Apa Bedanya Pandemi, Epidemi, dan Endemi?

Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk merubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi

2 Maret 2022

Apa Beda Pandemi, Epidemi, Endemi
Unsplash/Gabiontheroad

Presiden Joko Widodo baru saja memberikan arahan untuk merubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Arahan tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (1/3/2022). 

“Kami mendapatkan arahan dari Bapak Presiden tadi atas masukan Bapak Menko mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi, kami sudah siapkan protokolnya,” ujar Budi. 

Perubahan status pandemi ke endemi telah dilakukan oleh sejumlah negara, seperti Inggris, Denmark, dan Singapura. Negara-negara tersebut mulai melonggarkan status pandemi sebagai masa adaptasi sebelum diubah seutuhnya menjadi status endemi. 

Lantas, apa perbedaan pandemi dan endemi? Simak informasinya yang dirangkum Popmama.com di bawah ini mengenai perbedaan antara pandemi, endemi, dan epidemi. 

1. Perbedaan pandemi, endemi, dan epidemi

1. Perbedaan pandemi, endemi, epidemi
Unsplash/Noahmatteo

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu diketahui bahwa pandemi, epidemi, dan endemi merupakan istilah yang merujuk pada pola suatu penyakit. Pandemi adalah wabah yang menjangkit sebuah wilayah dalam geografis yang luas. 

Sementara itu, epidemi adalah penyakit menular yang menjangkit secara cepat di suatu daerah yang luas hingga menimbulkan banyak korban. Artinya, skala pandemi lebih besar dibanding epidemi. 

Sementara itu, endemi adalah penyakit yang menjangkit suatu daerah atau suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan kondisi yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di suatu populasi atau daerah tertentu. Contoh endemi adalah malaria dan demam berdarah. 

Editors' Pick

2. Tingkat keparahan pandemi, endemi, dan epidemi

2. Tingkat keparahan pandemi, endemi, epidemi
Unsplash/Manueljota

Karakteristik pandemi ialah wabah penyakit yang terjadi secara internasional dan tidak dapat dikendalikan. Pandemi bisa menyebar dari satu negara ke negara lain dan berdampak pada kehidupan orang di seluruh dunia. 

Sedangkan karakteristik epidemi jauh lebih kecil dibanding pandemi. Epidemi terjadi saat suatu penyakit menular secara cepat ke banyak orang, sehingga penyebarannya sulit dihambat. Epidemi menduduki tingkat keparahan kedua setelah pandemi. 

Di sisi lain, karakteristik endemi relatif kecil tetapi luar biasa. Saat terjadi endemi, peningkatan jumlah kasus sangat signifikan tetapi masih terbatas di wilayah tertentu saja. Keparahan penyakit saat endemi bisa diamati berdasarkan populasi, lingkungan, maupun wilayah. 

3. Pengaruh pandemi, epidemi, dan endemi

3. Pengaruh pandemi, epidemi, endemi
Unsplash/Gabiontheroad

Pandemi akan memengaruhi kehidupan orang-orang di seluruh dunia dalam jumlah besar. Seperti disinggung sebelumnya, status pandemi akan diberikan apabila suatu penyakit telah menyebar secara global dan sulit dikontrol. 

Lalu, epidemi akan menunjukkan penularan terjadi dengan cepat sehingga sulit dihambat. Namun, pengaruhnya belum semasif pandemi. Penyakit akan menyebar ke wilayah yang lebih luas, tetapi tidak berdampak pada kehidupan orang-orang secara global. 

Sementara itu, saat terjadi endemi, peningkatan status akan terjadi secara signifikan tetapi terbatas pada satu wilayah tertentu saja. Artinya, penyakit tersebut hanya memengaruhi populasi, lingkungan, dan wilayah tertentu saja. 

4. Apakah Indonesia bisa berganti status menjadi endemi?

4. Apakah Indonesia bisa berganti status menjadi endemi
Unsplash/Gabiontheroad

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan pandemi Covid-19 berubah menjadi endemi di tahun 2022. Namun, setiap negara yang ingin merubah status pandemi menjadi endemi harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu. 

WHO juga memperkirakan pandemi Covid-19 bisa berakhir apabila cakupan vaksinasi telah mencapai 70 persen dalam skala global. 

“Yang perlu kita lakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita sehingga tidak ada yang harus mati. Itulah akhir dari keadaan darurat dalam pandangan saya. Itulah akhir dari pandemi,” ungkap Direktur Darurat WHO, Michael Ryan dikutip dari CNBC Internasional. 

Semoga pandemi ini segera membaik dan berakhir, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal. 

Baca juga: 

The Latest