Peduli Kesehatan Anak, Termasuk Permainannya: Fun Play Without Gadget

Gadget bisa membantu dalam kemajuan kognitif, tapi gimana dengan perkembangan yang lainnya ya, Ma?

26 Maret 2018

Peduli Kesehatan Anak, Termasuk Permainan Fun Play Without Gadget
Unsplash/Alexander Dummer

Di zaman milenial ini, siapa sih yang tidak tahu gadget? Dalam KBBI daring disebutkan bahwa gadget adalah peranti elektronik atau mekanik dengan fungsi praktis.

Coba sebutkan gadget yang Mama atau Papa punya!

Smartphone, tablet, laptop. Apa lagi yang Mama punya untuk menunjang kegiatan sehari-hari?

Pertama, smartphone bukanlah sesuatu yang baru. Alat ini adalah transformasi dari telepon genggam yang dulunya hanya bisa untuk kirim pesan atau telepon. Mama pasti sudah tahu.

Tablet dan laptop juga transformasi dari komputer. Jadi, sebenarnya gadget merupakan transformasi dari alat elektronik yang sudah ada sebelumnya.

Tapi bukan itu yang akan kita bahas, Ma.

Pada era di mana teknologi merajalela seperti ini, pasti Mama atau Papa pernah melihat bayi berumur 1 sampai 2 tahun dengan lihainya memegang ponsel atau tablet. Benar gak?

Malahan orangtua dengan sengaja dan bangganya bilang, “Iya, anak saya masih umur dua tahun udah ngerti milih video di youtube.”

Tetapi, sebenarnya memberikan gadget untuk Si Kecil adalah hal yang benar atau salah ya, Ma? Berikut adalah informasi yang telah dikumpulkan Popmama.com, dibaca ya, Ma!

Gadget erat hubungannya dengan screen time

Gadget erat hubungan screen time
Pixabay/Firmbee

Yang namanya gadget sudah pasti erat kaitannya dengan screen atau layar. Karena hampir atau bahkan semua gadget yang kita punya pasti ada layarnya. Iya dong, Ma?

Nah, Mama harus tahu bahwa menatap layar itu ada waktunya, atau dikenal dengan istilah screen time.

Secara lebih luas, medlineplus.gov menjelaskan bahwa screen time adalah istilah yang digunakan untuk kegiatan yang dilakukan di depan layar seperti menonton televisi, bekerja dengan komputer, atau bermain video game. Screen time merupakan sebuah aktivitas menetap.

Artinya secara fisik Mama atau Si Kecil tidak aktif, karena ketika duduk menatap layar sangat sedikit energi yang digunakan.

Dalam keseharian, coba hitung berapa jam yang Mama dan Si Kecil habiskan untuk menatap layar? Satu jam? Dua jam? Tiga jam? Atau lebih dari itu?

Ingat, Ma! Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menatap layar dapat menyebabkan Mama dan Si Kecil merasakan kesulitan tidur di malam hari; meningkatkan risiko masalah perhatian, kecemasan, dan depresi; dan meningkatkan risiko terlalu banyak berat badan (obesitas).

Editors' Pick

Batasi screen time anak-anak

Batasi screen time anak-anak
Unsplash/Igor Starkov

Seperti yang disebutkan di awal, orangtua bahkan dengan sengaja memberikan gadget untuk anaknya. Kebanyakan dari mereka membiarkan anak menguasai secara penuh gadgetnya, tanpa ada pengawasan lebih lanjut.

Berdasarkan penelitian, Kaiser Family Foundation memperkirakan bahwa anak-anak menghabiskan tujuh setengah jam menatap layar.

Padahal, panduan terbaru dari American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan bahwa:

  • anak-anak di bawah 18 bulan harus menghindari layar, selain video-chatting,
  • anak-anak berusia 18 bulan hingga 2 tahun dapat menonton atau menggunakan program atau aplikasi berkualitas tinggi jika orang dewasa mengawasi atau bermain dengan mereka untuk membantu mereka memahami apa yang mereka lihat,
  • anak-anak berusia 2-5 tahun seharusnya tidak lebih dari satu jam sehari untuk melihat layar dengan pengawasan orang dewasa,
  • anak-anak berusia 6 tahun ke atas harus memiliki batas waktu yang konsisten untuk mereka habiskan di media elektronik dan jenis media yang mereka gunakan.

Tahap perkembangan

Tahap perkembangan
Unsplash/Jelleke Vanooteghem

Praditha Permatasari, S.Psi, M.Ed, seorang konsultan pendidikan dan tumbuh kembang anak mengatakan, “Sebenernya kalau untuk tahap perkembangannya itu justru tidak boleh, ya”

Pemberian gadget justru akan menghambat perkembangan Si Kecil, misalnya perkembangan sensori, perkembangan motorik, bahkan perkembangan bahasanya.

“Kalau dilihat dari segi tiga pembelajaran learning theory, bagian kognitif itu paling atas, jadi sekarang anak itu dirangsang, distimulus untuk perkembangan kognitifnya padahal perkembangan sensori dan perkembangan motorik itu belum dapet,” tambahnya yang ditemui di Spumante Restaurant pada Rabu. 17/03/18, dalam acara peluncuran e-commerce Juniordept.com.

Dengan pemberian gadget, memang benar, perkembangan kognitif Si Kecil akan terlihat maju pesat, Ma. Tetapi seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan, perkembangan tersebut akan terhenti sehingga orangtua harus mundur, yaitu melatih perkembangan sensorinya.

Tuh kan, Ma. Selama ini kita semua salah kaprah. Gadget faktanya malah menghambat perkembangan Si Kecil.

Cara mengalihkan atau mengurangi kecanduan gadget

Cara mengalihkan atau mengurangi kecanduan gadget
Unsplash/Kelly Sikkema

dr. Jiemi Ardian dalam twitternya mengatakan, “Weinber pernah menulis tentang keselamatan internet, dari 70.000 anak ditemukan bahwa rata-rata anak melakukan sexting mulai kelas 5 SD, konsumsi pornografi pada usia 8 tahun, dan kecanduan pronografi di usia 11 tahun.”

Mama dan Papa juga baru-baru ini membaca berita tentang anak menonton film porno di tempat umum, bukan? Betapa terkejutnya kita semua dengan kenyataan yang terjadi sekarang ini. Dengan gadget dan internet, anak dengan bebas bisa mengakses apa saja tanpa bimbingan orangtuanya.

Maka dari itu, ada baiknya sedari awal Mama dan Papa mengurangi penggunaan gadget untuk Si Kecil dan jangan biarkan mereka bermain gadget tanpa pengawasan orangtua.

Praditha Permatasari, S.Psi, M.Ed menyarankan hal pertama yang dilakukan oleh Mama dan Papa adalah melihat.

Kok cuma melihat? Maksudnya, sebagai orangtua, kita harus melihat dan lebih peka terhadap apa yang lebih disukai oleh Si Kecil. Kita juga harus tahu apa yang kurang dari perkembangannya. Sehingga dengan begitu kita bisa tahu bagaimana cara mengalihkan gadget dari tangan mereka.

Anak bisa diajak bermain tepung untuk melatih sensori indera perabanya. Atau jika di dalam keramaian Si Kecil malah menutup telinganya, Mama dan Papa bisa coba dengan memberikan mainan yang berbunyi.

Itu adalah dua contoh yang bisa kita lakukan sebagai orangtua.

Yuk, lebih peka terhadap Si Kecil, Ma, Pa! Agar kita bisa tahu bagaimana cara mengajak Si Kecil bermain sehat tanpa gadget.

The Latest