Apa Bedanya Silent Treatment dengan Cooling Off? Ini Penjelasannya!

- Silent treatment adalah sikap mendiamkan pasangan secara sengaja sebagai bentuk hukuman atau kontrol.
- Cooling off adalah jeda singkat untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan pembicaraan.
- Bedanya, cooling off disertai penjelasan alasan jeda, sedangkan silent treatment dilakukan dengan mengabaikan sepenuhnya untuk menghukum atau menguasai pasangan.
Konflik dalam sebuah hubungan, apalagi pernikahan, memang tidak bisa terhindarkan. Setiap orang pun memiliki cara tersendiri ketika menghadapi konflik dalam hubungannya, salah satunya seperti cooling off.
Selama ini, tidak sedikit orang yang menganggap kalau cooling off sama dengan silent treatment. Padahal, keduanya memiliki arti dan tujuan yang berbeda. Lantas, apa bedanya silent treatment dengan cooling off?
Lebih lengkapnya, Popmama.com telah merangkum penjelasan perbedaan silent treatment dengan cooling off yang disampaikan Dokter Spesialis Psikiatri, dr. Santi Yuliani, M.Sc.,Sp.KJ.
Pastikan kamu membaca artikel ini sampai benar-benar tuntas, ya!
Perbedaan Silent Treatment dan Cooling Off
Apa Itu Silent Treatment?

dr. Santi menjelaskan, silent treatment merupakan bentuk komunikasi pasif-agresif di mana seseorang dengan sengaja mengabaikan atau mendiamkan orang lain sebagai bentuk hukuman, manipulasi, atau cara menghindari konflik.
Seseorang yang melakukan silent treatment dapat terlihat ketika dia tidak menjawab pertanyaan atau menghindari percakapan. Alhasil, sebenarnya silent treatment tidak selalu dilakukan dengan sekadar mendiamkan seseorang saja.
"Jadi, silent treatment itu tidak selalu bentuknya adalah langsung mendiamkan, tidak diajak bicara, pasang muka jutek. Ada di tempat yang sama, berada dalam situasi yang sama, tetapi apa yang ditawarkan atau dibicarakan tidak direspons, tapi dia bisa merespons orang lain," jelas Santi dalam video yang diunggah di Instagram.
Selain itu, silent treatment juga dapat dilakukan dengan mengabaikan kehadiran orang, baik secara langsung tatap muka, maupun melalui pesan. Umumnya, silent treatment bisa berlangsung dalam beberapa jam, hari, atau bahkan dalam waktu yang lebih lama.
Korban yang menerima perlakuan silent treatment akan merasa dirinya ditolak atau tidak dihargai, kebingungan dan self-blame, mengalami stres emosional yang memicu kecemasan, hingga rusaknya harga diri dan rasa aman dalam hubungan.
Apa Itu Cooling Off?

Di sisi lain, Santi menjelaskan kalau cooling off adalah tindakan mengambil waktu jeda sejenak untuk menenangkan diri sebelum menyelesaikan konflik. Ini dapat berlangsung sebentar, yakni beberapa menit hingga jam, dan bukan berhari-hari tanpa kejelasan.
dr. Santi menjelaskan, cooling off dapat dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghindari ledakan emosi dan menjaga hubungan tetap sehat. Setelah cooling off, komunikasi dapat dilakukan kembali untuk menyelesaikan suatu masalah.
"Cooling off ini tujuannya baik, untuk menghindari ledakan emosi dan menjaga hubungan tetap sehat. Jadi, kalau cooling off itu jelas tujuannya, mengambil jeda supaya tidak semakin buruk. Bukan menghukum," paparnya.
Apa Bedanya Silent Treatment dan Cooling Off?

Selama ini, tidak sedikit orang yang masih menganggap kalau silent treatment dan cooling off adalah sama. Nyatanya, kedua hal tersebut sangat berbeda lho, Ma.
dr. Santi menjelaskan, cooling off dilakukan tidak bertujuan untuk mengabaikan atau menghukum, tetapi untuk mencegah konflik yang lebih buruk. Sementara itu, silent treatment sering digunakan sebagai strategi untuk mendapatkan kontrol atau membuat orang lain merasa bersalah.
"Orang yang mengambil jeda biasanya mengatakan, 'Aku butuh waktu sebentar untuk menenangkan diri sebelum kita lanjut bicara'," kata Santi mencontohkan orang yang melakukan cooling off.
Selain itu, cooling off tidak dilakukan dengan mengabaikan sepenuhnya, tetapi memberi tahu alasan jeda. Itu tidak seperti silent treatment yang secara sengaja tidak merespons atau mengabaikan orang lain sebagai bentuk hukuman, penarikan diri, atau cara untuk mendapatkan kekuasaan dalam hubungan.
Lebih lanjut, dr. Santi juga menjelaskan bahwa ketika cooling off usai, ada usaha yang dilakukan untuk mendengarkan satu sama lain dengan lebih baik. Hal ini tentu dapat membantu mengurangi kesalahpahaman.
"Jika dilakukan dengan sehat, cooling off bisa menjadi strategi yang efektif dalam menjaga hubungan tetap kondusif, terutama saat menghadapi konflik emosional," pungkas Santi.
Jadi, itulah rangkuman singkat tentang perbedaan silent treatment dengan cooling off. Semoga informasi kali ini bisa menambah wawasanmu dan pasangan, ya.






-OweZbBBgfObkAWfjfqjNR0plZf87E7Hi.jpg)












