Vegan merupakan pola makan dimana seseorang mengonsumsi makanan berbahan dasar nabati, misalnya sayur-sayuran, gandum, kacang dan buah-buahan. Pola makan vegan sudah mulai banyak diterapkan masyarakat Indonesia, untuk membuat kondisi tubuh lebih sehat.
Buat kamu si vegan, sekarang di Indonesia sudah banyak sekali pilihan restoran-restoran vegan, apalagi di Jakarta. Berikut Popmama.com berikan 6 rekomendasi restoran vegan di Jakarta.
Untuk kamu yang tertarik makan di kawasan Gunawarman, Senopati, Bluezone Center bisa jadi pilihan untuk menyantap makanan vegan. Restoran yang satu ini sangat membantu pelanggannya karena daftar menunya sudah diberi kode penjelasan dari mulai vegan, vegetarian, mengandung susu sapi, makanan pedas, dan kacang-kacangan.
Pilihan menu vegannya pun berbagai macam, ada katsu salad, tempe avocado salad, vegan rendang, sampai dengan vegan soto Betawi dan vegan nasi Hainan. Untuk yang segar-segar, kamu bisa cobain fruit smoothies, acai bowl. Sementara, untuk minumnya tersedia aneka teh herbal dan kombucha.
Harga: Rp 23.000 - 200.000
Rekomendasi restoran vegetarian di Jakarta yang lainnya adalah Burgreens Eatery. Restoran yang satu ini terkenal enak dan menarik, apalagi untuk kamu yang lagi diet, dijamin diet kamu akan terjaga. Pilihan makanannya juga lengkap mulai dari makanan appetizer, main course, dessert hingga snacks, semuanya plant-based.
Di Burgreen ada juga menu-menu yang mirip daging, tapi sebetulnya terbuat dari 100% bahan nabati, sehingga lebih sehat dan mengurangi lemak jenuh. Menu favoritnya ada vegan hotdog, roll beefless, mighty mushroom burger, beefless hamburg steak, beefless burrito, dan vegan gyoza. Tenang, kuliner Indonesia juga ada, seperti vegan rendang, karedok, sate ayam, sate maranggi, yamien, hingga bakso.
Harga: Rp 60.000 - 120.000
Kalau restoran yang satu ini, adanya di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Dharma Kitchen menyediakan berbagai makanan Indonesia, Asian dan Western, bergaya restoran keluarga.
Menu yang bisa kamu coba di sini ada sate, ayam kremes, bebek panggang, chicken salad, hingga aglio olio. Untuk minumannya kamu bisa coba almond milk, teh tarik almond, lemon mint, dan jeruk mint. Semuanya vegan, lho!
Harga: Rp 29.500 - 192.000
Mau banget bisa makan masakan padang? Loka Padang, jawabannya. Restoran Padang yang satu ini tentunya berbahan plant-based. Lokasinya saat ini yang berada di daerah Cilandak juga didesain secara estetik sehingga menarik perhatian banyak anak muda.
Menu di Loka Padang seperti tempat makan pada umumnya, namun tanpa daging.Namun ada menu-menu menarik seperti gulai jamur champignon, rendang kentang, dendeng jamur balado, serundeng kentang, dan terong balado. Lauk nabati lainnya seperti daun ubi tumbuk, bakwan jagung, perkedel kentang, tempe orek, tahu bakar, hingga sate Padang vegan.
Harga: Rp 36.250 - 90.000
Inovasi untuk makan-makanan plant-based semakin banyak. Di Mad Grass Collaborative Space, terdapat banyak tenant yang menjual banyak makanan vegan. Terdapat berbagai makanan seperti plant-based burger, susu almond yang dairy-free, bakmi, sampai karaage rice bowl.
Di Mad Grass Cipete, Jakarta Selatan, kamu bisa makan enak tanpa membuat kantong kering. Terdapat beberapa tenant seperti 100 Wraps, Baona Party, Cincau Cuan, Green Inc, iVegan Pizza, Kinkitusya, Kyuri, Mad For Coffee, Nutsy Bowl, Orvia, Plantelicious, Prana On dan Sematjam. Kamu juga tidak akan bosan karena terdapat untuk nongkrong/communal area yang bisa buat kumpul-kumpul.
Harga: Rp 22.000 - 180.000
Restoran yang ini berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan. Meskipun bukan resto yang khusus menyajikan menu plant-based, tapi menu-menunya vegan friendly, lho. Interiornya yang luas dan nyaman, serta nuansa berwarna putih hitamnya memberi kesan yang modern. Cocok banget juga untuk kamu yang hobi brunch.
Pilihan makanan di Seed memiliki berbagai variasi yang cocok untul lidah orang Indonesia. Untuk menu sehat vegan ada green hummus, quinoa fried rice, vegan pancake, dan carrot cake.
Harga Rp 24.200 - Rp 72.600
Itulah, 6 rekomendasi restoran vegan di Jakarta. Kamu mau coba ke restoran yang mana dulu, nih?