Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Harapan Baru Petani Kopi di Kintamani Lewat Program Berkelanjutan

kopi kenangan .jpg
Popmama.com/Onic metheany
Intinya sih...
  • Program CSR Sip for Sustainability meluncurkan mesin pendukung untuk hasil kopi berkualitas dan edukasi bagi petani Kintamani.
  • Pelatihan bagi petani, regenerasi generasi muda, dan sertifikasi kebun menjadi fokus program berkelanjutan Kopi Kenangan.
  • Karana Global sebagai mitra penting dalam memastikan bantuan dan pelatihan sampai ke petani serta konsumen ikut serta menjaga lingkungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kopi bukan sekadar minuman. Di balik setiap tegukan, ada perjalanan panjang yang melibatkan petani, komunitas, dan alam.

Namun, petani kopi di Kintamani, Bali, masih menghadapi tantangan serius. Mulai dari kualitas hasil panen yang belum konsisten, keterbatasan akses teknologi, hingga rendahnya minat generasi muda untuk melanjutkan usaha tani.

Melihat kondisi ini, Kopi Kenangan meluncurkan program CSR Sip for Sustainability bertepatan dengan Hari Kopi Sedunia 2025. Program ini dirancang untuk memperkuat rantai pasok kopi dari hulu hingga hilir, dengan fokus pada pemberdayaan petani, peningkatan kapasitas, serta gerakan ramah lingkungan.

Popmama.com menghadiri langsung peluncuran program berkelanjutan yang diadakan oleh gerai kopi lokal yang sudah membuka cabangnya di luar negeri ini pada kunjungan media ke Kintamani, Bali pada 1 Oktober 2025 - 3 Oktober 2025.

Berikut ini laporan langsung tim Popmama.com di Kintamani, Bali.

1. Mesin pendukung untuk menghasilkan kopi khas Kintamani menjadi lebih berkualitas dan mampu bersaing

WhatsApp Image 2025-10-04 at 19.42.11 (1).jpeg
Popmama.com/Onic metheany

Salah satu langkah nyata dari program ini adalah penyerahan mesin Suton (gravity separator) dan mesin pemotong rumput kepada petani binaan Karana Global.

Mesin Suton berfungsi untuk memilah biji kopi sesuai berat jenisnya sehingga menghasilkan kualitas terbaik, sementara mesin pemotong rumput membantu mengendalikan gulma tanpa bergantung pada pestisida kimia.

Bantuan ini mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya besar. Dengan alat tersebut, produktivitas petani bisa meningkat hingga 40 persen. Tidak hanya itu, kualitas panen pun menjadi lebih konsisten sehingga kopi Kintamani semakin siap bersaing di pasar global.

Lebih jauh, dukungan teknologi ini diharapkan dapat memutus ketergantungan pada cara-cara lama yang kurang efisien. Petani kini memiliki kesempatan untuk mengelola lahan dengan lebih modern, menghasilkan kopi yang memenuhi standar ekspor, sekaligus memperbaiki kesejahteraan keluarga mereka.

2. Menghadapi tantangan dalam mengedukasi dan regenerasi dalam menyiapkan masa depan kopi lokal

Popmama.com/Onic Metheany
Popmama.com/Onic Metheany

Selain dukungan teknologi, edukasi menjadi kunci dalam program ini. Kopi Kenangan bersama Fakultas Pertanian Universitas Udayana menyelenggarakan pelatihan bagi 100 petani binaan.

Pelatihan ini mencakup cara budidaya ramah lingkungan, pengelolaan pascapanen, hingga strategi agar kopi Kintamani memenuhi standar internasional.

Pelatihan ini hadir sebagai respons nyata atas kasus tahun 2024, ketika ekspor kopi Kintamani ke Jepang ditolak akibat residu pestisida yang melebihi ambang batas. Dengan edukasi yang tepat, petani diharapkan bisa menjaga kualitas produknya sekaligus menghindari risiko serupa di masa depan.

Menurut Dr. i Made Sarjana, SP., M.Sc, Dosen Prodi Agribisnis FP Unud, Wakil Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika Kintamani Bali, untuk menjaga kualitas kopi ada dua tantangan besar.

Pertama, ada di tingkat budidaya. Tantangan ini bukan hanya soal kopi, tapi juga terkait komunitas petani lainnya.

Kedua, petani sering enggan melakukan petik merah (red. biji kopi dengan kematangan sempurna) sesuai anjuran. Hal ini terjadi bukan hanya karena faktor harga, tetapi juga pola pemasaran.

"Sebagian petani menjual kopinya saat masih di pohon, dengan sistem yang disebut berbasan artinya hasil panen dibagi dengan orang yang memanen. Dalam sistem ini, pekerja biasanya berlomba memetik sebanyak-banyaknya, karena upah dihitung berdasarkan jumlah, bukan kualitas. Akibatnya, kuantitas lebih diutamakan daripada kualitas. Dari hasil diskusi di FBD yang dilakukan bersama petani, memang masih cukup sulit mengubah kebiasaan petani agar mau melakukan petik merah. Selain kendala teknis, juga ada tantangan dari sisi permintaan pasar dan stakeholder. Ini yang perlu kita cari solusinya," kata Sarjana dalam jumpa media peluncuran program CSR Sip for Sustainability Kopi Kenangan di Kintamani, Rabu, 1 Oktober 2025.

Ia berharap dengan adanya sertifikasi ini, kopi Arabika lokal bisa mendapat harga premium. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi para petani untuk memperbaiki praktik budidaya, menerapkan petik merah, dan melaksanakan Good Agricultural Practices (GAP) dengan lebih baik.

