“Mata kering bukanlah sebuah kondisi ringan. Bagi sebagian pasien, mata kering justru bisa menjadi indikasi proses autoimun yang berlangsung diam-diam di dalam tubuh,” ujar dr. Niluh Archi, SpM (dr. Manda), Dokter Spesialis Mata Kering dan Lensa Kontak di JEC Eye Hospitals and Clinics saat acara ‘Dry Eye Awareness Month, Mata Kering: Alarm Autoimun? Kenali, Deteksi, dan Tangani Sejak Dini’ di RS Mata JEC @ Kedoya, pada Rabu (16/7/2025).
Perbedaan Mata Kering Biasa atau karena Autoimun, Ini Perbedaannya!

- Mata kering bisa menjadi tanda awal penyakit autoimun
- Autoimun menyerang kelenjar air mata dan menyebabkan peradangan pada permukaan mata
- Ciri mata kering biasa dan ciri mata kering akibat autoimun berbeda
Gejala mata kering yang kerap dianggap sepele ternyata dapat menjadi indikasi awal dari penyakit autoimun. Studi menemukan bahwa 10 hingga 95 persen pasien dengan gangguan sistem imun mengalami mata kering.
Di sisi lain, American Academy of Ophthalmology menyebut 10% pasien dengan penyakit mata kering mengalami Sindrom Sjögren (SS), yaitu jenis autoimun kronis yang menyerang kelenjar air mata dan menyebabkan peradangan pada permukaan mata.
Namun, dua pertiga dari kasus tersebut tidak terdiagnosis. Tanpa penanganan dini dan tepat, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti luka pada kornea, infeksi, bahkan gangguan penglihatan permanen.
Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut perbedaan mata kering biasa dan mata kering akibat autoimun.
Mengapa Autoimun Berkaitan dengan Mata Kering?

Autoimun adalah kondisi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan sehat.
Jika hal ini mengenai kelenjar eksokrin seperti kelenjar air mata, maka bisa muncul peradangan berkepanjangan dan menurunnya produksi air mata, yang kemudian memicu kondisi mata kering.
Salah satu contoh paling sering ditemui adalah Sindrom Sjögren, yaitu saat sistem imun menyerang kelenjar yang memproduksi air mata dan air liur, sehingga penderitanya dapat mengalami mata dan mulut kering secara bersamaan.
Selain itu, beberapa penyakit autoimun lain seperti lupus, rheumatoid arthritis (RA), dan scleroderma juga bisa menjadi penyebab mata kering. Keempat kondisi tersebut dapat menimbulkan peradangan menyeluruh yang turut memengaruhi permukaan mata.
Ciri Mata Kering Biasa dan Mata Kering akibat Autoimun

Ciri mata kering biasa, antara lain:
- Penyebabnya karena lingkungan (AC, gadget, polusi), penuaan, obat-obatan, hormonal (menopause).
- Umumnya dialami seseorang berusia di atas 50 tahun, khususnya perempuan.
- Gejalanya mata terasa kering, perih, berpasir, dan sensitif terhadap cahaya.
- Umumnya tidak ada keluhan sistemik.
- Cara mengatasinya cukup dengan air mata buatan dan perubahan gaya hidup.
- Biasanya tidak ada riwayat autoimun.
Ciri mata kering dengan autoimun, antara lain:
- Penyebabnya karena adanya gangguan sistem imun menyerang kelenjar air mata, seperti Sjögren’s Syndrome, Lupus, RA.
- Lebih sering dialami oleh perempuan usia produktif, seperti 20-40 tahun.
- Gejalanya sama dengan mata kering biasa, tetapi sering lebih berat, kronis, dan tidak membaik dengan air mata buatan biasa.
- Ada gejala sistemik, seperti mulut kering, nyeri sendi, kelelahan, ruam kulit, bengkak sendi.
- Untuk mengobatinya, perlu terapi tambahan seperti imunosupresif, steroid topikal, sistemik
- Sering ada riwayat autoimun pribadi/keluarga.
Kapan Harus Curiga Mata Kering akibat Autoimun?

Di Indonesia, prevalensi mata kering sendiri mencapai 27,5% hingga 30,6%, Hal ini menjadikannya salah satu kondisi mata yang paling umum, namun seringkali luput dari deteksi medis.
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat serta kurangnya informasi menjadi penyebab utama banyak pasien tidak menyadari bahwa keluhan mereka menjadi pertanda dari gangguan autoimun yang lebih serius.
Itu sebabnya, penting bagi kita untuk menyadari kapan harus curiga mata kering yang dialami ternyata merujuk pada autoimun, berikut tandanya yang mudah diketahui:
- Keluhan disertai mulut/lidah kering.
- Perempuan berusia paruh baya .
- Keluhan dialami secara berulang.
“Dry eye terkadang bukan hanya sekadar ketidaknyamanan biasa. Hal ini bisa menjadi jendela menuju diagnosis autoimun. Bila mengalami gejala ini berulang segeralah periksa ke dokter sedini mungkin,” jelas DR. Dr. Laurentius Aswin Pramono, M.Epid, SpPD-KEMD, Dokter Penyakit Dalam, JEC Eye Hospitals and Clinics.
Itu dia perbedaan mata kering biasa dan mata kering akibat autoimun. Semoga sekarang bisa lebih waspada, ya.