Setelah 17 Tahun, Dee Lestari Rilis Lagu Baru tentang Logika dan Hati

Nama Dee Lestari mulai dikenal luas di kancah musik Indonesia sejak bergabung dengan duo Rida Sita Dewi pada pertengahan 1990-an. Periode 1995 hingga 2003 menjadi masa emas pembentukan identitas musikalnya.

Setelah berpisah dari duo tersebut, Dee melanjutkan perjalanan solo dan merilis album Out of Shell yang membuktikan kemampuannya sebagai singer-songwriter yang mumpuni. Momen paling fenomenal dalam kariernya datang melalui proyek Rectoverso pada 2007.

Lagu 'Malaikat Juga Tahu' dari proyek tersebut bahkan menjadi salah satu karya legendaris yang terus dinyanyikan berbagai generasi penyanyi. Pasca kesuksesan itu, Dee lebih memilih berada di balik layar, menciptakan hits untuk nama-nama besar seperti Raisa, Ariel Noah, Marcell, Andien, dan Titi DJ.

Namun kini, setelah 17 tahun, ia memutuskan untuk kembali berdiri di garis depan sebagai penyanyi.

Tahun 2024 menjadi periode yang sangat berat bagi Dee Lestari. Kepergian sang papa meninggalkan luka yang dalam dan kehampaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Di tengah kesepian, Dee menemukan cara unik untuk menghibur diri dengan karaoke yang sederhana menggunakan laptop dan speaker di rumahnya, lalu mulai bernyanyi sendirian. Sesuatu yang ajaib terjadi, hatinya yang terluka perlahan mulai terasa hidup kembali.

Ritual bernyanyi hampir setiap malam selama berminggu-minggu itu bukan hanya membantu Dee melewati masa berkabung, tetapi juga membangunkan kembali cinta lamanya terhadap musik. Proses penyembuhan ini menggerakkan tekadnya untuk berkarya kembali dalam bentuk album musik.

Lagu terbaru Dee mengangkat tema universal yang selalu relevan: pergulatan antara logika dan perasaan dalam urusan cinta. Liriknya berbicara tentang bagaimana akal sehat berusaha keras melindungi hati dari kemungkinan luka dengan memberikan sejuta alasan rasional.

Namun pada kenyataannya, jatuh cinta adalah peristiwa yang tak bisa dikendalikan datang tanpa permisi, tanpa memandang waktu yang tepat, dan tanpa ruang untuk menghindar.

Secara musikal, '(Jangan) Jatuh Cinta' dikemas dengan sangat apik. Aransemen Rendy Pandugo menghadirkan nuansa hangat melalui lapisan-lapisan gitar yang kaya, sementara arahan vokal dari Teddy Adhitya memastikan setiap nada tersampaikan dengan sempurna.

Harmoni vokal yang memukau menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan pengalaman mendengar yang tidak hanya memanjakan telinga, tetapi juga menyentuh relung hati terdalam. Lagu ini telah mendapat respons positif saat diperdengarkan dalam showcase "Bocor Tipis" di Jakarta dan Yogyakarta, dan kini tersedia di berbagai platform streaming sejak 16 Desember 2025 sebagai hadiah penutup tahun yang istimewa bagi penikmat musik Indonesia.

Nah, itulah penjelasan terkait Dee Lestari kembali rilis lagu setelah 17 tahun yang mengisahkan logika dan hati.