Tidak berhenti pada petani aktif, program ini juga menyasar anak-anak petani. Selama tiga bulan, mereka diberi materi tentang pertanian berkelanjutan, inovasi agrikultur, dan pengembangan bisnis kopi.

Harapannya, regenerasi petani tidak terputus dan generasi muda punya bekal untuk melanjutkan serta mengembangkan warisan kopi Kintamani.

3. Program sertifikasi kebun bantu petani Kopi Kintamani lebih berdaya

Popmama.com/Onic metheany
Popmama.com/Onic metheany

Menurut Eldo Soplantilq, Senior Manager, Prorducer Support, APAC, Rainforest Alliance, di Indonesia dan banyak negara lain, kita masih lebih dikenal sebagai produsen dibanding konsumen.

Hal ini wajar mengingat keseharian masyarakat yang masih menyesuaikan dengan kondisi ekonomi, sehingga produk seperti cokelat premium sering digantikan pilihan terjangkau.

"Karena itu, penting bagi prinsip keberlanjutan juga diterapkan langsung di daerah penghasil kopi, salah satunya di Kintamani. Keberlanjutan di sini tidak hanya soal lingkungan, tapi juga memastikan kesejahteraan manusia yang terlibat terutama petani, bersama mitra seperti Kopi Kenangan, Karana, maupun kelompok tani lokal lainnya," katanya dalam acara yang sama.

Eldo menambahkan bahwa proses sertifikasi bukan pada individu petaninya melainkan pada kebun kopinya, sekitar kebun kopi di Kintamani telah memegang sertifikat mencangkup 20 ribu petani.

"Ada kira-kira 20 kebun kopi di Kintamani telah memiliki sertifikat dengan ratusan hingga ribuan petani binaan sampai mencapai 20 ribu tersebut. Semua kegiatan di dalam kebun yang dilakukan petani itu yang disetifikasi. Nah, biji kopinya itu yang menjadi jaminan dari sisi berkelanjutannya harus sudah lolos persyaratan kami, jadi mereka harus patuh dengan standar sertifikasi Rainforest Alliance," ujarnya.

Dalam standar sertifikasi kebun, Rainforest Alliance mengatur agar tidak ada isu pekerja anak, kesenjangan gender, maupun praktik deforestasi dari kegiatan di kebun kopi. Kopi yang dihasilkan harus bebas dari bahan kimia terlarang, sekaligus memberi nilai tambah bagi petani lewat harga premium.

Dengan begitu, konsumen bisa yakin bahwa setiap cangkir kopi Kintamani yang mereka beli adalah hasil dari ekosistem yang berdaya secara ekonomi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

4. Mitra penghubung petani dan produsen Kopi Kontamani hingga pelatihan bagi banyak ibu rumah tangga

kopi kenangan_20251004_201147_0000.jpg
Popmama.com/Onic metheany

Di balik pelaksanaan program ini, ada peran penting Karana Global. Entitas ini bukan hanya menyalurkan biji kopi, tapi juga menaungi petani, pengolah, dan pedagang di Bali. Hingga kini, Karana mendampingi lebih dari 400 petani yang tersebar di tiga subak yaitu timur, tengah, dan barat Kintamani.

Karana menjadi jembatan penting yang memastikan bantuan dan pelatihan benar-benar sampai ke petani.

Tak hanya itu, Karana juga mendorong praktik inklusif dengan melibatkan perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan keluarga petani dalam proses penyortiran kopi.

Kehadiran mesin baru membuat produktivitas penyortiran meningkat dari 50 kg menjadi 100 kg per hari, sehingga pendapatan keluarga pun ikut naik.

5. Konsumen dan lingkungan menjadi bagian dari siklus kopi

Pupuk Kompos dari Ampas Kopi.jpg
Dok. kopi kenangan

Keberlanjutan tidak berhenti di kebun kopi. Lewat pilar Kenangan Sirkular, Kopi Kenangan mengajak konsumen untuk ikut serta menjaga lingkungan.

Caranya adalah dengan menggunakan tumbler, mendaur ulang gelas plastik, hingga membeli merchandise yang dibuat dari bahan daur ulang seperti phone strap, coaster, dan box tissue. Produk ini bahkan sudah tersedia di lebih dari 100 gerai pilihan.

Ampas kopi pun dimanfaatkan kembali. Di beberapa gerai ramah lingkungan, ampas diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dibawa pulang konsumen. Inisiatif ini membuktikan bahwa limbah sekalipun bisa bernilai, selama ada upaya untuk mengolahnya dengan tepat.

Langkah ini sejalan dengan visi Kenangan BAIK (Bersama Indonesia Kuat) yang menekankan tiga pilar utama yaitu Berdaya, PinTer, dan Sirkular.

Dengan ekosistem yang terintegrasi, Kopi Kenangan ingin memastikan industri kopi Indonesia tidak hanya berkembang secara bisnis, tetapi juga lestari bagi generasi mendatang.

“Melalui Sip for Sustainability, kami ingin memastikan setiap tegukan Kopi Kenangan bukan hanya menghadirkan kenikmatan, tetapi juga membawa dampak positif bagi petani, komunitas, dan lingkungan,” ujar Inneke Lestari, Senior Vice President Legal and Corporate Affairs Kenangan Brands.

Dengan kolaborasi antara Kopi Kenangan, Karana Global, Rainforest Alliance, Akademisi, dan konsumen, kopi Kintamani kini punya peluang lebih besar untuk bertahan menghadapi tantangan zaman.

Dari kebun hingga menjadi secangkir kopi, bisa menjadi simbol harapan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Life

See More

Review INNISFREE Green Tea Ceramide Milk Essence, Lembap dalam 3 Detik

05 Des 2025, 15:07 WIBLife