Normalkah Badan Gemetar Saat Emosi? Ini Penjelasan Medisnya!

Reaksi ini terjadi karena otak menganggap situasi penuh emosi sebagai ancaman. Hormon adrenalin bikin otot siap bergerak, jantung memompa lebih cepat, dan energi meluap ke seluruh tubuh.

Kalau energi itu nggak tersalurkan, misalnya Mama nggak bisa lari atau berteriak, tubuh akan melepaskannya lewat getaran alias gemetar.

Bayangin deh, tubuh Mama kayak mobil yang mesin gasnya diinjak pol tapi masih di parkiran. Mesin menyala kencang, tapi nggak ke mana-mana. Akhirnya, mobilnya (alias tubuh) jadi bergetar.

Mama bisa kenali sinyal tubuh dan menenangkan diri dengan cara sehat:

1. Tarik napas dalam-dalam

Hitung 4 detik saat menarik napas, tahan 4 detik, lalu buang pelan-pelan. Ulangi beberapa kali, hal ini bisa bantu turunkan hormon stres dan bikin tubuh lebih tenang.

2. Alihkan energi

Tubuh lagi penuh tenaga, jadi salurkan ke hal positif. Jalan kaki cepat, bersih-bersih, atau bahkan memeras handuk bisa bantu buang energi itu.

3. Tunda respons

Jangan langsung bicara atau kirim chat panjang saat marah. Hitung sampai 10, minum air, atau pergi ke ruangan lain sebentar. Memberi jarak bikin Mama bisa berpikir lebih jernih.

4. Sadari tanda-tandanya

Semakin sering Mama sadar tubuh mulai gemetar, itu artinya Mama sedang sangat emosi. Dengan menyadarinya, Mama akan lebih mudah mengendalikan diri. 

Meski gemetar saat emosi normal, ada saatnya Mama perlu lebih perhatian:

• Gemetar terus-menerus meski nggak sedang marah atau cemas

• Dibarengi gejala lain seperti pusing, jantung berdebar hebat, sesak napas, atau lemas ekstrem

• Rasa cemas atau amarah muncul tanpa sebab jelas dan mengganggu aktivitas

• Tubuh sulit dikendalikan atau gemetar nggak hilang meski sudah mencoba menenangkan diri

Nah, itu dia penjelasannya. Jadi, kalau badan gemetar pas marah, tenang saja, itu reaksi tubuh yang normal. Yang penting, kenali sinyalnya dan salurkan energi dengan cara sehat!