Inovasi Pengobatan untuk Penyakit Gagal Ginjal Kronik Diabetes Tipe 2

Penyakit ginjal kronik (PGK) didefinisikan sebagai penururan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal secara bertahap dalam jangka waktu lama. Pasien PGK dan diabetes tipe 2 memiliki peningkatan risiko kematian akibat kejadian kardiovaskular 6 kali lebih tinggi dibandingkan mereka tanpa PGK ataupun diabetes tipe 2. 

Berdasarkan data IHME Global Burden of Disease tahun 2019, penyakit PGK masuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. 

Masyarakat dengan penyakit ginjal kronik (PGK) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk Indonesia dengan umur di atas 15 tahun. 

PGK sendiri merupakan kondisi hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Penyakit yang terjadi pada ginjal awalnya tidak bergejala, akibatnya banyak orang yang tidak mengetahui bahwa mereka mengalami gangguan ginjal. 

Maka dari itu, perlunya mendeteksi dini dengan melakukan medical checkup untuk mengetahui kondisi kesehatan kita. 

"Nah justru disuruh cek dini ini, karena tidak bergejala. Ya kan jadi kalau nggak periksa, nggak tau. Kalau nunggu gejala, kalau fungsi ginjalnya sudah masuk mendekati gagal ginjal. Sekitar kurang dari 30 atau kurang dari 20, itu baru bergejala, baru dirasakan pasien. Mulai ada bengkak, muntah, kadang-kadang gatal, toksin-toksin racun tinggi. Makannya, dianjurkan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan. Medical Check up," kata dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, di press conference, Senin (15/1/2024). 

Ia menambahkan "Jadi kalau sudah melakukan pemeriksaan, kalau sudah tahu, harus dimengerti bahwa penyakit ini belum ada bisa disembuhkan, dia akan berjalan terus. Nah, kita berusaha menghambatnya dan untuk menghambatnya itu ada beberapa langkah." 

Progresi penyakit ginjal kronik (PGK) pada pasien diabetes tipe 2 di dorong oleh efek gabungan dari faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi dan fibrosis. 

Terapi yang tersedia saat ini hanya menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik, sementara untuk inflamasi dan fibrosis saat ini belum ada pengobatan yang menargetkannya. 

Finerenone secara khusus dikembangkan untuk menargetkan MR untuk menunda kerudakan ginjal dan progresi penyakit ginjal kronis (PGK). 

Finerenone secara signifikan mengurangi tingkat albuminuria dan menurunkan 31% selama 4 bulan. Selain itu, Finerenone menurunkan risiko perkembangan PGK. 

Selama setahun terakhir, Finerenone telah direkomendasikan di beberapa pedoman klinis Internasional serta pernyataan ilmiah. 

"Finerenone dari Bayer merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risuko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan diabetes tipe 2," papar dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia. 

Saat ini Finerenone telah disebarluaskan di beberapa Rumah Sakit swasta dan baru diluncurkan pada Desember 2023. 

"Di swasta dan di goverment juga ada tapi tidak di BPJS. Karena kita baru meluncurkannya per Desember kemarin, dan ini masih awal Januari, dan kita lagi berprogress, jadi masih terus kita sebarkan ke seluruh rumah sakit di Indonesia," kata dr. Dewi Muliatin Santoso, di press conference, Senin (15/1/2023). 

Seperti yang diketahui, penyebab paling banyak nomor satu itu hipertensi. Maka pencegahan yang dapat Mama lakukan adalah melakukan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tersebut. 

"Pencegahannya, karena tadi paling banyak hipertensi, diabetes, ya kita lakukan gaya hidup untuk mencegah itu. Mulai dari diet yang seimbang, mencegah kelebihan berat badan, dan aktivitas fisik yang teratur," ucap dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH. 

Disisi lain, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD menambahkan, "Seperti yang saya katakan kalau pada pasien diabetes, gula harus diperbaiki, kemudian faktor-faktor risiko merusak yang lain." 

"Sebenarnya istilahnya makanan seimbang. Kalori asupan disesuaikan dengan berat badan. Normalnya tuh bisa dihitung namanya indeks masa tubuh (IMT). Jadi kalau kita masih normal, berarti nanti kalorinya normal. Kalau kita mulai gemuk, kurangi kalorinya. Ini kita sebut sebagai nutrisi dengan kandungan seimbang," tambah Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD. 

Nah itulah serangaian informas mengenai inovasi pengobatan untuk penyakit gagal ginjal kronik diabetes tipe 2. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Baca juga: 

• Inovasi Teknologi yang Dapat Membantu Sektor Kesehatan
• 7 Manfaat Belimbing Wuluh bagi Kesehatan
• Operasi yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan, Catat!