembatan, jalur kereta api, pelabuhan, dan saluran irigrasi. 
  • Sistem pemerintahan dan hukum modernSelain itu berdampak juga pada pengenalan sistem pemerintahan dan hukum modern. Menurut brookings. edu bahwa dalam beberapa kasus, sistem hukum dan warisan kolinial membantu mempercepat pembentukn negara modern meski harus disesuaikan dengan konteks lokal.
  • Pendidikan formal dan literasi dasarKolonialisme memperkenalkan pendidikan bergaya Barat, seperti sekolah dasar dan menengah, walaupun terbatas pada elit lokal. Banyak tokoh kemerdekaan di berbagai negara adalah lulusan sistem pendidikan kolonial dan kemudian menjadi pemimpin perjuangan.

4. Dampak negatif kolonialsime

Apa Itu Kolonialisme?
pexels.com/mikhail-nilov

Kolonialisme pada dasarnya membawa lebih banyak kerugian dibanding manfaat bagi negara jajahan. Penjajahan menyebabkan eksploitasi sumber daya, penindasan masyarakat, serta meninggalkan warisan konflik sosial dan ekonomi yang bertahan hingga kini.

  • Eksploitasi sumber daya dan ketimpangan ekonomiNegara kolonial mengambil sumber daya alam seperti rempah, logam, dan hasil bumi secara besar-besaran tanpa adanya kompensasi yang adil. Hal ini memuat ekonomi lokal menjadi terpuruk dan menciptakan ketergantungan jangka panjang pada negara penjajah. Menurut numberanalytics. com, praktik monokutur dan ekstraksi sumber daya selama kolonialisme masih memengaruhi ketimpangan ekonomi global hingga saat ini.
  • Pelanggaran hak asasi manusia dan kerja paksaBanyak masyarakat jajahan mengalami kerja paksa, perbudakan, dan pemindahan paksa demi kepentingan pembangunan kolonial.  Menurut laporan di Future Housing, praktik ini meninggalkan trauma mendalam dan memperkuat stratifikasi sosial berdasarkan ras dan kelas.
  • Trauma psikologis dan krisis identitasFrantz Fanon, dalam kajian yang dilansir thenewyorker.com, menyoroti bagaimana penjajahan menimbulkan trauma psikologis yang mendalam, termasuk rasa rendah diri dan krisis identitas pada bangsa terjajah. Dampak ini sering terbawa lintas generasi.Trauma psikologis yang dibahas Frantz Fanon muncul karena penjajahan tidak hanya menaklukkan secara fisik, tapi juga menghancurkan martabat dan harga diri masyarakat terjajah. Penduduk dipaksa melihat budaya dan identitasnya sebagai sesuatu yang inferior dibandingkan budaya penjajah. Akibatnya, banyak individu mengalami krisis identitas, merasa terombang-ambing antara nilai tradisional dan nilai kolonial yang dipaksakan. Trauma ini tidak hilang setelah kemerdekaan ia diwariskan ke generasi berikutnya melalui rasa tidak percaya diri kolektif, diskriminasi internal, hingga konflik sosial budaya yang masih terasa hingga kini.

5. Negara-negara pelaku kolonialisme

Apa Itu Kolonialisme?
unsplash.com/Luis

Ada beberapa negara yang tercatat sebagai kekuatan kolonial besar dalam sejarah antara lain:

  • Portugal dan Spanyol: Pelopor kolonialisme modern, aktif di abad ke-15 dan 16.
  • Belanda: Membentuk perusahaan dagang VOC dan menguasai sebagian besar wilayah Indonesia.
  • Inggris: Menguasai India, Malaysia, Australia, dan wilayah di Afrika serta Karibia.
  • Prancis: Memiliki koloni besar di Afrika Barat dan Asia Tenggara.
  • Belgia: Menjajah Kongo dengan eksploitasi brutal.
  • Jerman dan Italia: Terlibat dalam kolonialisme di akhir abad ke-19.

Nah, itu tadi merupakan penjelasan mengenai apa itu kolonialisme. Semoga penjelasannya membantu ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

Review INNISFREE Green Tea Ceramide Milk Essence, Lembap dalam 3 Detik

05 Des 2025, 15:07 WIBLife