Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Cara Memutus Rantai Trauma Antargenerasi?

Trauma antargenerasi adalah dampak emosional yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sering kali tanpa disadari. Dono Baswardono, seorang profesional terapis trauma antargenerasi, menjelaskan pada postingan instagramnya, @dr_dono, bahwa memahami dan mengatasi trauma yang dialami oleh generasi sebelumnya adalah kunci untuk mencegahnya terulang pada anak-anak kita.

Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memutus siklus ini dan membangun lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi generasi mendatang. Dalam upaya untuk memutus rantai trauma antargenerasi, penting untuk menerapkan langkah-langkah yang tak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif.

Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk simak Popmama.com merangkum cara memutus rantai trauma antargenerasi secara lebih detail.

1. Berkomitmen untuk memutus rantai trauma

Freepik
Freepik

Dono Baswardono menekankan, bahwa komitmen ini harus diiringi dengan kesadaran akan dampak trauma tersebut. Bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada anak-anak.

Menghadapi dan mengatasi trauma lebih awal dapat membantu mencegah penularan trauma kepada generasi selanjutnya. Tetaplah berniat untuk menghentikan rantai trauma antargenerasi.

Langkah pertama yang positif adalah menyadari dan mengakui bahwa perubahan harus dilakukan. Dengan niat yang kuat, Anda dapat mulai mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dan memproses trauma yang terjadi di masa lalu.

Mengakui adanya masalah adalah langkah pertama menuju penyembuhan.

2. Berikan dukungan emosional

Freepik
Freepik

Segera setelah komitmen dibuat, langkah berikutnya adalah belajar cara memberi dukungan emosional bagi diri sendiri. Ini termasuk memahami bagaimana cara mengidentifikasi dan mengelola emosi yang muncul akibat trauma. Mempraktikkan strategi pengelolaan stres dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting.

Menurut Dono Baswardono, dengan memberikan dukungan emosional kepada diri sendiri, mama tidak hanya melindungi diri dari dampak negatif trauma, tetapi juga memodelkan perilaku yang sehat bagi anak-anak. Menjadi contoh yang baik akan memperkuat hubungan mama dengan mereka.

3. Kembangkan manajemen emosional

Freepik
Freepik

Untuk dapat mendukung diri sendiri secara emosional, penting untuk belajar mengidentifikasi perasaan, menerima emosi, dan mengekspresikannya dengan tepat. Hal ini tidak hanya membantu mama dalam mengelola stres tetapi juga meningkatkan kecerdasan emosional.

Dono Baswardono mengingatkan bahwa keterampilan ini sangat penting untuk menerapkan pengasuhan yang sehat. Dengan mengenali dan memproses emosi, mama dapat menghadapi situasi sulit dengan sikap yang lebih tenang dan bijaksana.

4. Praktikkan kelembutan dan kepedulian

Freepik
Freepik

Bersikaplah lembut dan peduli kepada diri sendiri. Mengasihi dan merawat diri adalah langkah penting dalam penyembuhan. Prioritaskan kesehatan mental mama dan berinvestasi dalam kegiatan yang mempromosikan kesejahteraan.

Perlunya mencari bantuan profesional ketika diperlukan saat sedang merasa tidak baik-baik saja. Menghadiri sesi terapi dapat memberi mama alat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan trauma dan menghindari perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain di sekitar.

5. Akui dan hadapi masalah

Freepik
Freepik

Menyadari dan mengakui masalah adalah langkah krusial dalam menghentikan siklus trauma antargenerasi. Ini memerlukan keberanian untuk menghadapi perasaan dan pengalaman yang mungkin telah ditekan.

Dono Baswardono menyebutkan bahwa dengan menghadapi masalah secara langsung, mama membuka jalan bagi proses penyembuhan. Mengabaikan atau menekan trauma hanya akan memperburuk situasi, sehingga penting untuk berkomitmen pada penyelesaian yang jujur dan menyeluruh.

Nah, itulah penjelasan terkait cara memutus rantai trauma antargenerasi yang penting untuk dipahami. Semoga kita semua sehat secara jasmani dan rohani ya, Ma.

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Life

See More

Horor Rasa Drakor? Ini 6 Fakta Menarik Film TOLONG SAYA! (DOWAJUSEYO)

18 Des 2025, 10:13 WIBLife