Keluarga Jadi Korban Begal Payudara, Chef Renatta Ingatkan Kewaspadaan

Hati-hati, pelecehan seksual dan orang-orang tak bertanggung jawab semakin banyak

31 Januari 2020

Keluarga Jadi Korban Begal Payudara, Chef Renatta Ingatkan Kewaspadaan
Instagram.com/aphrodite_rena

Kabar tentang pelecehan seksual pada perempuan kini kembali terjadi, bahkan kali ini korbannya yaitu salah satu keluarga dari Chef Renatta Moeloek. Menurut pernyataannya di Instagram melalui fitur InstaStory, Chef Renatta mengatakan bahwa payudara salah satu keluarganya sempat diremas dengan sangat keras oleh orang tak dikenal. 

Aksi begal payudara memang sangat marak terjadi di masyarakat luas. Begal payudara merupakan sebuah tindakan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara menyentuh bahkan meremas bagian payudara perempuan secara sengaja. 

Aksi begal payudara biasanya terjadi karena hawa nafsu, sehingga melakukan tindak pelecehan seksual tersebut kepada orang-orang yang ditemunya di jalan.

Target dari begal payudara ini biasanya sedang beraktivitas sendirian di jalanan sepi, sehingga pelaku dapat leluasa melakukan aksinya. 

Hari ini saya baru dilaporkan oleh anggota keluarga terdekat saya sendiri; bahwa pagi ini, ketika dia jalan pagi di kawasan Jakarta Selatan ada pengendara motor yang ngebut ke arah dia dan dengan cepat meremas payudaranya sangat keras hingga memar (saya lihat sendiri bebas memarnya) dan langsung kabur dengan cepat. 

Of course, keluarga saya ini perempuan berumur. Dia shock, ketakutan, nggak kepikiran untuk buru-buru lihat plat motornya. Motornya udah kabur jauh. 

Cuma mau ingetin orang-orang to be AWARE of this. Orang aneh itu banyak, kita nggak selalu bisa paham cara pikirnya apalagi motifnya. Just be aware and always defend urself. Laporkan semuanya kalau bisa. 

You can easily find clever and efficient weapons in the grocery store. Be brave.

Tidak ingin ada korban lain, Chef Renatta mengingatkan bahwa semakin banyak orang aneh yang bisa saja melakukan tindak kejahatan secara spontan. Untuk itu, tetaplah waspada dan berusaha untuk memberikan pertahanan diri terhadap segala tindak kejahatan termasuk pelecehan seksual. 

Terkait permasalahan terhadap pelecehan seksual pada perempuan yang seringkali terjadi, kali ini Popmama.com telah mewawancarai Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht secara eksklusif untuk mengetahui pandangannya sebagai seorang yang lebih profesional mengenai kesehatan mental. 

Simak pandangan atas fenomena yang perlu sekali diwaspadai ini ya, Ma!

1. Kenali orang-orang yang ingin melakukan pelecehan seksual

1. Kenali orang-orang ingin melakukan pelecehan seksual
pixabay.com/SuicideArtist

Sebagai seorang psikolog, Alexandra mengaku sangat prihatin dengan banyaknya tindakan pelecehan seksual yang terjadi saat ini. 

Menurut pandangannya yang paham mengenai kesehatan mental seseorang, orang-orang perlu waspada serta mengenali pelaku dari tindak pelecehan seksual. 

"Biasanya orang-orang yang bisa melakukan pelecehan seksual itu seringkali terlihat sama dengan orang lain. Namun, perlu berhati-hati dengan sejumlah orang termasuk orang asing yang bertindak kurang wajar," kata Alexandra.

Berdasarkan interview yang dilakukan ekslusif bersama Psikolog Alexandra Gabriella, Popmama.com merangkum beberapa sikap orang-orang yang perlu diwaspadai karena bisa saja dapat melakukan pelecehan seksual yaitu:

  • Seseorang yang terlihat terlalu baik walaupun baru kenal atau tidak terlalu kenal. Bahkan tidak sungkan untuk menawarkan hal-hal yang personal (mengantar pulang, menemani ketika sendiri dan bebeberapa hal yang janggal)
  • Seseorang yang terlihat sangat tertarik dengan pembicaraan atau topik seputar masalah seksual. Bahkan senang melontarkan candaan-candaan yang berbau seksual atau tidak segan untuk menyentuh lawan jenis dengan alasan candaan.
  • Terkadang memang ada seseorang yang tidak menunjukkan sikap yang terlalu merespon atau tertarik pada masalah seksual. Namun terlihat mudah gelisah, tatapan yang kurang fokus bila melihat sosok lawan jenis yang menarik secara seksual atau tidak sengaja memperlihatkan sedikit area intimnya. 
  • Seseorang yang terkadang sulit berempati bahwa tindakannya mungkin menyakiti atau menyinggung hati orang lain. Tindakan pelecehan seksual yang dilakukan kepada korban dianggap biasa atau hanya ingin melampiaskan hawa nafsunya saja. 

2. Bagaimana menumbuhkan sikap empati saat melihat korban pelecehan seksual?

2. Bagaimana menumbuhkan sikap empati saat melihat korban pelecehan seksual
hdwallback.net

Tindak pelecehan seksual yang sering meresahkan banyak orang memang memiliki beragam faktor pemicu. Selain masalah psikologis, pelecehan seksual dapat terjadi karena adanya faktor lingkungan. Kondisi tersebutlah yang dapat membentuk perilaku seksual yang menyimpang bahkan dapat menganggu kenyamanan orang lain. 

Untuk mengatasi terjadinya pelecahan seksual, maka perlu sekali menanamkan sikap empati di dalam diri sendiri.

Walau terkesan sederhana, namun sikap empati setidaknya dapat membantu menurunkan angka korban terhadap pelecehan seksual.

"Sejauh ini memang empati masyarakat sudah cukup baik mengenai pelecehan fisik. Namun, pelecehan verbal sayangnya masih dianggap bisa ditoleransi begitu saja. Padahal jika ada satu orang yang mulai membela dan berani bertindak heroik, lama-lama mata masyarakat akan lebih terbuka untuk bertindak," jelas Alexandra. 

Anak-anak sudah perlu sekali ditanamkan sikap empati sejak dini ya, Ma.

3. Bagaimana caranya agar pelecehan seksual tak kembali terjadi? 

3. Bagaimana cara agar pelecehan seksual tak kembali terjadi 
Unsplash/Kristina Flour

Pelaku pelecehan seksual yang diberikan hukuman penjara bukan tak berarti akan melakukan tindak kejahatannya kembali karena dorongan hawa nafsu. 

"Biasanya orang dengan gangguan perilaku seksual menyimpang tidak mau mengakui bahwa ada yang salah pada diri mereka, bahkan ada juga yang menganggap bahwa tindakan tersebut tidak akan merugikan mereka sendiri," kata Alexandra. 

Menurut Alexandra, konsekuensi hukum memang perlu hanya saja diimbangi dengan penyuluhan melalui peranan konselor dan psikolog. Dengan tujuan agar pelaku diberikan penyuluhan yang tepat ketika kembali ke masyarakat, termasuk membantu mereka dalam menyadari permasalahan yang terjadi padanya. 

"Setidaknya dengan bantuan profesional dengan konsultasi dapat membantu pelaku dalam menyadari masalah dan berlatih mengendalikan impuls mereka," tutupnya. 

Semoga pelecehan seksual seperti ini tidak kembali terulang ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest