“Jendela-jendela ditutup karena sedang dalam renovasi, (beberapa orang) tidak tahu ada kebakaran dan harus diberitahu untuk mengungsi melalui panggilan telepon oleh tetangga,” kata Yuen.
2 WNI Tewas dalam Kebakaran Apartemen di Hongkong, Apa Penyebabnya?

- Api pertama kali muncul pada hari Rabu (26/11/2025), sekitar pukul 14.51 waktu setempat dan diduga faktor kebakaran terjadi karena jendela di beberapa apartemen ditutup menggunakan lembaran papan polistirena dan perancah bambu.
- Kepolisian Hongkong menahan tiga orang laki-laki yang diyakini bertanggung jawab atas kebakaran maut ini dengan tuduhan “kelalaian berat”.
- Banyak korban jiwa dan hilang, termasuk dua WNI yang tewas dan dua lainnya terluka.
Satu insiden kebakaran hebat telah mengguncang hebat kawasan kompleks gedung apartemen di Wang Fuk Court, Tai Po, Hongkong pada Rabu (26/11/2025). Api yang muncul dengan cepat dinyatakan sebagai level empat dalam 40 menit. Dalam waktu sekitar 3,5 jam berikutnya, statusnya meningkat ke tingkat darurat tertinggi, yaitu level lima.
Akibatnya, banyak warga setempat yang menjadi korban, hingga ada puluhan jiwa yang ikut melayang karena peristiwa ini. Bukan hanya warga setempat yang menjadi korban, melainkan ada WNI yang ikut terjebak dan meninggal dunia.
Siapa sebenarnya WNI itu? Dan apa yang menjadi penyebab kebakaran ini bisa mencapai level tertinggi? Lebih lengkapnya, Popmama.com telah merangkum informasi seputar 2 WNI tewas dalam kebakaran apartemen di Hongkong.
Simak infonya berikut ini, yuk!
1. Kronologi awal terjadinya kebakaran

Mulanya, kebakaran besar melanda Wang Fuk Court, sebuah kompleks gedung apartemen luas yang terletak di distrik Tai Po, Hongkong utara, tidak jauh dari kota Shenzhen di daratan China.
Kompleks hunian tersebut sangat padat, terdiri dari delapan menara yang masing-masing mencapai 31 lantai, dengan total 1.984 apartemen yang dihuni oleh sekitar 4.600 penduduk (berdasarkan data sensus 2021).
Api pertama kali muncul pada hari Rabu (26/11/2025), sekitar pukul 14.51 waktu setempat. Kobaran api dengan cepat membesar dan menghasilkan asap hitam pekat. Untuk meningkatkan upaya penanggulangan, Departemen Pemadam Kebakaran segera menaikkan tingkat siaga darurat.
Level siaga dinaikkan ke tingkat No. 4 pada pukul 15.34, dan kemudian dinaikkan lagi ke tingkat tertinggi pada pukul 18.22 karena api terus meluas, membahayakan penghuni.
Polisi mengonfirmasi bahwa masih ada sejumlah orang yang terperangkap di dalam gedung, dan tim penyelamat serta pemadam kebakaran terus mencari ratusan penduduk yang belum ditemukan.
Saat insiden terjadi, blok perumahan yang didirikan pada tahun 1983 itu sedang menjalani renovasi. Bagian luar gedung tertutup oleh perancah bambu dan jaring konstruksi.
2. Penyebab terjadinya kebakaran di apartemen Hongkong

Dalam operasi penyelamatan, Direktur Pemadam Kebakaran, Andy Yeung, menemukan bahwa jendela di beberapa apartemen ditutup menggunakan lembaran papan polistirena. Polistirena sendiri merupakan bahan termoplastik yang sangat mudah terbakar dan hanya membutuhkan suhu 210 derajat untuk meleleh.
Penemuan ini terjadi di tengah proyek renovasi skala besar pada gedung-gedung tersebut. Kemudian, otoritas perumahan kota melakukan penyelidikan untuk memastikan lapisan pelindung yang digunakan selama pengerjaan memiliki standar ketahanan api.
Selain polistirena, aparat juga menyoroti penggunaan perancah bambu, material umum di Hong Kong yang biasa menutupi bangunan ketika sedang melakukan konstruksi.
Aparat menduga material ini berperan penting dalam memicu dan memperparah bencana karena api diketahui mulai menyala dari perancah bambu tersebut.
Menurut laporan dari jurnalis AFP, ada suara retakan keras dari bambu yang dilahap api, disusul dengan asap tebal dan serpihan abu yang melambung tinggi ke langit.
3. Penghuni apartemen banyak yang sudah lansia

