Di poin sebelumnya, Mama sudah tahu bahwa banyak sekali hal yang dapat menuntun kepada munculnya anosmia, termasuk flu. Namun untuk saat ini, masyarakat mulai khawatir karena hilangnya indra penciuman yang dialami bisa saja merupakan gejala Covid-19.
Akan tetapi, ada sejumlah perbedaan antara anosmia yang disebabkan oleh flu biasa dengan Covid-19. Apa sajakah itu? Simak informasinya di bagian berikut!
1. Muncul Secara Mendadak
Faktor pembeda pertama adalah terkait kemunculannya. Untuk anosmia yang disebabkan oleh virus Corona, kondisi tersebut umumnya datang secara tiba-tiba. Setelah 2–14 hari terinfeksi virus, Mama bisa mendadak tidak dapat mencium aroma tanpa ada gejala sebelumnya.
Lain halnya dengan anosmia akibat influenza yang muncul secara perlahan. Sebelum akhirnya kehilangan kemampuan membau/mengecap, Mama biasanya akan mengalami hidung tersumbat atau meler terlebih dahulu.
2. Anosmia Covid-19 Tidak Disertai Hidung Tersumbat
Apabila Mama terinfeksi virus Corona, anosmia dapat muncul tanpa perlu menunggu hidung tersumbat. Hal ini ada hubungannya dengan sistem saraf pusat para penderita Covid-19.
Carl Philpott menuturkan bahwa virus penyebab Covid-19 mampu memengaruhi kerja saraf pusat. Caranya, virus akan masuk ke otak lewat reseptor bau yang ada di hidung.
3. Gejala Dysgeusia pada Anosmia Covid-19
Sebuah penelitian dalam jurnal Rhinology melakukan pengujian indra penciuman dan pengecap pada 10 orang penderita Covid-19, 10 orang yang sakit flu, dan 10 orang sehat.
Hasil membuktikan bahwa mereka yang flu biasa tidak sampai mengalami kehilangan kemampuan mengecap. Bahkan hanya sedikit dari orang tersebut yang memiliki kondisi serupa.
Lain halnya dengan para pasien Covid-19. Anosmia yang diidap secara umum meliputi hilangnya kemampuan membau dan mengecap, terutama sulit untuk membedakan rasa pahit dan manis.
Hal ini bisa terjadi karena, seperti yang telah dijelaskan, virus Corona langsung menyerang saraf yang bertugas untuk mendeteksi bau dan rasa.