IWD 2022: Perempuan dengan Disabilitas Layak Dapat Pekerjaan

Perempuan dengan disabilitas tetap layak mendapatkan pekerjaan yang setara

9 Maret 2022

IWD 2022 Perempuan Disabilitas Layak Dapat Pekerjaan
Pexels/Artem Podrez

Pada setiap tanggal 8 Maret, seluruh dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day. Tahun 2022 ini #BreakTheBias jadi tema yang diangkat pada Hari Perempuan Internasional.

Tema ini diusung dengan harapan agar kaum perempuan dapat menunjukkan kepada dunia bahwa mereka layak untuk setara. Harapan dari tema ini juga berlaku bagi kaum perempuan dengan disabilitas.

Tanpa disadari, perempuan dengan disabilitas merupakan kelompok yang memiliki beban ganda. Sepanjang hidupnya, mereka menghadapi berbagai macam diskriminasi dan marjinalisasi yang terjadi karena jenis kelamin maupun kondisi disabilitas mereka.

Secara sistematis, akses mereka pada berbagai bidang kehidupan menjadi terbatas. Padahal, perempuan dengan disabilitas memiliki hak yang sama untuk mengakses layanan publik, mendapat pekerjaan, dan penghidupan yang layak, lho.

Akibat dari berbagai macam tantangan yang dihadapi, tak sedikit dari mereka mengalami susah mendapat pekerjaan, yang akhirnya membuat mereka merasakan kemiskinan dan sulit untuk hidup secara mandiri.

Lantas, upaya apa yang dapat membantu perempuan penyandang disabilitas untuk mendapatkan kesetaraan terutama dalam bidang pekerjaan? Kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya secara lebih detail. 

1. Partisipasi perempuan disabilitas dalam bursa kerja lebih sedikit dibanding laki-laki

1. Partisipasi perempuan disabilitas dalam bursa kerja lebih sedikit dibanding laki-laki
Freepik/freepik

Country Director International Labor Organization (ILO), Michiko Miyamoto menyambut baik fokus yang diangkat dalam acara ini. Menurutnya, perempuan dengan kaum disabilitas seringkali terlupakan.

Dari data yang ia paparkan, partisipasi perempuan penyandang disabilitas terhadap ketenagakerjaan di Indonesia sangat rendah dibandingkan laki-laki.

“Hanya 9 persen perempuan dengan disabilitas yang berpartisipasi dalam bursa kerja. Prosentase ini terbilang masih rendah dibandingkan laki-laki,” kata Michiko dalam sesi “Break The Limit: Opportunity for Women With Disabilities” pada webinar Katadata Women Leaders Forum 2022, Selasa (8/3/2022) kemarin.

2. Hambatan seringkali dihadapi oleh perempuan disabilitas

2. Hambatan seringkali dihadapi oleh perempuan disabilitas
Popmama.com/Juan Dwi Satya
Tangkapan layar saat webinar

Dalam sesi tersebut, Michiko menuturkan bahwa sampai saat ini para perempuan disabilitas masih menemukan tantangan atau hambatan.

Hambatan pertama yang ditemui adalah kendala psikologis yang disebabkan oleh prasangka kepada mereka, seperti perempuan disabilitas tidak usah bekerja, orang dengan disabilitas tidak produktif dan tidak memiliki keahlian.

“Ini konsep yang salah, dan menjadi salah satu hambatan. Hal ini bisa disingkirkan dengan adanya peningkatan kesadaran,” pungkasnya.

Hambatan kedua yang ditemui oleh mereka adalah terkait fisik. Artinya, masih ada banyak isu tentang infrastruktur yang kurang memadai bagi perempuan dengan disabilitas, seperti transportasi umum hingga fasilitas kantor yang kurang memadai.

Ia berpendapat bahwa hambatan tentang hal ini perlu diatasi oleh pemerintah dan juga sektor swasta.

Terakhir, hambatan yang ditemui oleh mereka adalah akses untuk mendapatkan pendidikan dan keahlian. Michiko mengatakan bahwa ini merupakan unsur yang penting untuk diatasi jika berbicara tentang peluang bekerja bagi perempuan dengan disabilitas.

3. Upaya yang bisa dilakukan untuk membantu perempuan dengan disabilitas

3. Upaya bisa dilakukan membantu perempuan disabilitas
Freepik/freepik

Agar dapat bergerak maju, perlu dilakukan sebuah upaya untuk membantu perempuan dengan disabilitas.

Menurut CEO Kerjabilitas, Rubby Emir, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan ini adalah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk berinteraksi dengan penyandang disabilitas, terlepas dari kesiapan yang ada.

“Karena kami menilai kalau menunggu siap, maka tidak akan ada aksi. Kami sangat menyarankan kepada pihak swasta untuk mencoba dulu. Kalau misalnya belum siap untuk menjadi karyawan full-time, coba dulu jadi karyawan magang,” tutur Rubby.

Menurut Rubby dengan adanya program pemagangan yang disediakan dari pihak swasta dapat memberikan kesempatan bagi para perempuan penyandang disabilitas untuk memiliki pengalaman berharga dalam dunia pekerjaan secara nyata yang dapat membantu meningkatkan portofolio dan cv mereka.

Selain itu, adanya program magang dari pihak swasta juga akan memudahkan mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Nah Ma, itulah rangkuman informasi tentang upaya membantu perempuan dengan disablitas dalam bidang pekerjaan.

Kesetaraan dalam bidang pekerjaan sangat penting bagi para perempuan dengan disabilitas. Tujuannya agar mereka bisa berkarya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan dapat hidup secara mandiri.

Baca juga:

The Latest