Diketahui dalam apartemen tersebut, banyak penghuni yang sudah lanjut usia. Hal ini dikatakan langsung oleh warga setempat dengan marga Yuen (65).
Sudah lebih dari empat puluh tahun ia tinggal di kompleks tersebut. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyak tetangganya yang sudah lanjut usia dan kemungkinan besar kesulitan untuk bergerak atau menyelamatkan diri.
Keprihatinannya bukan soal korban jiwa dan kerugian material saja, tetapi karena ada juga pemadam kebakaran yang tewas dalam insiden tersebut.
“Saya sangat terpukul, ada kerugian materi dan korban jiwa, bahkan seorang petugas pemadam kebakaran juga meninggal,” sambungnya.
Petugas pemadam kebakaran tersebut bernama Ho Wai-ho. Petugas yang berusia 37 tahun itu sudah bertugas di Stasiun Pemadam Kebakaran Sha Tin selama sembilan tahun.
Dinas pemadam kebakaran melaporkan bahwa mereka kehilangan kontak dengannya pada hari Rabu pukul 15.30 waktu setempat.
Pada akhirnya, ia itu ditemukan tak sadarkan diri sekitar setengah jam kemudian. Meskipun sudah segera dibawa ke rumah sakit, ia dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah itu.
4. Polisi menangkap tiga orang yang bertanggung jawab atas insiden ini

Pada Kamis pagi, kepolisian Hongkong menahan tiga orang laki-laki yang diyakini bertanggung jawab atas kebakaran maut ini dengan tuduhan “kelalaian berat”. Ketiga tersangka, berusia antara 52 dan 68 tahun, diidentifikasi sebagai dua direktur perusahaan konstruksi dan satu konsultan teknik.
Dalam penyelidikan di beberapa tempat terpisah, petugas menyita sejumlah dokumen yang terkait dengan insiden tersebut. Pihak berwenang menyoroti adanya dugaan material yang mudah terbakar di lokasi, termasuk jaring dan material pelindung non-tahan api di bagian luar gedung, serta styrofoam yang menutupi jendela.
Seorang juru bicara polisi menyatakan bahwa penyelidikan kini berfokus pada potensi tindakan atau kelalaian para pejabat tinggi perusahaan. Meskipun penyebab pasti kebakaran masih diselidiki, polisi menduga kelalaian signifikan dari pihak yang bertanggung jawab atas kejadian itu.
“Kami memiliki alasan untuk meyakini bahwa mereka yang bertanggung jawab di perusahaan tersebut sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan menyebabkan api menyebar tak terkendali, yang mengakibatkan banyak korban jiwa,” ucapnya.
5. Banyak yang tewas dan hilang

Insiden kebakaran ini mengakibatkan jatuhnya 44 korban jiwa, dan menyisakan ratusan orang yang belum diketahui keberadaannya, mengingat skala kompleks perumahan subsidi pemerintah tersebut yang mencakup hampir 2.000 unit.
Pada Kamis siang (27/11/2025), jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 55 orang, dengan lebih dari 280 orang dilaporkan hilang. Pejabat setempat mengonfirmasi bahwa 51 korban meninggal di tempat kejadian, sedangkan 4 korban sisanya menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.
Selain itu, informasi sementara ada 76 orang korban tengah dirawat, termasuk 15 orang dalam kondisi kritis dan 28 orang dalam kondisi serius.
6. Ada WNI yang juga menjadi korban kebakaran

Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Kamis (27/11/2025), kebakaran di kompleks apartemen Hongkong mengakibatkan dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor domestik meninggal dunia dan dua lainnya terluka.
Merespons kejadian ini, KJRI Hongkong mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi intensif bersama Hongkong Police Force (HKPF) dan otoritas terkait untuk memantau situasi.
“Dari hasil koordinasi intensif KJRI Hong Kong dengan Hong Kong Police Force (HKPF), diperoleh informasi hingga saat ini, dua orang WNI dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka,” jelas Kemlu RI pada Kamis (27/11/2025).
Dalam upaya memberikan pendampingan lanjutan, KJRI menyediakan tempat singgah sementara dan bantuan logistik.
KJRI juga telah menghubungi keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa, memberikan informasi yang jelas, dan menginformasikan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan agen ketenagakerjaan dan otoritas untuk mempercepat pengurusan repatriasi jenazah serta penyelesaian hak-hak yang menjadi milik korban.
Itulah informasi seputar 2 WNI tewas dalam kebakaran apartemen di Hongkong. Turut berduka cita kepada semua korban yang mengalami kejadian mengenaskan ini.



















